Chapter 2: Pertemuan

490 54 23
                                    

Yuju POV

"Kau siapa?"

Di sebuah tempat yang tak ku tahu, dengan semua pemandangan yang berwarna putih, dimana aku berada saat ini, di depanku berdiri sesosok makhluk yang tak kelihatan wajahnya. Seluruh tubuhnya ditutupi oleh jubah hitam. Tubuhnya besar dan tinggi, mungkin sekitar 2 meter. Namun ia hanya terdiam, tak bergerak. Pertanyaanku pun tak dijawab olehnya.

"Aku bertanya padamu, makhluk aneh," aku menunjukkan jari telunjukku ke wajahnya yang tertutup oleh tudung dari jubah hitam yang dipakainya. "Kau sungguh tak sabaran, Choi Yuju," katanya, "kau juga pasti sudah tidak sabar untuk mengetahui fakta bahwa akulah yang bertugas untuk mencabut nyawamu."

Aku menurunkan tanganku, wajahku juga tertunduk. "Malaikat maut?"

Ia mengangguk.

"Sudah kuduga." Bibirku tersenyum kecil. Akhirnya aku benar-benar mati. Artinya, aku tak lagi perlu menanggung beban hidupku lagi. Dan yang paling penting, aku tak perlu merasakan penderitaanku lagi.

Aku bebas.

Kuberanikan diriku untuk bertanya pada malaikat maut yang masih berdiri dihadapanku, "apakah aku akan pergi ke surga sekarang?" Aku berharap ia akan menjawab 'ya'. Aku tak peduli lagi, aku ingin merasakan kebebasanku sekarang.

Tapi ia menggeleng.

"Rupanya kau sudah tidak sabar untuk pergi ke surga, ya?" Katanya, "aku tidak akan memberikanmu kesempatan sekarang."

Deg.

A-apa katanya?

"J-jadi aku akan pergi ke neraka?! Hei, jangan bercanda!!"

"Tentu tidak," ia berjalan satu langkah lebih dekat kearahku, "bukan ke surga, bukan juga ke neraka." Ia berkata.

"Lantas kemana?"

Ia membuka tudungnya dan menampakkan wajahnya yang rata. Seketika bulu kudukku merinding dan mataku membelalak. "Kembali ke dunia,"

"Selesaikan dulu masalahmu, nona. Kau tak sepantasnya membunuh dirimu sendiri!"

...

"AAAH!"

Badanku melonjak kaget. Detak jantungku tidak beraturan dan napasku terengah-engah. Aku mencoba untuk berdiri dan badanku terasa ringan.

Sialan, apa-apaan itu tadi?! Aku benar-benar bertemu dengan malaikat maut? Apa ia sudah mencabut nyawaku? Apakah aku sudah mati?

Apakah aku benar-benar tak bisa pergi ke surga?

Aku melihat pemandangan sekitar, masih kamar mandi yang sama ketika aku bunuh diri tadi. Bekas pecahan cerminnya masih berserakan di lantai, air bak mandi yang penuh dengan darah sudah meluap hingga ke lantai. Di sebelahku, terdapat tubuhku yang sudah tak bernyawa jatuh terduduk di lantai dengan wajah dan tanganku yang masuk ke bak mandi. Lalu di depanku ada.... UMJI?!

Ini benar-benar bukan surga.

"KYAAAAAAAAA!!!!"

Goodbye [gxg| A GFriend Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang