awal

55 9 7
                                    


🍒🍒🍒

"Aku ingin menagih janji yang pernah kau ucapkan, aku harap kamu masih ingat jika kau punya janji padaku," tuturnya dingin.

"Tentu saja kak, Silvi sangat ingat Silvi tidak akan pernah melupakannya," jawabnya dengam senyum yang merekah di bibir tipisnya.

Pemuda dihadapannya tersenyum hambar melihat mata berbinar milik sang sahabat, sungguh ada rasa tidak tega menyelubungi hatinya itu, tapi harapan satu-satunya hanya dia Silvi sang sahabat yang selalu menemani dan memberikan dukungan padanya, karna dia tahu seperti apa gadis manis bekhimar ungu itu. Dia begitu lembut, baik dan penurut itu poin utamanya.

Selama dia terpuruk sahabatnya itu akan datang padanya dan senantiasa menghiburnya.

Jadi untuk kali terakhir dia akan menggantungkan harapan padanya agar masalah yang dia hadapi bisa teratasi.

"Jadi kakak mau apa dari Silvi?" Tanyanya dengan riang sambil menyeruput jus tomat kesukaannya.

"Aku,,," terdiam sejenak guna meyakinkan dirinya, kali ini bukanlah masalah yang hanya menyangkut dirinya namun kali ini harga diri keluarga besarnya di pertaruhkan bahkan hal ini bisa jadi awal kehancurannya.

"Apa kak?" Tanyanya tidak sabar dengan menatap pemuda tampan dengan setelan jas berwarna abu-abu dan dipadukan dengan kemeja berwarna biru lembut di dalamnya. Pemuda itu tampak karismatik ditambah mata setajam elang yang di milikinya di jamin semua wanita akan terpukau jika melihat mata intimidasi itu.

"Apa kamu yakin bisa mengabulkan keinginanku itu?" Tanyanya lagi untuk meyakinkan sang gadis dan tentunya dirinya juga.

"Tentu kak, Silvi telah berjanji akan mengabulkan semua permintaan kakak karna kakak sudah menolongku, itu adalah janji yang harus di tepati," mengaduk-ngaduk jusnya lalu meminumnya lagi.

"Ayolah kak katakan, kakak mau apa? Silvi tidak mau punya hutang kak, sudah bertahun-tahun Silvi menunggu agar bisa menepati janji itu," rengeknya dengan mengerucutkan mulutnya lucu, dan hal itu berhasil membuat pemuda itu tersenyum gemas.

"Baiklah akan aku katakan apa permintaanku, dan kau harus mengabulkannya itu janjimu," menatap gadis mungil di depannya yang mengangguk pasti, sambi mengacungkan jempolnya.

"Lalu apa permintaannya?" Bertanya untuk kesekian kalinya.

"Menikah denganku," jawabnya dengan nada tenang.

"Ahahahahahahaha," tawa pecah dari bibir mungil itu, terus tertawa sampai dia memegang perutnya karna menahan sakit yang diakibatkan tawa lepasnya.

"Kakak jangan bercanda, kalau kakak menikah denganku lalu bagaimana dengan mbak Rita," ucapnya sambil mengusap sudut matanya yang berair karna tawanya.

"Aku tidak bercanda,"

Tbc.

Yuk ikuti kisa Silvia gadis manis yang berjuang memperoleh cinta Dion pemuda tampan nan baik namun gak peka.
Apakah Silvia bisa membuka hati Dion yang telah patah hati?

Please Open Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang