Hari ini terasa begitu indah bagi Tiana.Bagaimana tidak, tadi pada saat ia tidur di kelas dan bangun ia menemukan sosok Raihan disampingnya. Cowok itu masih tertidur pulas. Tiana tersenyum melihat ekspresi wajah Raihan yang sedang tertidur itu. Ditengah kesibukannya membayangkan Raihan tadi, tiba-tiba ponselnya berbunyi, ia langsung meraih ponselnya dan membukanya. Terlihat pesan WhatsApp dari Raihan.
Raihanrahadian: Tiana, lagi sibuk gak?
Destianaalyssa: Enggak kok Rai, ada apa?
Raihanrahadian: Jalan yuk:)
Destianaalyssa: Boleh.
Raihanrahadian: Oke, gue jemput satu jam lagi:)
Pesan dari Raihan hanya diread olehnya. Ia langsung bergegas membuka lemarinya dan sibuk memilih baju yang akan dipakainya nanti. Selesai memilih baju, ia lanjut bergegas ke arah kamar mandi.
****
Tiana akhirnya turun dan menemui Raihan yang sudah ada diruang tamu bersama bundanya, Indah. Saat ini Tiana sangat terlihat casual dengan memakai celana jeans yang dipadukan dengan kaos putih bertuliskan OBEY dan sepatu converse putih kebanggaannya. Sambil membenarkan tas selempangan yang ia pakai, Tiana pamit kepada bundanya.
"Bun, Tiana pamit ya, mau keluar bentar sama Raihan."
"Tante, saya mau minta ijin keluar bentar sama Tiana ya." Pamit Raihan sopan.
"Iya, kalian hati-hati dijalan ya. Pulangnya jangan malem-malem." Kata sang bunda.
Saat didalam mobil, tak ada percakapan diantara mereka berdua. Hanya alunan musik yang disetel oleh Raihan.
"Kita mau kemana?" Tanya Raihan tiba-tiba. Membuat Tiana yang sedari tadi sibuk memainkan handphone, jadi melihat ke arah Raihan.
"Lah terserah lo, lo kan yang ngajak gue."
"Ya gue minta saran dari lo pendek." Kata Raihan dengan menekankan kata pendek.
"Oh lo ngatain gue pendek. Iya emang gue pendek kenapa? Gasuka?" Dumel Tiana kesal.
"Gitu aja ngambek, gue suka kok lo pendek. Enak kalo buat dipeluk." Balas Raihan dengan senyum manisnya yang mampu membuat Tiana meleleh.
Wajah Tiana langsung berubah menjadi marah, Tiana tersipu karena ucapan Raihan.
"Gimana kalo kita makan aja?" Kata Raihan.
"Yaudah terserah lo aja. "
****
Akhirnya mereka sampai di sebuah tempat makan. Tempat makan ini adalah rekomendasi dari Raihan. Katanya ia sering ke tempat ini bersama temannya dan juga mantan kekasihnya. Ya mantan kekasihnya.Mereka duduk dan saling mengedarkan pandangan mata. Ya karena memang sangat ramai. Tiba-tiba datanglah seorang pelayan yang datang menghampiri mereka berdua.
"Selamat sore mas mbak. Silahkan mau pesan apa?" Kata sang pelayan sambil menyodorkan buku menu.
"Tiana lo mau pesen apa?"
"Emm.. samain aja kaya lo."
"Yaudah nasi goreng yang kaya biasa 2 ya. Terus minumnya es teh."
"Baik. Mohon ditunggu sebentar ya." Ucap sang pelayan sambil memamerkan senyum.
Sembari menunggu makanan datang, mereka sibuk dengan ponselnya masing-masing. Tiana memilih membaca Wattpad diponselnya. Raihan. Dia diam-diam mengarahkan kamera diponselnya ke arah Tiana. Setelah Raihan berhasil mendapat hasil foto yang bagus. Ia terlihat puas dan terseyum tanda kemenangan. Cewek di depannya merasa aneh dengan sikap cowok di depannya.
"Dasar orang gila, senyum-senyum sendiri." Oceh Tiana pelan sambil melirik ke arah Raihan.
"Apa lo bilang? Gue masih denger ya. Dikira gue budeg apa."
"Salah sendiri lo senyum-senyum gajelas gitu."
Belum sempat membalas ucapan Tiana. Gadis didepannya kini menjerit dengan suara yang lumayan keras. Membuat para pembeli lainnya memandang ke arah Tiana sinis.
"Oh my God. Byan tai bangettt." Teriak Tiana.
"Apaan sih Ti, diem. Malu noh pada ngeliatin." Ucap Raihan pada Tiana sambil melirik ke arah orang-orang yang melihat ke arah mereka.
Tiana yang baru menyadari kelakuannya barusan menjadi sangat malu. Ia menutup mulutnya yang tidak bisa dikendalikan itu.
"Lo liat deh foto yang dishare digrup kelas. Foto kita waktu tidur di kelas tadi. Temen lo tuh yang share, awas aja besok ketemu. Mati lo." Ucapan Tiana yang terdengar sinis.
"Oh cuma kaya gitu." Balas Raihan santai.
"Ih Raihan, lo kok santai-santai aja sih. Liat deh nih fotonya. Awas aja lo Byan. Lo juga sih ngapain juga ikut-ikutan tidur." Kata Tiana sambil mengarahkan layar ponselnya pada Raihan.
Cowok berkulit putih itu hanya tertawa mendengar ocehan dari gadis didepannya. Ia suka melihat Tiana seperti ini. Namun ia terlalu takut untuk mengartikan perasaannya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
KAMU
RandomDestiana Alyssandra. Kehidupannya tidak seindah novel yang kamu sering baca. Hidupnya jauh dari kata sempurna. Namun beruntungnya Tiana memiliki keluarga yang lengkap, yang menyayanginya dan juga sahabat yang selalu ada disaat apapun.