PART 17

10.1K 401 64
                                    

"Kau benar Thomas, aku hanya membohongi perasaan ku, sekuat apapun pikiranku untuk meyakinkan kalau aku membenci mu, tetap saja hatiku telah jatuh cinta padamu, selama ini aku telah membohongi perasaan ku." ucap Natalie dengan kepala tertunduk

"Jadi kau juga memiliki perasaan yang sama terhadap ku? aku senang mendengarnya." balas Thomas pelan.

______________________________________

"Kau sudah sadar?" ucap Natalie terisak-isak

"Aku mendengar semuanya, aku sangat senang." jawab Thomas pelan dengan senyum tipisnya.

Natalie sangat bahagia melihat Thomas telah sadar, namun ia sangat malu karena Thomas mendengar semua ucapannya barusan, membuat pipinya menjadi merah merona.

"Oh darling, akhirnya kau sadar juga, mommy sangat mencemaskanmu." ucap Ellen yang masih berdiri didekat pintu bersama John dan dokter yang menangani Thomas.

"Sudah berapa lama aku tak sadarkan diri ?" tanya Thomas pelan.

"Sudah dua hari," jawab dokter tersebut sambil mengecek keadaan Thomas.

"Sepertinya tidak ada yang perlu dikhawatirkan, anda bisa sembuh dalam waktu dekat, dan anda juga harus banyak beristirahat." sambung dokter dengan ramah.

"Aku ingin pulang." ucap Thomas yang mengagetkan seisi ruangan tersebut

"Apa yang kau bicarakan sayang? kau baru saja sadar." Ellen tampak tak habis pikir melihat putranya ini.

"Aku akan menyewa perawat, aku merasa bosan bila disini terlalu lama." jawab Thomas.

"Baiklah kalau itu mau anda, saya akan mengizinkan anda pulang, tapi tetap harus dijaga oleh perawat." ucap dokter tersebut.

"Baiklah, terima kasih dok." ucap Thomas yang dibalas senyuman oleh dokter tersebut.

Ellen dan John hanya menghela nafas dan  berjalan mengikuti dokter tersebut keruangannya untuk mengurus beberapa hal.
Sedangkan Thomas terpaku pada wajah Natalie yang basah karena air mata, sontak membuatnya mengelus lembut pipi Natalie.

"Apakah kau menangis karena ku? maafkan aku." Thomas kemudian menggenggam dan mencium punggung tangan Natalie.

Entah mengapa saat melihat perlakuan Thomas terhadap dirinya, membuat jantung Natalie berdegup kencang.

"Apakah kau ingat wajah orang yang menembakmu?" Natalie mengalihkan agar Thomas tak bisa mendengar jantungnya yang berdetak kencang.

"Aku melihatnya sekilas, tetapi aku tidak mengenalnya." jawab Thomas

"Mungkinkah orang yang menembak Thomas adalah suruhannya Dave?" ucap Natalie pada dirinya dengan suara berbisik, namun tetap didengar oleh Thomas.

"Kenapa kau bisa berfikiran kalau pelakunya Dave ?" tanya Thomas yang membuat Natalie tersentak kaget.

"A.aku hanya menebak." jawab Natalie ragu-ragu.

Thomas menggenggam tangan Natalie, dan mengusap lembut punggung tangannya.

"Ada apa sebenarnya? aku bisa merasakan kegelisahan didalam dirimu." tanya Thomas pelan.

"Se-sebenarnya aku mendapatkan sebuah surat ancaman, aku mengira itu dari mu, tapi aku rasa itu adalah Dave." jawab Natalie sambil menyodorkan selembar kertas.

Thomas membaca surat tersebut, matanya berubah menyeramkan, rahangnya mengeras, dan tangannya mengepal.
Natalie sangat khawatir melihat ekspresi Thomas tersebut, sontak membuatnya menyentuh tangan Thomas yang masih mengepal, membuat Thomas menjadi luluh kembali.

'Aku bersumpah akan menghabisi pria itu.'
ucap Thomas dalam hati

************

Sesampainya di mansion Thomas

"Natalie, bisakah untuk beberapa hari ini kau merawat Thomas? mommy dan daddy harus ke Paris karena ada meeting penting." ucap Ellen setengah memohon.

"Baiklah mom." jawab Natalie ramah

"Kau sungguh calon istri yang tepat untuk Thomas." puji Ellen yang membuat Natalie kaget.

"Haa? " ucap Natalie spontan

"Kenapa kau terlihat kaget Natalie?" tanya Ellen yang tersenyum melihat kelakuan Natalie

"Dia kaget karena tidak sabar ingin menjadi istriku mom." jawab Thomas cepat sebelum kebohongannya dan Natalie terbongkar.

"Kalian sungguh pasangan yang serasi." ellen terkekeh dan beranjak meninggalkan Thomas dan Natalie.

"Beristirahatlah di kamar, aku akan membuatkan makanan untuk mu." ucap Natalie pelan dan berjalan menuju dapur.

"Baiklah sayang." goda Thomas pada Natalie, membuat Natalie menoleh dengan tatapan sinis.

Selang 30 menit kemudian Natalie masuk ke kamar Thomas dengan membawa makanan yang dimasaknya.

"Ini makanlah." Natalie menyodorkan semangkung bubur pada Thomas.

"Bisakah kau menyuapkan ku?" pinta Thomas dengan nada manja di buat-buat

"Tidak!" ucap Natalie cepat.

"Bukankah kau disini untuk merawat ku?" tanya Thomas.

"C'mon Thomas, yang terkena peluru itu dada kirimu bukan tangan kanan mu, jadi kau bisa makan sendiri." jawab Natalie

"Kalau begitu aku tidak akan makan kalau bukan kau yang menyuapi." ucap Thomas

"Baiklah, baiklah, hanya kali ini." ucap Natalie kesal, lalu menyuapi Thomas.

Mendengar ucapan Natalie barusan membuat Thomas tersenyum manis seperti anak kecil yang baru saja dibelikan ice cream.
Thomas hanya memandang wajah cantik Natalie.

"Jangan tatap aku seperti itu."  Natalie mulai salah tinggah saat Thomas menatapnya.

Natalie terus mengaduk sup yang ada di mangkuk, membuat Thomas terkekeh melihat tingkah Natalie yang lucu.

Thomas kemudian mengangkat dagu Natalie, kini wajah mereka sejajar dan berdekatan.

"Apa yang?-" ucapan Natalie terpotong karena tiba-tiba Thomas menempelkan bibirnya ke bibir Natalie, Natalie tampak membalas ciuman Thomas.

'Jangan pernah tinggalkan aku Thomas, kau satu-satunya pria yang menyayangi aku layaknya keluarga.' ucap Natalie dalam hati

To be continued😊

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT YA.

Thank you💕

Bad boy Haunted MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang