Tentang Hijrah

446 13 1
                                    

Duhai hati...
Tidak kah kau malu dengan pengakuan hijrahmu yang hanya di sosial media itu?
Tidak kah kau malu dengan Rabbmu?
Tidak kah kau malu dengan Rasulmu?
Kau mengaku cinta pada-Nya.
Kau mengaku rindu pada Rasulullah.
Kau mengaku hijrahmu untuk Allah.
Kau mengaku hijrah mengikuti sunnah rasulmu.
Namun...
Mengapa kau masih sering mengabaikan panggilanNya?
Mengapa kau masih enggan untuk selalu menyebut nama-Nya?
Mengapa kau masih enggan bershalawat kepada Rasulullah?
Mengapa rindu itu hanya sebatas lisanmu?
Mengapa kau masih berharap hijrahmu diakui manusia?
Mengapa kau masih enggan mengikuti sunnah rasulmu?
.
.
Duhai diri...
Inikah yang kau sebut hijrah?
Berpakaian syar'i atau bahkan bercadar, lau kau berselfie ria, upload kesegala media, dengan sentuhan caption dakwah, berharap like dan pujian manusia?
Travelling kesana kemari tanpa mahram hanya untuk mencari spot indah untuk selfie mu.
Padahal banyak taklim dan tarbiyah yang merindukan kehadiranmu.

Alquran mu kau biarkan terletak rapi di tempat penyimpanannya?
Namun laptop tak terlepas dari jangkauan.
Terbahak atau bahkan terkadang terisak, hanya melihat maksiat dari film yang kau tonton?
Begitu gampangkah kau melepaskan tawa dan mengeluarkan air mata hanya untuk maksiat yang dipertontonkan?
Lalu mengapa kau seolah tenang saja dengan dosa yang telah menggunung itu?
Tidak kah ingin sebentar saja kau menangisinya?
.
.
Duhai diri...
Sungguh dangkalnya pemikiranmu tentang hijrah.
Hijrah tidak lah semudah itu.
Hijrah tidaklah cukup hanya dengan pakaian syar'i yang melambai lembut tatkala diterpa angin.
Hijrah tidaklah butuh pengakuan di media sosial.
Namun hijrah...
Meninggalkan segala yang dilarangNya.
Mengikuti segala perintahNya.
Meneladani segala sunnah RasulNya.
Hijrah...
Butuh hati yang istiqamah.
Bukan hanya istiqamah dengan pakaian syar'i.
Namun istiqamah dengan segala ketentuan syar'i
.
.
Duhai diri...
Stop upload foto selfie.
Stop menangis hanya karena film.
Stop mengharap pujian dan pengakuan manusia.
Stop mendengarkan musik yang dulu kau sukai.
Stop membaca sesuatu yang membuatmu jauh dari ilahi.
Stop mengagumi mereka-mereka yang membuatmu semakin dekat dengan hal duniawi.

Tapi...
Menangislah karena dosa yang telah sengaja kau kumpulkan.
Bangkitlah, mendekatlah pada Dia yang selalu memberi yang terbaik untukmu.
Kejarlah cinta-Nya !
Jadikanlah rasul-Nya sebagai satu-satunya teladanmu.
Bukalah surat cinta-Nya yang telah lama kau biarkan begitu saja.
Gantilah musikmu dengan murrotal.
Gantilah bacaanmu dengan buku-buku islami yang akan menjadi charger imanmu.
.
.
Lupakan penilaian manusia.
Lakukan yang terbaik untuk Allah.
Buktikan cinta yang kau ucap untuk-Nya dan untuk Rasul-Nya.
Bukankah yang kau ingin adalah bertemu dengan Allah di akhirat nanti?
Bukankah yang kau ingin adalah bersama Rasulullah di surga-Nya?

"Jadikanlah Allah sebagai satu-satunya alasan untuk hijrahmu"

Self ReminderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang