Pagi ini mendung menyelimuti Kota Jogja. Mungkin sebentar lagi hujan akan turun. Tiana baru saja selesai memakai seragam kebanggaannya itu. Gadis berambut poni itu tampak tidak terlalu bersemangat untuk pergi ke sekolah. Ya alasannya cukup jelas. Cuaca pagi hari yang harusnya cerah malah mendung yang datang. Ia tak menyukai hal itu. Namun Tiana menyukai hujan. Kenapa? Karena rintikan hujan mampu membuat hatinya tenang, melihat rintikan hujan membuat dirinya merasa ada sesuatu yang terpendam. Bahkan suara hujan mampu mengantarnya untuk tidur. Dan satu lagi, dibawah hujan ia bisa menyembunyikan kesedihannya.
Sekarang ini Tiana berada di meja makan. Bersama dengan Adi, Indah dan juga Reza, kakaknya. Ya, mereka adalah keluarga yang sangat dicintainya. Merekalah yang telah menemaninya selama 16 tahun ini.
"Tiana, kamu berangkatnya bareng kakak kamu ya." Ucap sang ayah.
"Iya yah." Jawab Tiana sambil melirik ke arah Reza.
"Yaudah ayo buruan berangkat. Ntar telat gue yang disalahin." Ucap Reza pada adiknya.
"Yah, Bun. Tiana berangkat dulu ya."
"Iya sayang kalian hati-hati. Reza jangan kenceng-kenceng bawa motornya."
"Iya Bunda."
Reza Agusta. Dikenal sebagai pribadi yang dingin. Ia tak pernah mau berbicara kalau memang tidak ada yang penting. Tiana saja sampai jengkel kepada kakaknya itu. Mereka memiliki selisih umur 5 tahun.
****
"Ti, ntar ikut gue yuk." Ajak Alea pada sahabatnya.
"Kemana Al?"
"Karaokean. Ramean kok ada Raihan juga."
"Yaudah ayuk aja. Kapan nih?
"Ntar pulang sekolah. Gue jemput lo ya."
"Okey."
Akhirnya bel pulang sekolah pun berbunyi. Tiana langsung pulang dengan menaiki angkot. Begitu juga dengan Alea. Sampai di rumah ia bergegas mandi dan makan terlebih dahulu.
"Tiana..." Teriak seorang gadis dari luar rumahnya.
"Pasti itu Alea." Batin Tiana sambil berjalan ke arah pintu.
"Eh ayo udah siap kan?" Ucap Alea sambil meringis ke arah Tiana.
"Iya bentar. Masuk dulu kek, gue mau pake sepatu dulu."
"Iya iya. Eh kok rumah sepi. Pada kemana? Tanya Alea sambil berjalan mengikuti Tiana.
"Iya nih, ayah sama bunda gue lagi ke tempat nikahan terus kak Reza lagi maen. Udah yuk berangkat.
****
Akhirnya Alea dan Tiana sampai di rumah Byan. Ya mereka janjian untuk berkumpul di rumah Byan terlebih dahulu. Disana sudah ada Raihan, Byan, Danis, dan juga Aldi. Ya mereka adalah teman Tiana yang paling dekat. Mereka selalu kemana-mana berenam. Seperti sekarang ini.
"Ayok berangkat, malah pada santai aja." Alea berdecak kesal.
"Yaudah ayok, Tiana sama gue ya." Ucap Raihan.
"Iya biar gue sama Alea. Iya kan sayang?" Kata Byan dengan nada yang sangat menjijikan.
"Ih apaan sih lo. Gak mau gue sama lo. Gue sama Aldi aja ya."
"Udahlah pada ribut. Tiana sama Raihan. Alea sama gue." Kata Aldi sambil tersenyum miring ke arah Byan.
****
Sampai di tempat karaoke mereka masih harus menunggu cukup lama. Ya karena ruangannya penuh. Mereka menyibukan dengan bercanda ria. Tiana tak menghiraukan candaan mereka. Ia memilih sibuk dengan ponselnya. Berbeda dengan Alea yang ikut berbaur dengan teman-teman cowoknya.
Setelah menunggu cukup lama, akhirnya mereka masuk diruang yang berukuran medium. Mulailah kekonyolan cowok-cowok itu. Tiana melihat kekonyolan mereka dan merasa sangat bahagia. Ia bisa mempunyai teman-teman yang konyol seperti mereka. Mereka berenam sangat menikmati kebersamaan mereka.
Setelah 2 jam berlalu. Mereka pun keluar. Sebelum keluar Tiana dikejutkan dengan sesuatu.
"Udah Rai buruan deh." Ucap Danis dengan semangat.
Orang yang disebut-sebut itu melempar senyum ke arah Alea sambil membawa setangkai bunga mawar merah.
"Alea ini buat lo, gue ngasih ini cuma biar kamu seneng aja." Ucap Raihan ditemani dengan senyum manisnya melihat ke arah Alea.
"Apaan sih lo Rai." Kata Alea yang merasa bingung dengan sikap Raihan.
"Gue tau lo lagi sedih. Plis terima ya."
"Udah Al terima aja." Teriak Byan.
"Terima Al." Teriak Danis dan Aldi bebarengan.
"Yaudah makasih ya Rai." Ucap Alea sambil menerima bunga mawar itu.
Tiana tersenyum melihat ke arah Alea. Meskipun sejujurnya, di dalam hatinya sekarang ini teramat sangat kecewa dan sakit.
Mengapa orang yang dicintainya tak melihatnya.****
Malam ini hujan dapat mewakili rasa yang Tiana sedang rasakan. Orang yang begitu dicintainya malah memberi kebahagiaan pada orang lain. Tepatnya bukan orang lain, melainkan sahabatnya sendiri. Bagaimanapun ia tidak bisa menyalahkan Alea. Begitu juga dengan Raihan. Salah Tiana saja yang selalu memendam rasa itu. Ia terlalu takut untuk mencurahkan isi hatinya pada orang lain. Mungkin memang sudah takdirnya seperti ini. Ia mencoba mengerti dengan keadaannya sekarang.
![](https://img.wattpad.com/cover/125611714-288-k256469.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMU
RandomDestiana Alyssandra. Kehidupannya tidak seindah novel yang kamu sering baca. Hidupnya jauh dari kata sempurna. Namun beruntungnya Tiana memiliki keluarga yang lengkap, yang menyayanginya dan juga sahabat yang selalu ada disaat apapun.