1

5.4K 437 2
                                    

Ku coba menekan beberapa digit angka di layar ponselku, lalu menekan dealup setelahnya. Berharap seseorang yang sedang mati matian aku hubungi mengangkat panggilan dari ku.

Nihil.

Tak satupun panggilan ku yang dijawab olehnya. Hati ini putus asa.

Entah bagaimana lagi. Sudah berulang ulang kali aku coba menghubunginya,  tapi tak pernah ada balasan dari nya sama sekali.

Pria itu seolah olah menghilang.

Keterlaluan.

Tak berapa lama, otak ku mulai mengingat sesuatu. Seseorang yang semoga saja mau membantuku.

Aku mencoba menghubunginya. Dia menjawab setelah terdengar dua kali nada sambung.

"Hallo? Siapa?" tanya seseorang di seberang sana.

"Jia. Ini aku Nara." Jia seperti menghela napas ringan setelah mendengar namaku.

"Ya, ada apa?"

"Lay.. " kataku berhenti.

"Nara, kuharap kau.. Tidak menanyakannya lagi, menghubunginya, atau menemuinya lagi." kenapa? Fikirku dalam hati. Adiknya sendiri bahkan juga melarangku.

"Tapi jia.. Aku.. "

"Dia akan menikah."

Aku lemas seketika. Hatiku pun seperti tidak berdetak setelah mendengar ucapan dari jia- sahabatku.

Aku merasa seperti tidak menginjak bumi. Sakit,  remuk,  perih. Itulah yang aku rasakan saat ini.

Ini menyesakkan.

Pria yang aku cintai akan menikah dengan wanita pilihannya. Dan meninggalkan aku yang tengah mengandung darah daging nya.

Tuhan. Bisakah kau ambil nyawaku saat ini juga?

Aku ingin mati saja.

Butterfly-Lay ExoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang