8

2.1K 268 1
                                    

Chanyeol baru saja keluar dari dalam lift menuju lobby saat panggilan dari resepsionis menghentikan langkah nya, membuat Chanyeol berbalik arah.

"Bu Nara menitipkan bekal ini untuk Bapak."

"Nara disini? Kenapa tidak berikan langsung, dimana dia sekarang?,"

"Tadi dia sempat keruangan Bapak, kemudian dia kembali lagi dengan tergesa dan menitipkan bekal ini kepada saya.." Mata Chanyeol membulat, dugaan nya pasti Nara melihat dia dan Lay bertengkar dan mendengar semuanya. Seketika dia merasa khawatir, Chanyeol segera pergi dengan tergesa. Ia bahkan mengabaikan resepsionis itu dengan tampang bingung. Sambil terus berlari menuju basemen ia terus mencoba menghubungi Nara, tetapi tidak diangkat.

"Tolong angkat, jangan membuatku khawatir." mohonnya dalam hati, sampai menuju mobil Chanyeol masih terus menghubungi wanita itu sampai deringan ke lima Nara baru menganggat panggilan itu. Chanyeol mendesah lega.

"Hallo?"

"Nara, kamu dimana?" tanya Chanyeol dengan nada Khawatir.

"Aku ada di restoran sedang meminum jus." Jawab Nara, santai.

Chanyeol terdiam sejenak.

Ia mengira Nara sedang menangis sekarang, dugaannya salah. Tapi ia bersyukur wanita itu baik-baik saja. "Didekat mana?," tanya Chanyeol. pria itu memutar arah saat Nara memberitau dirinya berada. Tidak butuh waktu lama untuk sampai di restauran itu karena masih dekat dengan kantor. Chanyeol mengedarkan pandangannya mencari Nara dan menemukan wanita itu duduk menyendiri sambil mengaduk-aduk minuman dengan sedotan.

"Kenapa ada disini?," Chanyeol bertanya setelah duduk dihadapan Nara. Sedikit terkejut, Nara kemudian tersenyum singkat.

"Hai, sudah dimakan bekalnya?"

"Kenapa tidak memberikan langsung?" Chanyeol kembali bertanya.

"Ku fikir, Kak Chanyeol masih ada klien."

"Bukan karena itu kan alasannya? Karena kamu dengar semua percakapan aku dengan Lay? Nara, demi Tuhan aku sangat khawatir tadi saat tau kamu..."

"Mendengar perdebatan kalian soal aku?," potong Nara. Chanyeol mengangguk.

Nara mendesah, "Awalnya sempat, rasanya masih menyakitkan. Tapi secepatnya aku sadar, untuk apa aku menangis memperdulikan pria yang bahkan tidak pernah memperdulikan aku."

Kemudian wanita itu tersenyum.

Chanyeol memandang Nara mencari kebohongan atas perkataan wanita itu dari wajahnya. Tidak ada raut kesedihan, tidak juga ada raut wajah ceria. Hanya ekspresi biasa yang terlihat. Chanyeol merasa bahwa Nara mulai pandai menyembunyikan perasaannya.

Tanpa sadar, dada Chanyeol berdebar hebat. Jika saja dia duduk bersebelahan dengan Nara, wanita itu bisa mendengar debaran jantungnya. Sudah cukup lama Chanyeol memperhatikan wanita dengan mata kecil namun begitu Indah dilihat, senyum nya yang tulus, dan perkataanya yang lembut. Kenapa sabahatnya bisa menyia-nyiakan wanita seperti ini.

Tidak, ia tidak seharusnya seperti ini. Mereka bahkan belum lama kenal, seharusnya Chanyeol bisa menahan diri untuk tidak boleh lancang memiliki perasaan terhadap Nara. Bahkan ia sendiri pun tidak tau apakah wanita itu juga memilik perasaan yang sama sepertinya.

Mungkin saja tidak.

"Kenapa melihatku terus? Aku cantik? Kalau itu sih sudah dari lahir." Kata Nara menggoda Chanyeol.

Chanyeol tertawa, "Ya, kamu cantik. Aku jujur gak bohong."

Nara mengangguk-angguk, sambil kembali meminum jus nya. "Sudah banyak yang bilang begitu kok, sudah gak kaget."

Butterfly-Lay ExoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang