{يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَابِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا} [الأحزاب : 59]
Artinya:
"Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: 'Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka'. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Ahzab: 59)"***
Duhai diri yang selalu ingin dipuji...
Kau anggun dengan hijab lebar dan panjangmu yang melambai indah dikala angin menyapa.
Kau sanggup bertahan dibawah terik matahari dengan jilbabmu itu.
Sungguh...
Kau cantik dengan jilbab syar'i mu.
Kau cantik dengan cadarmu.
Namun, mengapa kau rusak jilbab mu dengan foto selfie yang bertebaran di sosial media?
Kau tambahkan banyak aksesoris agar terlihat gaul dan kekinian.
Kau hias mata indahmu itu dengan eyeliner dan maskara agar terlihat lebih indah.
Kau semprotkan wangi-wangian ke pakaian mu, agar mereka betah di dekatmu.
Kau berjalan melewati para ajnabi, dengan kepala tertunduk yang tak sedikitpun melihat pada mereka.
Tak sadarkah kau, semua itu mengundang pandangan para ajnabi?
Tak sadarkah kau, kau sendiri yang telah meberi peluang mereka melemparkan godaan?
Tak sadarkah kau telah membangkitkan rasa penasaran mereka?
Lalu...
Masihkah kau ingin bertanya,
Mengapa aku masih diganggu oleh ajnabi, padahal seluruh tubuhku telah ku tutupi sempurna dengan jilbab?
Mengapa aku masih diganggun ajnabi, padahal warna jilbabku bukanlah warna yang menarik bagi banyak pasang mata?
Mengapa ini dan mengapa itu?
Hei...
Bukankah Allah telah menjelaskan bahwa hijabmu melindungimu dari gangguan?
Berarti, bila kau masih diganggu.
Hijabmu belum lah sesuai dengan aturan syar'i.
Maka perbaikilah...****
"Cukuplah al-quran yang kau jadikan pedoman dalam berhijab. Maka adam akan tertunduk tak mampu menatapmu."