part 5

78 12 4
                                    

Siapa yang bisa mengetahui besok akan sebahagia atau sesedih hari ini?

-karina

***
Sudah pukul sebelas siang namun kedua anak manusia itu masih asyik bergelung dibawah selimut berwarna pink tersebut. Setelah tadi pagi mereka bertukar cerita hingga pukul enam pagi, keduanya memilih menjemput mimpi yang sempat terlewatkan.

Hari ini hari minggu jadi kedua anak manusia tersebut memilih menghabiskan hari nya untuk tidur. Sedikit pergerakan dari sang empunya kamar, mencoba menyesuaikan matanya dengan keadaan disekitar yang terang benderang karena lampu kamar

"Bego, kenapa tadi lupa matiin lampu kamar" gerutu karin karena biasanya ia mematikan lampu kamar ketika sedang tidur

Setelah duduk dan bersandar dikepala ranjang ia melihat kesamping, kearah temannya yang masih tidur dengan posisi tengkurap. Dan ada sedikit jejak air di sebelah pipi kirinya.

"Sindi bangun woyy ke bogor yuk" karin yang berusaha membangunkan sindi dengan mengguncangkan lengannya

"Woyy elah bangunnn, mumpung hari minggu nih"

"Ngghhhhh ngapain ke bogor, masih ngantuk"

"Melek dulu napa, ayok kebogor"

"Iyaa"

"Gw mandi, kalo selama gw mandi lo belum bangun gw siram lo pake air"

"Iya iya, nih gw udah melek nih" jawab sindi dengan melototkan matanya kepada karin

Ckck

*****

Keduanya sudah siap untuk pergi jalan jalan dihari minggu siang, udara panas tidak mengurangi sedikit pun semangat dari keduanya.

Keduanya turun dari kamar dan masuk kedapur untuk mengisi perutnya yang dari kemarin belum diisi nasi sebijipun.

"Siang non, non mau dimasakin apa?"

"Siapin susu aja" setelah berkata demikian karin segera mencomot roti dan diolesi dengan nuttela. Kesukaannya.

"Kalo aku jus alpukat aja bik" sindi lebih menyukai jus dipagi hari daripada segelas susu yang akan menyehatkan tubuhnya

"Kayak bocah aja masih minum susu" ejek sindi kepada karin, dan karin hanya memutar bola mata malas tanpa perlu menjawab ledekan dari sindi.

Karin dan sindi sedang menikmati roti dan minuman masing-masing dalam waktu 10 menit kemudian kedua nya segera keluar dari rumah untuk menuju motor matik yang yang akan membawanya menuju puncak bogor. Tempat berliburnya kali ini.

"Tumben bawa motor metik, ninja lu kemana?"

"Bacot lu, pake nih helm nya" balas karin dengan menyodorkan helm bogo miliknya kepada sindi

"Dihh ngegas nih anak"

"Pulang lo ya yang bawa motor"

"Ya"

Keduanya segera keluar dari area perumahan elite dan segera menuju kejalan raya. Udara panas segera menyapa keduanya saat jalanan begitu macet karena memang hari minggu adalah hari yang begitu ditunggu tunggu oleh berbagai jenis profesi di muka bumi ini.

Karin yang memang sudah lihai dalam berkendara motor begitu ahli ketika nyelip nyelip dan menerobos padatnya kemacetan didepan.

Tidak bisa dipungkiri dibulan september ini memang cuaca Jakarta sangat sangat panas ditambah lagi dengan polusi udara. Sangat panas.

Karin tak menghiraukan ucapan sindi dan langsung mengambil alih kendaraan beroda da tersebut untuk kembali membelah padatnya jalan Bogor. Mereka sudah memasuki kawasan dingin, artinya puncak Bogor akan segera mereka nikmati. Angin sepoi sepoi menyapa keduanya, tanpa ragu karin membuka kaca helm nya agar angin menerpa wajahnya yang putih.

“sin ini belok kiri apa kanan?” ucap karin yang sedang berhenti di lampu merah
“kiri”
“eh bukan kanan aja”
“BEGO, ini kanan apa kiri” ucap karin dengan menekankan kata pertamanya
“kanan, elah ngegas mulu perasaan”

Karin tidak menyahuti lagi perkataan sindi, ia langsung menancapkan gas dan melaju dengan kecepatan sedang. Udara Bogor memang terasa sangat sejuk dengan pemandangan kanan kiri pohon yang sangat rindang, udara yang belum tercemar polusi dan lingkungan yang masih asri, khas budaya Indonesia. Karin sangat menyukai ini, sangat ia ingin lebih lama disini. Di Bogor. Jakarta terlalu kejam untuk ia yang berpenyakitan.

“rin bisa berhenti sebentar? Gw haus”
Ucap sindi sambil menggoyangkan bahu karin. Mereka memang mengendarai motor sedikit lambat 50km/jam.

Karin menepikan motornya  disalah satu minimarket yang terletak dikiri jalan. Setelah melepaskan helm, mereka segera memasuki minimarket tersebut. Setelah membayar belanjaan keduanya segera keluar dan mencari tempat duduk yang biasanya disediakan. 

“gw jadi pengen pindah rumah disini”

“capek banget di jakarta, tiap hari gw harus denger bonyok gw berantem”

“gw pengen ikut kakek gw di Amerika”
“gw-“ sebelum sindi menyelesaikan kalimatnya karin sudah memotongnya terlebih dahulu

“stop! Disini kita akan liburan bukan meratapi kehidupan!.” Ucap karin tegas

“oh sorry”

Mereka larut dalam pikiran masing-masing.

****
Haduhh maaf ya gaes lama ga update. Lagi banyak kerjaan. Ck sok sibuk banget dah wkwk

Jangan lupa pencet bintang di pojok kiri bawah dan komenannya. See you on next part💓

Salam manis dari author

Besides MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang