2. Bab 2

21.4K 1.4K 26
                                    

Kali ini, Desa Han adalah desa 'beruntung' yang dikunjungi oleh putra mahkota kerajaan Tian Feng, Yaitu Kaisar Feng Yuan. Para rakyat yang mendengar kabar kedatangan sang kaisar dengam bergembira berlarian keluar bahkan hingga meninggalkan pekerjaan mereka demi melihat sang pemimpin mereka yang dikabarkan selalu mengunjungi hampir seluruh desa yang ada disekitar kerajaan Tian Feng,

Para gadis cantik didesa Han sangat antusias berbaris didekat gerbang masuk desa Han yang sudah mulai rusak termakan usia,

"Yang Mulia Kaisar Feng Yuan tiba..", Umum pelayan setia Kaisar Feng Yuan yaitu Guo Zheng dengan suara lantang dan khas yang terdengar sedikit aneh. Beberapa orang terlihat hampir meloncat kegirangan mendengar pengumuman itu,

Dari arah gerbang terlihat sosok yang gagah tengah berkuda diikuti beberapa pengawal dibelakangnya berbaris dengan begitu rapi dan lurus, sesekali angin yang berhembus mengibaskan jubah dan juga rambut pria dibarisan terdepan hingga wajah tampannya tertutupi meskipun hanya sebentar.

Jika benar apa yang di katakan orang bahwa hanya dengan melihat wajah tampan saja bisa membuat hamil orang mungkin kini hampir seluruh gadis yang berada disana sudah berbadan dua semua begitu melihat wajah Sang Kaisar yang ketampanannya sudah tidak diragukan lagi,

"Melihat Kaisar masih tidak berlutut!", Pekik Guo Zheng melihat para penduduk itu termenung menatap ketampanan Kaisar Feng Yuan.

Sontak seluruh orang disana menekukkan lutut dan bersujud, diikuti langkahan kuda Kaisar yang melewati satu persatu orang-orang yang tengah berlutut ditanah memberinya sebuah penghormatan.

"Hormat saya pada Paduka Kaisar, Saya adalah kepala desa disini. Suatu kehormatan Yang Mulia mau datang ke desa saya yang tidak istimewa ini..", Ujar seorang pria tua membungkukkan badan dan melipat tangannya kedepan dada.

Kaisar Feng Yuan menaikkan alisnya sebelah, turun dari atas kuda putihnya yang tidak kalah gagah dari pemiliknya itu. Dengan langkah yang berat dan terasa sangat mengintimidasi, Kaisar Feng Yuan melangkah hingga kedepan kepala desa menatap pria tua itu dengan ujung matanya saja.

"Desamu?", Tukas Kaisar Feng Yuan sinis. Dari tatapannya terdengar seolah dirinya sedang mempertanyakan kebenaran dan bukti nyata, wajahnya terlihat sedang mencoba untuk meremehkan pria tua didepannya.

"I-Iya Yang Mulia-- ah tidak-tidak, Desa anda Yang Mulia. Saya hanya hamba yang anda titipkan desa untuk dijaga..", Ujar Kepala desa yang langsung sadar akan kesalahan katanya yang memang sebenarnya sedang dipertanyakan oleh Kaisar Feng Yuan sendiri. Mungkin dalam hati, Kepala desa sudah mulai berdoa semoga Kaisar tampan dihadapannya tidak menghukum mati dirinya karna kesalahan mulutnya yang sembarangan itu.

Namun nyatanya Kaisar Feng Yuan justru tertawa geli diiringi senyuman sinis yang masih setia menempel disudut bibirnya, didalam hatinya sudah terpikir untuk memberikan hukuman yang pantas untuk pria tua dibawahnya namun hei, Dirinya datang untuk menghilangkan stress karna urusan kerajaan lalu kenapa dia malah harus menambah urusan?

"Baiklah kepala desa, tunjukkan dimana aku bisa bersantai disekitar sini..", Ujar Kaisar Feng Yuan memerintah sembari melihat kesana kemari mencari-cari lokasi yang cocok untuk dijadikan tempat beristirahat untuknya.

***

"Yuhang, Yuhang, Yuhang--",

"Kenapa kau lama sekali pulangnya, aku rindu..", Seru seorang gadis berkulit sedikit gelap dari kebanyakan gadis didesa Han itu yang tengah berdiri ditepian sungai nan indah dengan sebuah pondok yang dihiasi dengan tumbuhan yang melilit sekitaran tiang-tiang pondok itu.

Beberapa kali gadis itu menendang batu-batu kecil dibawah kakinya menuju kedalam sungai yang airnya sangat jernih hingga siapapun bisa melihat isi didalam sungai, hembusan angin merombak rambutnya yang terurai setengah. Hanfu sederhananya yang terlihat usang terangkat sedikit karna hembusan angin yang sama dengan yang menerbangkan rambutnya,

Sementara itu Kaisar Feng Yuan dituntun Kepala desa berjalan menuju kesebuah jalan melewati beberapa gubuk dan terlihat dari kejauhan sebuah sungai dengan pondok disampingnya, pria itu tidak menyadari sosok gadis yang berdiri didekat pondok itu karna dirinya sendiri telah disibukkan dengan beberapa gadis cantik didesa itu yang dipilihnya sendiri untuk menemaninya nanti.

"Kau sangat cantik, Aku tidak tahan melihatnya..", Ujarnya mengoda salah satu gadis yang berada dalam rangkulannya. Sementara gadis yang lainnya hanya bisa mendengus kesal karna tidak dipuji juga,

Hingga akhirnya pandangannya teralihkan dengan gadis ditepian sungai yang memunggungi mereka semua, tidak bergeming sedikitpun layaknya patung manusia. Kaisar Feng Yuan mengerutkan keningnya dan menaikkan alisnya sebelah lagi, menatap betapa gadis itu tidak sopan dan tidak ada rasa hormat sedikitpun padanya yang jelas-jelas adalah seorang Kaisar.

"Ah, Dia lagi?", Tukas gadis yang tadi dipuji Kaisar Feng Yuan sinis dengan tatapan tidak suka atau lebih tepatnya jijik.

Kaisar menoleh kearah gadis cantik disampingnya itu, "Siapa dia?", Tanyanya penasaran begitu melihat ekspresi si gadis cantik.

"Ah, Dia- Lian Hua. Anak gadis Tuan Ma yang sudah meninggal beberapa tahun yang lalu, dia itu terlahir jelek. Saya bisa jamin Yang Mulia tidak akan suka padanya, lihat saja kulitnya itu gelap dan jika Yang Mulia melihat wajahnya hah~ saya sangat-sangat bertambah yakin..", Tukas gadis cantik itu menyindir dan menjelek-jelekkan gadis ditepi sungai dikejauhan sana yang bernama Lian Hua.

"Benarkah? Bukankah kau hanya takut aku lebih suka padanya? Haha, Jangan coba-coba membohongiku ya..", Ujar Kaisar Feng Yuan membalas kemudian melepaskan rangkulannya pada para gadis cantik itu dan dilanjutkan dengan melangkah pelan menuju ke arah dimana sungai dan gadis yang diceritakan berada.

Gadis cantik tadi hanya bisa mendengus kesal karna ditinggal dan juga tersenyum licik karna dia yakin jika Kaisar Feng Yuan yang terkenal hanya mencari gadis-gadis cantik untuk bersenang-senang termasuk meniduri mereka,

Lian Hua yang sejak tadi menendang-nendang batu mendengar suara langkah kaki yang khas layaknya langkahan kaki seorang pria yang membuatnya merekahkan senyuman yang begitu lebar dibibirnya, jantungnya berdebar dua kali lipat lebih cepat dari pada biasanya.

"Yu--",

Bruk!

Tbc.

Wkwk Untuk bab2 awal pendek2 aja dlu deh :v

[COMPLETE] Zhēnzhèng dì měilì (Beauty Actual)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang