14

1.8K 209 22
                                    

Besoknya gue dateng kerumah sakit lagi, untuk memastikan keadaan Nara. Gue masuk kedalam kamar rawat Nara tapi kosong, hanya ada suster yang sedang merapikan tempat tidur.

"Pasien yang di rawat disini kemana ya sus?" tanya gue saat suster itu berbalik arah.

"Oh, bu Nara ya pak? Dia sudah pulang sekitar satu jam yang lalu." jelasnya, kemudian hendak berjalan ke arah pintu.

"Sus—" suster itu membalik, dan bertanya 'ya' "saya mau minta alamat Nara, bisa?"

--

Awalnya gue hanya berdiam diri didalam mobil tanpa berniat turun, dan memandangi halaman depan rumah Chanyeol saja dari sini. Sampai akhirnya gue turun juga dan mencoba masuk kedalam.

Bi An, yang sudah gue kenal sejak lama, yang baru aja keluar sambil menenteng sekantong plastik besar sampah dengan ekspresi heran melihat gue.

Bi An tersenyum dan gue balas tersenyum. "den Lay? Apa kabar, ya ampun udah lama gak kelihatan."

"Alhamdulillah baik Bi, Bibi gimana kabarnya?" tanya gue balik, sontak kami jadi mengobrol sebentar untuk sekedar basa-basi karena sudah lama kami tidak bertemu.

"Tapi den Chanyeol nya belum balik dari kantor, Ibu dan Mba juga sedang pergi. Hanya ada neng Nara sedang istrahat." tepat seperti yang gue mau, gue hanya ingin bertemu Nara dan melihat dia.

"Ah saya lupa, neng Nara itu temannya mba sama den Chanyeol." katanya menjelaskan karena yang Bi An tau gue tidak mengenal Nara. Gue hanya mengangguk mengiakan perkataannya.

"Bi, saya boleh masuk? Sekalian mau bertemu Nara, kebetulan Nara juga teman saya."

"Ya boleh atuh den, masuk aja kedalam, saya mau buang sampah ini dulu ya."

Gue pun masuk setelahnya, setelah beberapa tahun tidak berkunjung kesini rasanya sedikit asing, walaupun semua interior rumah ini tidak ada yang berubah. Dulu sebelum tinggal dirumah ini, rumah Chanyeol tidak berada jauh dari rumah gue, gue dan dia dulu lebih sering main bersama, sebelum kami berdua tumbuh dewasa dan sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

Saat dia pindah jauh disini pun, gue hanya sempat datang satu kali, entahlah itu kapan gue udah lupa. Gue mencoba mencari kamar yang disinggahi oleh Nara, hanya mengandalkan keberuntungan gue.

Dan salah satu kamar yang menurut insting gue itu adalah kamar Nara gue mencoba membukanya sedikit demi sedikit, dan sepertinya kamar ini memang kamar yang ditempati oleh Nara.

Tidak ada siapapun didalam, hanya ada suara gemercik air dari dalam kamar mandi, gue yakin Nara sedang mandi. Sampai suara air itu berhenti dan tidak lama pintu kamar mandi pun terbuka lebar.

Tepat saat itu juga air liur gue mendadak susah ditelan, karna Nara yang sehabis mandi dengan hanya memakai handuk saja membuat gue membatu di tempat. oh shit man.

Nara yang sedang menutup pintu kamar mandi itu belun sempat menyadari kehadiran gue, dan detik berikutnya Nara terkejut bukan main.
"Astagfirullah, kamu kenapa ada disini?"

Nara mencoba mencari apapun yang bisa menutupi tulang punggungnya yang terekspos oleh gue, "keluar dari kamar saya..."

"Iya—" gue tanpa babibu langsung beranjak keluar dan menghembuskan napas, setelah sebelumnya napas gue seperti di sedot habis oleh udara.

"Nar—," gue berjalan mendekatinya yang baru saja selesai berpakaian, perutnya yang membesar jelas membuatnya bertambah lebih dari cantik.

"Kak Chanyeol masih dikantor, kalau ingin bertemu dengan dia kamu bisa menemuinya dikantor saja."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 26, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Butterfly-Lay ExoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang