Chapter 4: Penasaran

430 42 11
                                    

Yerin POV

"Ini kembalian anda, 900 won. Selamat malam dan terima kasih telah berbelanja di toko kami!"

"Terima kasih!"

Aku mengambil kantong plastik berisi belanjaanku dan keluar dari toko itu. Hari ini aneh sekali. Sekarang baru jam 7 malam, tetapi jalanan sudah sepi. Langit juga sudah sangat gelap seperti tengah malam, padahal matahari baru saja tenggelam satu jam yang lalu. Apa dunia sedang berduka karena kematian Yuju? Sahabat adikku itu memang sangat spesial, semua orang di keluargaku menyukainya.

Tapi tunggu...

Sepertinya ia lebih pantas disebut sebagai mantan sahabat.

Ya, adikku— Eunha pindah sekolah 2 minggu sebelum Yuju meninggal. Ia dipindahkan oleh ayahku yang suka seenaknya. Dari sekolah unggulan yang pernah ia tempati, ia dipindahkan ke sekolah biasa-biasa saja yang lebih murah. Sedangkan aku, aku cukup beruntung.

Dulu, kami berdua sekolah di sekolah unggulan yang sama. Dugaanku, karena masalah finansial ayah, Eunha harus pindah sekolah. Aku cukup beruntung karena aku sudah berada di kelas 12, sedangkan Eunha baru kelas 11. Aku tidak dipindahkan karena aku masih harus menghadapi ujian nasional.

Jujur saja aku merindukan masa-masa aku dan Eunha masih satu sekolah. Karena jujur saja, semenjak aku dan Eunha berbeda sekolah, hubungan kami berdua terasa semakin jauh. Akhir-akhir ini Eunha lebih banyak menghabiskan waktunya di kamarnya sendiri, bahkan saat akhir pekan.

Tuhan, aku sungguh merindukan Eunha yang dulu.

BEEEEPPP!!!!

Suara klakson mobil membuyarkan lamunanku. Tetapi, suara klakson itu keluar dari sebuah mobil hitam yang familiar untukku. Mobil itu melintas di hadapanku dan berhenti saat sedikit melewatiku. Pengemudi mobil itu membuka jendela mobilnya lalu menampakkan sosoknya. "Jung Yerin!" Panggilnya padaku.

Ah, dia lagi.

Aku berjalan mendekati mobil itu dan menemui pengemudinya. "Yah! Bisakah kau berhenti mengejutkan orang seperti itu?!" protesku, "hei, Kim Taehyung!"

Ya, dia adalah Kim Taehyung. Dia merupakan sahabatku sejak aku duduk di bangku SMP. Taehyung tinggal lumayan berdekatan dari rumahku, rumahnya hanya berjarak sekitar 3 blok dari rumahku.

"Hola!" Sapanya dengan bodoh sambil melambaikan tangannya padaku, "kau gila Jung Yerin, pergi ke luar rumah saat langit sudah gelap seperti ini!"

"Haish, suka-suka aku lah. Lagipula, aku sudah terbiasa pergi ke luar saat malam hari," balasku. Taehyung mengangguk pelan, "kalau begitu, aku akan mengantarmu sampai rumah, masuklah ke mobilku." Katanya sambil menunjuk jok penumpang. Aku tertawa kecil, "baiklah, baiklah. Aku memang tak bisa menolak tawaranmu."

Aku membuka pintu penumpang yang depan dan masuk ke dalam mobil sahabatku itu. Taehyung menyalakan mesin mobilnya dan mobilnya pun melaju kearah rumahku.

...

Mobil Taehyung berhenti tepat di depan rumahku. Ia membuka kunci pintu mobilnya dan aku membuka pintu untuk keluar. "Terima kasih atas tumpangannya, sampai ketemu besok," ucapku sambil beranjak keluar.

"Eiiitsss... tunggu dulu!"

Aku menoleh kearahnya, "apa lagi?" Tanyaku. Jari Taehyung mengisyaratkanku untuk memberinya sejumlah uang. "3000 won," katanya sambil tersenyum licik. "Kau... apa?" Aku mengerutkan alisku tanda kebingungan. "Biaya taksinya 3000 won. Kau tahu aku tak akan mengantarmu pulang secara cuma-cuma, kan?" Taehyung menyodorkan tangannya seperti pengemis.

Goodbye [gxg| A GFriend Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang