Janji

19 7 0
                                    

Story by Anna
Editor by Azri, mbak Ida

Enjoying

🍒🍒🍒

Siang itu seperti biasa di jam kosong, Silvia duduk di bangku taman dengan sebuah buku di tangannya, fokusnya hanya tertuju pada buku yang dia baca sampai-sampai seorang temannya yang baru datang dan duduk disampingnya tidak dia ketahui.

"Eemmm," berdehem guna menarik perhatian gadis cantik berkhimar ungu muda itu, namun hal itu tidak membuat gadis berhidung mancung itu menoleh dan tak terganggu sama sekali.

Berdengus kesal karna merasa di cueki akhirnyapun dia menarik hidung mancung teman sekelasnya itu.

"Aaauuuhhh sakit," adunya saat sang temannya mencubit gemas hidung kecilnya itu, menatap jengkel pada temannya yang tersenyum tampa dosa.

"Loly apa yang kamu lakukan sakit tau," protesnya pada gadis cantik berhijab hitam di sampingnya itu, menggidikan bahu tanda dia tidak tau, sekali-kali mengerjai teman pendiamnya itu bolehkan?

"Lihat pasti hidungku merah nih," gerutunya sambil menggosok hidungnya, mengerucutkan mulutnya imut karna teman cantiknya itu enggan meminta maaf.

"Dari pada kau mengoceh tidak jelas, lebih baik kau datangi pria tampan yang dari tadi menatapmu seperti kau adalah mangsanya," ucapnya sambil menunjuk ke arah luar pagar kampus, menoleh dengan malas dan saat melihat pemuda yang berdiri di seberang jalan di samping mobil mewahnya matanya membulat.

Menganga dan menepuk jidatnya, menoleh ke temannya yang nyenger kuda.

"Ya Allah aku lupa kalau ada janji ketemu kak Dion," memasukkan bukunya kedalam ransel kecilnya dan segera berlari melupakan temannya yang terbengong dengan tingkahnya. Menghampiri pemuda yang menunggunya dengan setelan jas kantor berwarna abu dan kemeja berwarna putih membuat dia tampak gagah dan keren.

Tersenyum melihat tingkah temannya yang berlari menghampiri pemuda yang telah mencuri hati sang teman.

"Orang butapun akan tau jika kau sangat mencintainya Via, tapi kenapa dia begitu tidak peka dan seakan menutup mata serta hatinya untukmu, apakah dia sebegitu bodohnya sampai-sampai tidak tau kalau kau menyimpan rasa padanya?" Dialognya sendiri dengan tetap memperhatikan temannya yang berlari menghampiri pemuda di seberang jalan.

"Hoss hoss hoss, maaf ya kak,,, Silvi membuat kakak menunggu lama," ucapnya dengan nafas turun naik karna kelelahan.

Tersenyum melihat sahabat mungilnya itu, mengusap pucuk kepala bertutup khimar ungu itu dengan lembut, dan sang gadis tersenyum manis mendapat perlakuan seperti itu, memang sudah biasa Dion melakukan itu pada gadis mungil di hadapannya itu.

Menganggu memberi isyarat pada gadis mungil itu untuk masuk kedalam mobil.

Selama di perjalana gadis mungil di sampingnya itu terus berceloteh ria tentang anak-anak dan ibu asuhnya di pantiasuhan.

Ya gadis manis itu adalah anak pantiasuhan yang begitu beruntung bertemu dengan pemuda yang baik hati itu di saat dia terlantar di jalanan, dan pemuda itu menitipkannya di sebuah pantiasuhan dan setiap dua hari sekali pemuda itu selalu dengan rutin mengunjunginya hingga saat inipun pemuda itu tak jarang mengunjunginya.

🍒🍒🍒

Duduk di salah satu meja yang terdapat di sebuah cafe yang tak jauh dari kantor Dion.

Menatap gadis mungil di hadapannya yang sibuk dengan novel di tangannya, hingga seorang pelayan cafe datang menyuguhkan sebuah menu yang ada di cafe itu.

Please Open Your HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang