Chapter 3: Teman Lama

458 44 10
                                    

Third Person POV

1...

2...

3...

"AAAAAAAA!!!!!"

"Loh?! Loh?!"

"KYAAAAA!!!! HANTUUUUU!!!!"

"LAH AKU INI MEMANG HANTU KAN?!"

Mendengar kata-kata Yuju barusan membuat bola mata Eunha membesar dan bibirnya melongo. Eunha terdiam selama 3 detik, ia tak percaya apa yang barusan matanya lihat. Ya, ia melihat temannya yang sudah meninggal dan baru saja dimakamkan, kini sosok yang terbalut gaun putih itu tiba-tiba saja muncul dihadapannya. Melihat Eunha berwajah cengo, Yuju terkekeh, "hehe, hai Unnie."

1...

2...

3...

"WUUUAAAAAA!!!!" Eunha berteriak lagi. Kakinya menendang-nendang kearah Yuju, membuat tempat tidurnya berguncang-guncang. Tangannya mengambil sebuah bantal dan melemparnya kearah Yuju. "ENYAH KAU SETAANN!!! PERGI DARI SINI!!!" Teriaknya sambil melempar-lempar bantal yang ada di atas kasurnya.

Yuju tidak menggubris perkataan Eunha dan lemparan bantal darinya yang mengenai tubuhnya. Ia mengambil beberapa langkah maju ke arah Eunha sambil menangkis lemparan-lemparan bantal dari Eunha. "Yah! Namaku itu Yuju, bukan setan, pabo! Kau tau itu kan?!" Protesnya.

Tingkat kepanikan dan ketakutan Eunha bertambah dan ia mulai melantur, "Eeehh, salah ya? Kalau begitu maafkan akuuuu! Maafkan akuuu, jangan ganggu akuuu! Pergilah ke surgaaa... ampuuunnnn!!!" Lalu ia melakukan gerakan bersujud dan memohon ampun kepada Yuju.

Yuju berpaling dari Eunha dan berjalan menuju nakas di samping tempat tidurnya. Ia mengambil sebuah jam weker lalu...

PRAAKKKK...

"KYAA!"

Refleks, Eunha menundukkan kepalanya saat jam weker itu akan melayang dari tangan Yuju. Jam weker itu melayang kearah dinding di sebelah tempat tidur Eunha dan jatuh diatas tempat tidur. Untungnya benda itu tidak rusak, tetapi jam itu langsung mengeluarkan bunyi nyaring. "Kalo ngga pake teriak-teriak bisa ngga?"

Eunha langsung terdiam.

"Bagus."

Yuju mengambil jam weker itu lalu mematikan bunyi alarmnya. Sekarang, Eunha sudah mulai tenang. "A-apa yang kau lakukan disini, Yuju-ya?"

Bukannya menjawab pertanyaan Eunha, Yuju malah balik bertanya. "Apa kau tak merindukanku sedikitpun, Eunha-unnie?" Tanyanya sambil menoleh kearah Eunha. Eunha yang masih sedikit ngeri dengan keberadaan Yuju memalingkan wajahnya darinya, "oh, jadi kau datang kesini karena merindukanku?"

Yuju terdiam sebentar lalu mengangguk.

"Yes, aku benar!" Gumam Eunha yang tersenyum kegirangan. Tapi, seketika senyuman itu kembali pudar. "Yuju-ya," panggil Eunha, "apa kau benar benar sudah mati?"

"Eh?" Yuju terkaget mendengar pertanyaan Eunha, "a-aku... aku memang sudah mati, unnie. Tapi mengapa kau—"

"Mengapa kau melakukan itu?"

Goodbye [gxg| A GFriend Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang