4. Bab 4

18.9K 1.2K 26
                                    

Semua berlalu biasa saja, dimana seperti biasa Lian Hua dan Yuhang, pria yang sudah tinggal bersamanya sejak kecil karna keduanya sama-sama telah kehilangan keluarga. Bagaimana keduanya saling kenal juga karna kedua orang tua mereka adalah teman seperjuangan semasa hidup, bisa dibilang jika Lian Hua dan Yuhang sudah dijodohkan jauh sebelum mereka lahir atau lebih tepatnya ketika keduanya masih berada dalam kandungan ibu masing-masing.

Alasan Lian Hua berupa jelek bukanlah karna kedua orang tuanya juga jelek, justru sebaliknya ayah Lian Hua dengan penampilan yang khas seorang pendekar namun tampan, ibu Lian Hua sendiri adalah seorang anak tabib yang tinggal disekitaran lereng bukit di dekat desa itu, paras kedua orang tuanya sudah dikenal mendekati sempurna oleh para masyarakat setempat, namun siapa yang menyangka anak mereka akan berpenampilan jelek seperti itu.

3 hari sejak kedatangan Kaisar Feng Yuan, Kaisar Kerajaan Tian Feng yang menjadi pemilik sah desa Han tempat dimana Lian Hua juga Yuhang kini tinggal. Semua orang mulai berdoa berharap agar pria tampan itu mau kembali mengunjungi mereka, terutama para gadis cantik yang pernah menemani Kaisar Feng Yuan meski hanya sebentar saja.

Kecuali Lian Hua tentunya, baginya bisa melihat wajah Yuhang yang tidak kalah tampan dibandingkan Kaisar 'Brengsek' itu saja sudah bagaikan disurga. Menurut Lian Hua sendiri, Yuhang adalah pria baik yang disegani semua orang. Tampan, baik, rajin juga tidak sombong, bayangkan berapa banyak gadis yang cemburu dan iri setengah mati pada Lian Hua yang sudah pasti dinyatakan sebagai tunangan Lian Hua.

Namun, kebahagiaan Lian Hua tidak bertahan lama ketika beberapa prajurit datang ke desa mereka itu dan mulai membaca titah Kaisar Feng Yuan yang mengharuskan pria muda yang belum menikah dan tidak berpenyakitan untuk dibawa ke kerajaan Tian Feng dan dijadikan prajurit tambahan. "Yuhang, Aku mohon jangan pergi..", Gadis itu kini tengah menahan kepergiaan tunangannya yang telah ditunggu oleh dua orang prajurit di ambang pintu masuk kediaman mereka.

Yuhang, dia hanya menoleh dan meraih pergelangan tangan Lian Hua menarik gadis itu dan membekapnya dalam pelukan yang erat. Air mata yang tidak dapat dibendung hingga menetes dan membasahi permukaan wajahnya, "Maafkan aku, tapi ini perintah Kaisar Feng Yuan, perintah Yang Mulia. Aku, kamu atau siapapun tidak bisa membantah atau menolak. Jika tidak, kita akan dianggap telah melakukan pemberontakkan, Lian Hua. Aku harap kamu mengerti, suatu saat kita pasti akan bertemu lagi..", Balas Yuhang menyakinkan Lian Hua agar mau membiarkannya pergi memenuhi keinginan Kaisar Feng Yuan yang terkesan tiba-tiba.

Lama Lian Hua dan Yuhang saling membalas dan memberi pandang satu sama lain, "Benarkah? Kau janji padaku bukan Yuhang? Janji jika kau akan kembali dan bertemu lagi denganku..", Kali ini Lian Hua yang balik bertanya dengan mata yang menatap sayu pada pria dihadapannya dan untuk menjawabnya Yuhang hanya menganggukkan kepala kemudian menciumi kening Lian Hua, mengelus lembut bagian belakang kepalanya.

Ditengah-tengah pemukiman, semua pria yang terpilih dikumpulkan untuk di data kemudian dengan segera dinaikkan ke atas kereta khusus yang disiapkan untuk mengangkut para prajurit tambahan itu. Semua orang tengah sibuk berbisik dengan sebagian dari mereka sedikit merasa tidak rela akan kepergian putra, kakak, adik.

Para keluarga tidak di ijinkan untuk mendekat lagi sehingga Lian Hua yang berusaha untuk mendekat pada Yuhang justru terdorong mundur karna orang-orang didepannya juga ingin bisa berbicara dengan pria-pria terpilih itu sebelum akhirnya dibawa ke istana Tian Feng untuk kemudian dijadikan sebagai prajurit baru kerajaan, ditambah banyak yang tidak suka dengan Lian Hua sehingga mereka dengan sengaja tidak mengijinkannya berbicara ataupu melihat Yuhang yang berada dibarisan paling ujung dari para pria.

