Kenapa Masih Dunia?

154 11 0
                                    

Bila kuis, tugas, skripsi dan ujian saja membuat kita rela bergadang.
Karena takut sanksi, takut mendapat nilai jelek, takut IPK turun.
Padahal yang kita dapat hanyalah angka yang tercatat di atas kertas, yang kapan saja bisa hilang, robek, basah, hancur, dan pada intinya angka-angka itu tiada guna bagi akhirat nanti.
.
.
Lalu...
Bagaimana dengan ibadah kita?
Sudahkah kita relakan waktu tidur kita sebagaimana merelakannya demi tuntutan kuliah, untuk bermunajat kepada-Nya di sepertiga malam?

Tidak, tidak...
Itu mungkin terlalu berat.
Shalat tepat waktu saja misalnya.

Sudahkah kita shalat tepat waktu?
Sudahkah kita rela meninggalkan kelas yang sedang berlangsung ketika azan berkumandang?
Sudahkah kita berani izin dari bimbingan skripsi ketika masuk waktu shalat?
Sudahkah kita rela meninggalkan ujian demi shalat tepat waktu?
Padahal...
Itulah yang akan menjadi bekal kita untuk akhirat nanti.
Dan shalat juga yang membuat fikiran dan hati jauh lebih tenang.
Namun, mengapa diri masih lalai?
Mengapa diri masih mendahulukan urusan dunia yang sudah jelas tiada artinya?
Mengapa diri masih takut kehilangan dunia?
.
.
Allah...
Sungguh, diri masih begitu jauh dari taqwa.
.
.
~ رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ ~

Self ReminderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang