Olaa....
Ketemu lagi sama ahjussi rasa oppa kita yang ganteng, Paris Alexander SH MH, dan Eneng Slebor Kirana.
Soal umur Paris, kenapa harus 40? Ga ketuaan? Eike jawab yah... hakim itu adalah profesi dengan banyak tuntutan, dan melalui beberapa prosedur untuk sampai pada tingkat tertentu. Setiap tingkatan memiliki masa kerja dengan waktu tertentu juga, beda dengan pengacara, atau jaksa. Beban mereka juga lebih berat, makanya jarang banget yang umurnya masih muda. Kalo eike taruh umur Paris 30 atau 35 dengan posisi sebagai hakim senior, dan wakil ketua pengadilan, berarti eike maksa. Ga ada ituuu di dunia nyata, hakim senior 35 tahun, punya posisi lageh. Biarpun ini piksi, tapi ga berarti boleh dibikin asal juga kan? Sebisa mungkin tetep harus sesuai dengan kenyataan. Ngerti kan?
Wes... klo begetoh, dienjoy aja!
Perempuan itu adalah mahluk yang kuat. Paling kuat di muka bumi. Bayangkan saja, kalau dalam bencana kelaparan, korban yang lebih dulu berjatuhan pasti dari pihak laki-laki. Lalu dalam keadaan lapar dan kurang gizi, perempuan masih bisa menyusui bayinya. Perempuan juga bisa bertahan hidup sebagai janda sampai matinya, sedangkan laki-laki?
Oh ... ada lagi. Perempuan itu punya kemampuan memecah fokus hingga beberapa bagian, misalnya, dia bisa menjaga anak dalam gendongannya, sambil memasak, dan menyambinya dengan menyapu lantai. Saat ponsel berdering, eits ... jepit saja di telinga dan bahu, atau pakai headset. Wallaaa ... Coba suruh laki-laki melakukan yang sama. Beuh! Mana bisaaa?
Di dunia binatang pun begitu. Laba-laba tarantula betina jauh lebih perkasa dari jantannya. Selesai kawin, betina tarantula akan memakan jantannya, jika si jantan tidak keburu kabur. Nyamuk yang menularkan wabah penyakit pun betina, belum lagi semut pekerja, yang bisa mengangkat beban seribu kali bobotnya itu. Itu juga betina, meskipun betina steril. Jadi ... kalau ada laki-laki yang bilang perempuan itu lemah, maka tidak diragukan lagi, dia adalah seksis bodoh yang tidak pernah memperhatikan saat pelajaran diberikan waktu masih duduk di bangku sekolah. Begitu juga kalau ada perempuan yang merasa dirinya lemah, huh! Berarti perempuan itu harus ketemu dengan psikolog untuk menyembuhkan krisis percaya diri akut yang diidapnya.
Itulah hal yang sangat diyakini dan selalu diamalkan dalam kehidupan Chandra Kirana Prameswari, seorang aktivis HAM, yang selalu memperjuangkan hak-hak kaum tertindas tanpa kenal lelah. Baginya, perempuan adalah mahluk kuat, dan laki-laki cuma mahluk yang membutuhkan perempuan. Jadi, kalau dia dihadapkan pada pernyataan, laki-laki adalah pemimpin, maka dia akan menjawab, betul, tetapi wanita adalah pencetak para pemimpin.
Jangan pernah berdebat dengan Kiran, demikian dia dipanggil, jika kau tidak ingin dipermalukan. Jangan permasalahkan penampilannya yang unik dan kurang modis, karena jika kau mengenalnya, kau akan tahu kalau dia lebih modern daripada siapa pun yang berpikir kalau dirinya modis. Serang Kiran pada titik terlemahnya, yaitu....
"Kiran! Kamu teh mandi di belakang situ, ya? Euleuh ... euleuh ... kan sudah dibilang, itu kamar mandi belum dibetulin, atapnya yang kena angin kemarin belum diganti. Kumaha sih, Neng? Nanti kalo ada yang ngintip dari atas, gimanah?" Priyanka bukan Chopra, kakak sepupu Kiran, tetapi berusia lebih muda, berteriak sambil menggedor pintu seng ruang terbuka tempat Kirana mandi.
"Aish ... apaan sih, Priy? Kamu teh, kalo ngomong telat, abdi geus taranjang, euy! Udah telanjang, udah basah juga!" Kirana balas berteriak. Dengan tak acuh dia mulai mengeramas rambutnya yang terasa lengket. Hm ... shamponya berbau melon, bikin lapar saja.
"Dasar awewe gelo! Ceroboh pisan kamu mah, Kiran. Oh iya, jangan bilang kamu belum bawa handuk, deh, Ran," Priyanka berkata lagi.
Sambil mengedip-ngedip pedih karena shampo yang masuk ke matanya, Kirana nyengir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Hakim Dan Pencuri Hati (Sudah Terbit)
RomansCerita sudah dihapus sebagian besar karena sudah diterbitkan. Kalau hakim ganteng tapi galak, yang telat kawin, ketemu perawan tua feminist, enggak punya malu, dan paling anti kalah sama laki-laki, apa jadinya dunia? "Yang bener aja, Pak Hakim. Nene...