Akang sudah berkeluarga?

23.2K 3.1K 271
                                    

Olaaa.... met hari Minggu!
Pa kabar kalian semua? Eike dan anak2 eike di sindang. Uhuy!

Oh iya... menjawab komen kalian di part sebelumnya, apa ini repost... hadeh... kan udah ada pengumuman, vote juga... ihh... ga nyimak ya? Kezel nih otornya... PMS mode on....

Hehehe... ga lah. Eike jawab yah... kmrn itu kan banyak yg ngeluh, karena bahasa campuran, padahal eike bikinnya begitu karena pengen bikin suasananya Cimahinya idup. Tapi kalo memang banyak yg kesulitan, ya gpp, eike revisi.

Ternyata, lebih banyak yang milih pake format sebelumnya. Yo wis... eike repost dengan format lama. Oce? Enjoy...

Paris memaki pelan saat menyadari kalau langkahnya membawa dia ke balkon belakang rumah dinasnya. Dia menghela napas berat, sebelum memutar langkah dan kembali ke tempat awal. Balkon depan kamarnya.

Sial! Pikirnya. Apakah dia berharap akan melihat lagi si Betty mandi, seperti Jaka Tarub mengintip Nawang Wulan? Mungkinkah dia sudah berubah menjadi laki-laki mesum yang otaknya pindah ke selangkangan? Tentu saja tidak! Lalu kenapa akhir-akhir ini dia sulit sekali menghilangkan bayangan erotis perempuan feminist bernama Chandra Kirana itu? Padahal jelas-jelas perempuan itu bukan siapa-siapa baginya. Bahkan sejujurnya, si Betty ini bukan tipe perempuan yang selama ini hadir dalam hidupnya, lho.

Apakah keanehannya ini karena dia pernah melihat 'live show' tak sengaja perempuan itu?

Ah! Kalau hanya karena aksi striptis perempuan itu, sepertinya tidak mungkin dia bisa menjadi seperti orang linglung begini! Dia memang bukan biarawan, dan siklus kehidupannya pun normal serta pernah beberapa kali memiliki pasangan tetap, meski hanya sampai tahap berpacaran, tetapi Paris juga bukan penggemar tari striptis, apalagi penjahat kelamin. Dia tidak mudah tergerak, meski ada perempuan telanjang di depannya, sampai kejadian si Betty itu ....

Apakah dia mulai berpikir dengan cara seperti umumnya laki-laki yang tertarik pada perempuan, apa pun alasannya? Ah ... sepertinya itu bukan Paris sama sekali. Dia tidak semudah itu tertarik pada perempuan, meski dia juga tidak akan pernah mau mengakui kalau dia dingin.

Dia mungkin tidak sehangat ayahnya, yang mampu menaklukkan ibunya yang ganas di pengadilan, dan dia jelas tidak seromantis kakak iparnya, yang mampu membuat kakak perempuan Paris yang absurd, Monik, melahirkan lima orang anak. Paris juga tidak sesensual Sam, pamannya, yang bisa membuat perempuan dingin tapi seksi, menjadi istrinya, dan melahirkan tiga orang anak yang sekarang sudah abege. Paris merasa, kalau dia adalah pria normal dengan hasrat normal, yang memiliki kriteria normal untuk wanita yang dia anggap menarik, dan sangat jelas, Chandra Kirana SH di luar semua kriteria yang dia tetapkan.

Namun, kalau perempuan itu memang tidak memenuhi kriteria menarik menurut Paris, kenapa otaknya tidak bisa disterilkan dari bayangan Chandra Kirana, tanpa, ataupun dengan busana?

Wanita itu terus berseliweran di kepala Paris, dengan mulut mungilnya yang mencebik, yang membuat Paris gemas ingin menciumnya, lalu cara berpakaiannya yang out of the box, enggak banget! Namun ... malah membuatnya langsung terlihat di radar Paris. Chandra Kirana SH jelas sangat tahu bagaimana caranya menarik perhatian!

Paris menghela napas. Kembali pertanyaan itu bergaung di benaknya untuk ke sekian kali, apakah dia tertarik pada perempuan menyebalkan itu? Karena Paris kembali meyakinkan diri sendiri, kalau 'live show' Kirana yang membuat dia jadi kehilangan fokus begini. Dia, sekali lagi dia menegaskan pada diri sendiri, bukan laki-laki mesum yang tertarik pada perempuan hanya karena melihatnya telanjang!

Cepat dia mengerjap, benarkah? Kalau memang begitu, kenapa selama beberapa hari dia selalu terbangun dalam keadaan basah dan kejantanan tegak, karena mimpi bergumul dengan perempuan aneh itu?

Sang Hakim Dan Pencuri Hati (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang