13

2.5K 238 20
                                    

Lay pov.

Gue baru aja sampai di rumah sakit, bawa sekantong buah - buahan. Kemarin setelah mengantar Somi, gue balik lagi kebutik. Buat memastikan keadaan Nara, pas disana ternyata. Cewek rambut panjang ikal itu bilang Nara dibawa kerumah sakit.

Pertengkaran gue sama Somi memang belum kelar, gue masih perlu bicara lagi sama dia. Tapi buat sekarang Nara jauh lebih penting.

Gak tau, gue khawatir.

Somi memang kelewatan, gue tau dia marah. Tapi tindakan dia kemarin hampir membuat anak gue kenapa - napa.

Saat gue mengatakan anak itu anak gue. Faktanya kan memang itu anak gue. Tapi memang baru kali ini aja gue sering ngakuin itu, dan rasanya entah kenapa— senang.

305. Nomor kamar rawat Nara, gue tau dari cewek rambut panjang itu, kalo nggak salah namanya kristal. Gue urungin niat gue buat buka knop pintu.

Chanyeol didalam sedang menyuapi Nara.

Gue tau perhatian Chanyeol selama ini lebih dari seorang teman. Gue pernah ngenalin mereka berdua saat Nara sama gue pacaran dulu. Itu sebabnya mereka jadi mudah akrab, dan beberapa bulan tinggal bersama, Chanyeol nggak sulit buat jatuh Cinta sama Nara.

Gak ada yang kurang dari dia, Nara cantik, manis kalau senyum, gak butuh waktu lama buat suka sama dia kaya gue dulu. Nara juga orang yang baik, gue nggak buta akan itu. Cuma gue nya aja bejat. Ngajak dia pacaran nggak sehat.

Pintu terbuka, gue terkesiap. Keluar laki - laki usia remaja, lumayan tinggi. Wajahnya— mirip Nara. Gue rasa dia adiknya.

Mendadak jantung gue berpacu cepat.

Takut dia tau gue ini siapa, dan dia langsung menghajar gue.

"Mau jenguk mbak Nara ya?" dia bertanya. Gue ngangguk - ngangguk kaya orang bloon.

Dia nggak tau berarti. Wajar. Gue sama adiknya Nara emang belom pernah ketemu.

"Masuk aja Bang."

"Makasih."

Selamat. Sementara doang.

Gue masuk, nutup pintu pas balik badan tatapan gue langsung bertemu dengan Nara. Dia kaya nggak suka sama kedatangan gue. Nggak apa - apa,  gue terima.

Mau ngamuk gue bales peluk juga luluh.

Bangsat. gue ngomong apa sih.

"Darimana lo tau Nara dirawat disini." Chanyeol bertanya dengan suara ketus.

Siapa tuh tadi namanya, bantal? Eh.

"Kristal.", jawab gue. "Kamu gimana sekarang? Nggak ada yang sakit kan?"

"Kak, aku mau pulang aja deh, nggak betah disini."

Berasa angin gue jadinya. Dicuekin dia.

"Kamu yakin." Nara ngangguk, Chanyeol usap - usap rambut Nara keliatan sayang banget.

Kok nyes liatnya. Ah sialan Chanyeol.

"Lebih baik nginap sehari dulu Nar, biar dapat perawatan juga." kata gue tapi nggak ditanggepin. Dia memiringkan posisi tidurnya jadi ngebelakangin gue.

Chanyeol bangun menghampiri gue, "Nara tidur, bisa jagain dia sebentar? Gue ada meeting. Jam satu gue balik kesini." ujarnya.

Dengan senang hati gue lakuin.

Gue ngangguk setuju, "tenang gue jagain." Chanyeol menepuk pundak gue, lalu jalan keluar.

Selepas Chanyeol pergi, gue duduk di bangku depan Nara. Memperhatikan dia yang tidur dengan pulas, jauh lebih adem diliatnya.

Butterfly-Lay ExoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang