Aku sadar, ada banyak sekali para shahabat dan shahabiyah, para orang shaleh terdahulu, bahkan di masa sekarang yang belum kuketahui nama apalagi kisahnya.
Kisah yang kutahu sangat menginspirasi, penuh motivasi dan itu lah seharusnya yang dijadikan teladan bagi diri yang fakir ilmu ini, bahkan sebelum aku membaca ataupun mendengar kisahnya.
Mereka sukses meraih ketenangan dan kebahagiaan di dunia juga akhirat (insya Allah).
Mereka lah orang-orang hebat yang harus dicintai, diidolakan, dan diteladani.
Namun, diri yang lemah dan fakir ilmu ini masih jauh dari kata 'mencintai' dan 'meneladani'.
Mungkin, cinta itu sering kali terucap. Tapi, benarkah perbuatan sudah sesuai dengan apa yang diucapkan oleh lisan?Lantas, jika mencintai dan meneladani mereka yang akan mendatangkan cinta Allah saja aku belum mampu totalitas, mengapa aku harus mengidolakan mereka yang justru mendatangkan murka Allah?
***
Aku habiskan waktu untuk mencari tahu tentang mereka yang kusebut 'idola', lalu lupa akan tujuan penciptaan manusia-ibadah.Aku keluarkan banyak uang untuk mengoleksi semua tentang mereka, lalu lupa membeli buku/kitab yang akan menambah pengetahuanku akan islam.
Aku membela mereka habis-habisan ketika ada orang lain yang menjelekkan, lalu lupa untuk bershalawat kepada Rasulullah yang jelas dulu dihina, dicaci, bahkan menerima kekerasan fisik saat memperjuangkan Islam.
Ah, betapa lalaunya aku...
Mengidolakan orang-orang yang justru akan menjauhkanku dari jati diriku sebagai seorang muslim.
Menghabiskan waktu yang singkat ini untuk mereka yang bahkan sedikit pun tidak akan membantuku di akhirat kelak.
Mencintai mereka yang bahkan tidak pernah tahu bahwa aku ada untuknya.
Betapa bodohnya aku,
Menolak nasihat dari orang-orang yang menyayangiku, bahkan bersikap seolah memusuhi mereka.
Padahal, mereka lah yang sebenarnya mencintaiku, bukan mereka yang bilang 'cinta' tapi justru menyesatkanku.***
Allah, istiqamah kan kami..