part 4

82 12 3
                                    

Kalaupun senja tetap akan datang aku berharap kamu juga akan tetap datang disaat aku tidak berdaya

---karina maulida putri---

***

AuthorPOV

"Cabutt yuk, gabut gue lama lama disini"

"Lo dimana sih?" Balas Karin kepada temannya

"Dirumah lah, makanya ayok keluar. Bonyok gua berantem lagi"

"Kita ke ketempat biasa aja gimana"

"Eh lo ga ada job apa, tumben-tumbenan dirumah"

"Lo ga denger itu suara keras banget"

"Hehe gua kesana"

Setelah karin selesai mengangkat telfon dari sindi, ia segera kembali ke podium dj nya

Karin begitu lihai memainkan jari lentiknya diatas alat dj nya, ia begitu menikmati profesinya tersebut

Sebenarnya ia sudah dilarang kakaknya untuk main di malam hari, ya walaupun karin tidak pernah mabok ketika pulang larut atau menyusahkan orang rumah tapi kakaknya yang bawel itu kekeh melarangnya

"WOYY RIN SELESAI JAM BERAPA?" Ucap sindi yang agak keras disamping telinga karin

"HAHHH APA" balas karin tak kalah kerasnya

"Buset budek amat lo, congek dibersihin kali rin jorok banget jadi orang. SELESAI JAM BERAPA!" dikalimat terakhirnya sindi bukan bertanya lagi namun seperti memerintah kenceng banget ngomongnya

"Ogeb, gua denger kali" jawab karin yang dibarengi dengan tonyoran ke kepala sindi

"Dih ni orang kaya perawan yang lagi datang bulan aja" jawab sindi sambil menata kembali poninya yang sedikit berantakan karena ulah karin

"For your information sindi anaknya daddy efan, gua masih perawan dan emang gua lagi datang bulan" balas karin dengan mengacak acak poni temannya dan membuat diempunya uring uringnya

"KARIN BEGOO!!!"

Sindi langsung menyusul karin yang telah meninggalkan podium dengan langkah yang hati hati, takut kalo ia mengganggu orang yang sedang menikmati kencan dengan pasangan nya dimalam minggu

"Temenin gua minum yuk"

"Ga ah dosa"

"Kok lo sekolah jadi malah goblok ya rin, emang lo berada disini malam2 dengan pakaian kaya gini ga dosa!" Sindi yang berhasil mensejajarkan langkahnya dengan karin

"Ga dosa"

"Terserah lo deh, pokoknya temenin gua minum!" tambah sindi dengan nada memerintah

"Ga sampe mabok"

"Oke"

Karin dan sindi sudah berada dilantai bawah club. matanya langsung menyusuri ruangan dengan lampu yang berkedip kedip tersebut.

"Sin minum dirumah aja"

"Eh kenapa, gua mau minum disini aja"

"Gua pulang" karin langsung berbalik badan dengan langkah yang lebar ia mencapai pintu keluar memberi anggukan kepada penjaga club lalu keluar dari sana. Sindi yang melihat hal tersebut mengikuti langkah kaki karin dan ikut masuk kedalam mobil karin

Karin langsung melajukan mobil nya membelah gelapnya malam, dingin nya angin yang berhembus karena malam ini sudah pukul 02.00 wib malam

"Lo kenapa sih" ucap sindi yang melihat gelagat aneh karin

"Semenjak lo sekolah disana sikap lo berubah, kenapa sih?" Imbuhnya

"Gapapa, gua capek mau tidur"

"Oke"

"Bantu gua berubah" ucap karin dengan menurunkan kecepatan mobilnya

"Maksud lo?"

"Gua pengen berubah, pengen jadi kayak lo, kayak temen2 gua yang lain"

"Ckck sarap nih anak, lo mau kayak gua? Lo mau bonyok lo hobinya ribut? Lo mau semua keluarga lo hanya mikirin duit? Tahta? Nama baik? Lo mau kayak gua? Apa yang lo iriin dari gua? Gua ga punya kelebihan sama sekali, selain minum wine sebotol dan gua masih waras" jawab sindi yang diakhiri dengan kekehan

*****

04.10 wib dua anak remaja ini baru memasuki rumah salah satu diantaranya dengan sedikit berhati hati ketika menaiki tangga, agar tidak menimbulkan bunyi

Semua orang yang berada dirumah tersebut masih terlelap sebagai bukti semua lampu masih padam termasuk dapur

Setelah mereka berdua sampai pada pintu kamar, sang empunya kamar lantas medorong hendel pintu dan masuk kedalam ruangan bernuansa pink tersebut

"Rin gua pinjem baju lo" tanpa menunggu karin menjawab, sindi langsung mengambil selembar kain berwarna peach dari dalam lemari dan berganti baju

"SIN GUA KEBAWAH" teriak karin yang tidak mendapat jawaban

Karin segera berlari lantai bawah yang sebelumnya ia mengambil botol putih bening didalam laci meja belajarnya

Ia mengambil sebutir obat dan menelannya dengan air

"Hampir aja collapse lagi" ucap karin setelah meneguk abis air putih digelas

"Neng mau makan?" Ucap bi minah yang posisinya sekarang berada dibalik pintu kulkas yang dibuka karin

"Astaga, bibi ngagetin aja ih" kaget karin ketika mendengar pertanyaan dari bi minah

"Hehe maaf neng" balas bi minah dengan cengiran andalannya

Karin mengeluarkan makanan yang ia sukai dari dalam kulkas, karena ia merasa sedikit mual pada perutnya

"Bi bikinin teh tawar anget dong"

"Oke neng" uca bi minah dengan membuat bentuk o pada jari tangannya yang diperlihatkan kepada karin

Besides MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang