9.

46 13 13
                                    

SENIN. Pagi ini hujan turun begitu derasnya. Tiana bersusah payah bangun dari tidurnya. Semalaman ia berkali-kali terbangun dan melihat jam. Menanti pagi datang seperti menunggu jodoh yang dikirim oleh Tuhan. Namun, saat pagi benar-benar telah tiba, Tiana malah merasa ngantuk berat.

Gadis bersenyum manis itu hanya menyantap sarapannya sedikit karena takut terlambat. Di perjalanan ia merasa sangat gelisah, takut jika upacara sudah di mulai ia baru datang.

Setalah Tiana sampai di sekolahnya, bel pun berbunyi, tanda siswa-siswi harus segera menuju ke lapangan untuk segera mengikuti upacara bendera. Sadar akan bel yang berbunyi nyaring, gadis itu berlari menuju kelasnya. Ia melempar tasnya asal. Lalu ia kembali turun ke lapangan upacara.

Untung aja gue keburu.

Jadi gak dihukum deh hehe

Batin gadis itu dalam hati, sambil mencari posisi barisannya. Ia merasa lega kali ini, karena tidak terlambat. Ditengah upacara sedang berlangsung, tiba-tiba ada yang menepuk bahunya dengan pelan. Membuat gadis itu kesal dan berbalik dengan cepat.

"Apaan sih, ganggu....." Ucapan gadis itu menggantung setelah melihat mata orang itu melotot tajam ke arahnya.

"Eh maaf bu, kirain saya Alea. Dia suka jahilin saya kalo lagi upacara." Ucap Tiana sambil meringis ke arah orang itu.

"Habis upacara ke ruangan saya Destiana Allysandra." Perintah orang itu dengan penuh ketegasan.

****

"Kenapa kamu gak pakai dasi? Itu juga sepatu kamu kok warnanya biru. Kamu sudah tahu kan peraturan sekolah ini seperti apa. Kalau hari Senin harus pakai sepatu warna hitam. Ini malah pakai biru." Omel Bu Ella.

Bu Ella adalah guru BK yang terkenal sebagai guru yang galak dan betah banget kalo disuruh ngomel. Nasib Tiana jika harus mendengarkan omelan darinya.

"Maaf bu, tadi sepatu saya yang hitam tiba-tiba kotor. Jadi saya pake ini deh, daripada telat kan bu." Balas Tiana asal. Membuat Bu Ella semakin menatapnya tajam.

"Sekarang kamu saya hukum. Bersihin lapangan sampai jam istirahat pertama nanti. Ingat harus bersih." Tiana yang mendengarnya langsung menatap ke arah Bu Ella kaget.

"Tapi bu saya kan...." Ucapan Tiana terpotong oleh guru didepannya.

"Kamu apa? Kurang? Baik kalau gitu nanti saya tambah hukuman kamu sampai jam istirahat selesai." Ucap beliau dan langsung pergi meninggalkan Tiana.

****

Gadis itu telihat sangat kesal. Mengapa ia harus dihukum seperti ini. Padahal ia baru sekali ini melanggar peraturan. Gadis itu tampak sesekali mencibir apa yang tadi dikatakan Bu Ella dengan bibir yang maju ke depan dan komat-kamit tanpa suara. Membuat seseorang yang memperhatikannya dari kejauhan itu tertawa melihat tingkahnya.

"Tumben tuh anak dihukum." Ucap lelaki itu sambil terseyum melihat ke arah Tiana.

Takut Tiana menyadari keberadaannya, ia segera pergi menuju kelasnya.

Sampai dikelas, lelaki itu mendudukan diri di kursinya. Disaat yang lain sibuk tertawa ria, ia memilih untuk diam, duduk ditempatnya dan kemudian mengeluarkan ponselnya.

KAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang