part 3

79 17 6
                                    

Masalaluku memang kejam, tetapi aku tidak mau kalah dengannya

---karina maulida---

****

Author pov

"Berapa lama tadi aku pingsan bi?"tanya karin yang baru sadar dari pingsannya dan berusaha duduk

"Sini bibik bantuin" bi minah membantu karin duduk dan menyodorkan segelas air putih, tanpa menunggu lama karin langsung meneguk habis air putih yang diberikan bi minah.

"Makasih"

"Gak usah bilang makasih, ini udah tugas bibi buat ngerawat eneng"karin memberi seulas senyum termanisnya untuk bibi, dia begitu bersyukur karna mempunyai bibi seperti bi minah. Bi minah ini telah bekerja dirumah karin sejak 20 tahun yang lalu dan bi minahlah yang sudah merawat karin sejak karin berumur 4 bulan hingga saat ini.

Soal mamahnya karin, ia sering meninggalkan karin demi bisnisnya di luar kota ataupun diluar negeri begitupun dengan papahnya. Hingga bi minah sudab dianggap ibu sendiri oleh karin, sedangkan mamahnya? Ia berfikir mamahnya sebagai ibu angkatnya karin

"Tadi karin pingsan berapa jam bi?"

"Dari jam 8 malam sampai..." bi minah menoleh melihat jam dinakas karin yang sudah menunjukkan pukul 8.11 WIB.

"12 jam ya" ucap karin, ketika ia tahu bi minah tidak akan memberikan jawaban sesuai dengan pemikirannya

"Ehh iya neng"

"Eneng sekarang mandi ya, bibi bikinin bubur"

"Karin gak laper bi"

"Ya udah bibi mau turun"

"Semalaman bibi nungguin karin? Disini"ucap karin

"Ehh anu.. mmm... i.. ya"ucap bi minah terbata bata

"Makasih bi udah mau jagain karin, sini peluk dulu"karin meregangkan tangannya meminta bi minah agar memeluk dirinya. Dengan senang hati bi minah memeluk karin, tubuh karin yang semakin kurus membuat bi minah menangis namun segera ia hapus air mata itu.

Setelah beberapa menit karin melepaskan pelukannya "makasih bi, makasih banget buat semuanya" ucap karin sambil memegang kedua tangan bi minah, "eneng udah bibi anggep sebagai anak bibi sendiri, jadi eneng gak usah bilang terimakasih sama bibi"

Karin kembali memeluk bi minah, ia sangat senang dipertemukan sama bi minah.

****
Setelah karin membersihkan diri ia menyibukkan diri dengan membaca novel, ia sangat suka membaca novel hingga dikamarnya ada perpustakaan sendiri yang isinya adalah novel novel koleksinya dari smp.

Beppp bpppp beppp.....

Suara panggilan telepon menggema diseluruh ruangan serba pink tersebut membuat karin mengalihkan pandangannya ke asal suara

"Iya"

"..."

"Hmm"

"..."

"Iya, tunggu"

Setelah menerima panggilan telepon karin langsung ganti baju dan bergegas pergi untuk menemui seseorang yang meneleponnya tadi.

Besides MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang