Prolog

924 55 15
                                    

Third Person POV

Suara gemericik air yang keluar dari keran bak mandi itu menggema di kamar mandi berukuran 2x3 meter tersebut. Kamar mandi itu sunyi, hampir tidak ada suara selain suara air yang mengalir. Keheningan itu pecah ketika seorang gadis berambut hitam panjang melempar sebuah benda keras kearah cermin yang menggantung diatas wastafel.

Cermin itu melayang dan jatuh ke lantai, lalu pecah menjadi kepingan-kepingan kecil yang tersebar di atas lantai kamar mandi yang terbuat dari keramik itu, bersama handphone yang digunakan untuk menghancurkan cermin tersebut. Suara pecahan beling dari cermin yang pecah diikuti oleh teriakan frustasi dari wanita itu.

Wanita itu— Choi Yuju, terduduk di lantai dengan wajah yang tertunduk seraya memeluk kakinya. Terdengar suara isakan kecil keluar dari bibir pucatnya. Air matanya jatuh membasahi pipinya. Bibirnya terus menggumamkan satu kalimat yang sama, "...harusnya aku mati saja...".

Tangan kiri Yuju tampak menggenggam sebilah cutter tajam yang ia siapkan sedari tadi. Ibu jarinya tampak memainkan lidah pendorong cutter—mendorong keluar dan kedalam, tanpa sadar mata pisau cutter itu mengiris pergelangan tangan kanannya. Sampai ia merasakan perih di kulitnya atas tindakan yang ia lakukan.

Luka itu terasa sakit, tapi ada sensasi lain yang Yuju rasakan ketika kulitnya teriris oleh cutter. Ia merasa ketagihan oleh rasa sakit itu. Maka diulurkannya mata pisau dari cutter tersebut dan diarahkannya ke pergelangan tangan kanannya. "Maafkan aku, Tuhan," bisiknya.

"Aku memilih untuk mengakhirinya sekarang."

Seperti orang yang membabi buta, ia mengiriskan cutter itu ke pergelangan tangannya berulang kali, hingga darah yang keluar cukup banyak. Luka yang dihasilkan cukup dalam untuk membuat seluruh tangannya bersimbah darah. Tubuh Yuju melemas, ia pun ambruk di lantai yang sudah tergenang oleh darahnya sendiri.

Air dari keran terus mengalir, hampir memenuhi bak mandi. Dengan sisa tenaganya, Yuju merayap kearah bak mandi tersebut. Ia mencelupkan tangannya yang sudah penuh darah ke dalam bak mandi yang berisi air panas itu. Air bak mandi yang tadinya bening, berubah warna menjadi merah ketika tangan Yuju memasuki bak itu. Rasa sakit yang ia rasakan pun bertambah. Tapi buatnya tak masalah, selama darahnya tak bisa membeku maka tak akan menjadi masalah.

"Selamat tinggal dunia, kau payah."

Inilah akhir hidup dari seorang Choi Yuju.

A/N: Hai gengs akhirnya author udah mulai nulis lagi :') doain aja fanfic ini ga php kaya cerita-cerita author yang sebelumnya, makasih!
-Rae

Goodbye [gxg| A GFriend Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang