Nathalie
"Woi! Jangan kabur lo!"
Aku menengok dan melihat Erin sedang berlari ke arahku.
Spontan, aku langsung berlari kabur dari maut. Jujur saja, siapa yang tidak kabur kalau melihat sesosok satwa liar yang buas sedang menerjang ke arahmu.Aku baru berlari selama beberapa detik sampai tiba-tiba ada seseorang yang menarik tanganku.
"Berani kabur ya lo! Lo hampir aja membuat orang-orang sedih karena kematian gua! Klo lo emang mau bunuh gua, setidaknya dengan cara yang lebih keren, biar mati gua juga keren! Bukan mati konyol karena nungguin orang yang janjinya mau traktir gua makan!"
Aduh, aku harus segera membuat ocehannya berhenti sebelum telingaku mulai mengeluarkan darah!"Iya, sori, gue tadi kelupaan gara-gara panggilan alam yang mendesak. Lo kemana aja? udah makan belum? Mau gua traktir sekarang?"
"Telat lo! Gue udah kenyang makan pecel lelenya Ibu warteg yang paling the best! Tinggal lo bayar aja nanti."
"Jadi dari tadi lo ada di warteg?! Tega ya lo bikin gue khawatir sementara lo lagi makan enak-enak! Lagian lo ngga seharusnya bolos pelajaran cuma gara-gara laper!"
Ugh! Aku sudah dari tadi mencarinya, aku juga benar-benar khawatir, tapi ternyata dia sedang makan pecel lele di warteg! Memang sih, makanan di warteg itu the best banget! Erin juga selalu makan di warteg itu, sampai-sampai dia jadi dekat dengan si Ibu warteg. Tapi seharusnya, dia tidak bolos pelajaran hanya karena perut keroncongan (walaupun dia memang sering bolos untuk hal-hal tidak penting lainnya)."Denger ya beb, klo gue laper gue ngga bisa konsen. Klo gue ngga konsen, gue ngga ngerti apa-apa. Klo gue ngga ngerti apa-apa, nilai gue dapet jelek. Klo nilai gue dapet jelek, gue bisa ngga lulus sekolah, apalagi kita udah SMA, nilai udah harus bagus mulai dari sekarang. Nah, klo gue ngga lulus sekolah, bisa-bisa gue ngga dapet kerjaan. Klo ngga dapet kerja, bisa-bisa gua jadi gelandangan dengan masa depan yang suram. Lo mau bebeb lo ini jadi gelandangan?!"
"Sejak kapan lo bebeb gue? Lagian lo ngga usah lebay, justru karena lo bolos pelajaran lo bakal jadi gelandangan!"
"Setidaknya gue sekarang kenyang! kalo gue ikut pelajaran tapi laper, terus ujung-ujungnya jadi gelandangan juga, mending gue ngga ikut pelajaran tapi kenyang! Toh, kalo emang gue jadi gelandangan, setidaknya gue udah menikmati masa-masa sekarang ini, dengan cara memuaskan keinginan gue."
Sebaiknya aku menghentikan perdebatan ini. Percuma juga aku ngomong panjang lebar, kalau ujung-ujungnya dia tidak mendengarkanku."Terserah lo deh! Mending lo masuk ke kelas sekarang. Kan lo udah kasih makan perut lo, sekarang giliran otak lo yang dikasih makan."
"Kalo udah kenyang begini, biasanya gue tidur. Lagian ya, bentar lagi pelajarannya selesai, percuma gue masuk, bukannya belajar malah kena omel. Daripada gue masuk terus kena omel, mending gue ngga usah masuk sekalian."
Memang dasar malas! Dia lebih memilih untuk jadi bodoh daripada kena omel.Ya Tuhan! Tolong kembalikan Erin yang dulu, hamba sudah tidak kuat!
"Lo sendiri ngapain di koridor? Bolos juga ya? Gimana sih, katanya murid teladan."
Kurang ajar! Dia bilang aku bolos?! BOLOS?! Itu adalah hal yang paling aku tidak suka! Kalau bukan karena dia tiba-tiba hilang, aku pasti sedang belajar dengan damainya dikelas!"Denger ya neng, gue bolos karena khawatir sama lo, bukan karena gue mau bolos!"
"Iya deh yang care sama gue, yang takut gue deketin orang lain."
"Bukan takut lo deketin orang lain, tapi gue takut lo diculik si stal-"
BRAAAKKK!!!
Di tengah-tengah perdebatan kami, terdengar suara barang jatuh yang sangat keras."Suaranya terdengar dari lantai dua! Beb, lo tunggu disini ya, gue cek dulu!"
Erin langsung berlari ke lantai dua, meninggalkanku di koridor sendirian. Tapi memangnya dia siapa? menyuruhku untuk tunggu disini sementara dia pergi melihat asal suara itu. Kalau terjadi apa-apa dengannya gimana? Aku tau dia kuat, tapi walaupun begitu, dia itu lebih sering memberi makan perutnya daripada memberi makan otaknya, makanya otaknya jadi kosong!Aku langsung berlari menyusulnya menuju lantai dua. Saat aku sudah sampai, aku melihat Erin sedang berdiri di lantai yang penuh dengan darah. Di depannya terdapat sesosok laki-laki yang berlumuran darah. Aku benar-benar shock! Siapa yang tidak shock kalau tiba-tiba melihat mayat tergeletak dipojokan koridor sekolah?
Tapi kalau dilihat-lihat, Erin tidak terlihat shock sama sekali. Padahal dia yang pertama kali melihat mayat itu, tapi wajahnya terlihat tenang-tenang saja. Aku tidak tau harus kagum atau takut melihatnya,di satu sisi, aku kagum karena dia bisa mengendalikan pikiran dan emosinya disaat-saat seperti ini, tapi disisi lain, aku curiga kalau dia sebenarnya adalah psikopat yang tidak punya hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
In The Dark
Mystery / ThrillerHidup Erin yang tadinya tenang dan damai, seketika berubah. Erin merasa ada yang selalu memperhatikannya, bahkan saat dia sedang tidur. Erin dan teman-temannya mencoba mencari tau siapa yang selalu memperhatikan Erin.