"Yu--",

"Yuhang--",

Ah, sial. Orang-orang ini sengaja ingin menjauhkanku dari Yuhang, dasar orang-orang desa..

Lian Hua tidak sadar dirinya sendiri adalah gadis desa dan mengatai sesama orang desa seperti orang-orang dihadapannya karna menghalangi dan mendorong mundur gadis itu menjauh dari Yuhang yang sebentar lagi akan pergi bersama pria-pria terpilih lainnya menuju kerajaan Tian Feng dimana Kaisar 'brengsek' itu memimpin, Ah, sudahlah. Bukankah Yuhang sudah bilang? Dia akan segera kembali, kenapa kau meragukannya Lian Hua?!, Gumamnya dalam hati memarahi diri sendiri karna berpikir negatif terhadap kepergian Yuhang kali ini karna pria itu telah berjanji padanya sebelumnya.

Akhirnya, Para pasukan kerajaan yang ditugaskan untuk mencari dan membawa pria-pria didesa untuk dijadikan prajurit baru telah berangkat pergi. Semua orang terlihat tidak rela juga sedih karna harus berpisah dengan salah satu keluarga, termasuk juga Lian Hua yang jujur sangat sedih dan tidak rela namun karna keteguhan hatinya dan kebiasaannya ditinggal pergi oleh Yuhang yang mengembala ke berbagai kota dan desa.

"Sudahlah istriku, Anak kita pergi untuk memenuhi titah Kaisar Feng Yuan. Dia akan kembali cepat atau lambat..", Tukas Seorang pria paruh baya yang berada didekat Lian Hua menenangkan istrinya yang menangis terseduh-seduh melihat putranya dibawa pergi darinya.

Beberapa prajurit yang ditugaskan untuk tinggal dan berjaga untuk melihat apa masih ada pria yang tersisa dan bersembunyi terlihat tertawa sinis mendengar perkataan pria tua itu, kemudian salah satu dari mereka berjalan dengan arogan dan menatap merendahkan pasangan suami istri paruh baya dihadapannya.

"Hei Pak tua, Jangan terlalu naif. Terus saja bujuk istrimu itu tapi terus terang saja, Putramu tidak akan pernah kembali karna sebentar lagi akan ada perang besar yang terjadi antara Kerajaan Tian Feng dan juga kerajaan musuh. Itu sebabnya Kaisar Feng Yuan mengutus kami untuk mencari pria tambahan untuk dijadikan prajurit tumbal..", Prajurit itu terkikik setelah menjelaskan maksud dari tawa sinisnya bersama para rekannya yang berada disisi sana.

Tidak hanya pasangan suami istri itu, bahkan Lian Hua yang ada disebelah mereka juga membelalakkan mata tidak percaya dengan apa yang baru saja dikatakan prajurit itu. Gadis itu terdiam sejenak sebelum akhirnya berlarian pergi dari sana, kembali ke gubuk kecilnya yang terlihat sepi.

"Tidak, aku tidak bisa mempercayai kata-kata prajurit itu. Bagaimana jika mereka berbohong?", Lian Hua bertanya-tanya pada dirinya sendiri dan mencoba untuk berpikiran jernih sebelum mengambil keputusan yang takutnya akan disesalinya nanti.

"Tapi--", Meskipun tetap saja pikiran negatif akan selalu menyertai setiap pemikirannya terutama jika berkaitan dengan Yuhang.

"Bagaimana jika mereka tidak berbohong? Bukankah itu berarti Yuhang--", Kacau pikiran Lian Hua benar-benar tidak bisa lurus kali ini meski tatapannya mengarah pada satu arah namun pikirannya sudah merajalela keseluruh sudut bahkan diluar sudut kamarnya.

Kabur? Gumamnya lagi dalam hati,

"Ya, Benar. Aku harus menolong Yuhang, membawanya kabur dari sana. Tapi bagaimana? Bagaimana caranya aku menyusul Yuhang?", Kembali Lian Hua harus berpikir jernih demi mendapatkan ide untuk menyelamatkan pria yang dicintainya, Yuhang dan tentunya untuk gadis cerdas sepertinya tidak perlu waktu lama baginya mendapatkan sebuah ide.

***

"Anda baik-baik saja, Yang Mulia??", Tanya Kasim Jin yang binggung melihat pria yang menjabat sebagai orang terpenting dan tertinggi dikerajaan Tian Feng itu terus-menerus tersenyum aneh dengan tangan yang memegangi gulungan kayu yang terukir tulisan-tulisan kuno diatasnya.

"Menurutmu?", Tanya Kaisar Feng Yuan balik menyunggingkan senyuman yang justru semakin aneh dipandang oleh Kasim Jin.

Tbc.

[COMPLETE] Zhēnzhèng dì měilì (Beauty Actual)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang