Alasan

795 48 5
                                    

Bila aku sembunyi,akan kah kau cari aku atau membiarkan aku bahagia tanpa mu?

**
Tetap jadi sahabat walaupun banyak perbedaan. Karena perbedaan adalah bumbu dari persahabatan itu sendiri.

***

"Jac,apakah kau sudah mengetahui keberadaan Luna?" tanya Stevan tanpa mengalihkan pandangannya ke kertas yang ia pegang.

"Saya belum mengetahui keberadaan Luna untuk saat ini" jawab Jacob duduk dihadapan Stevan. "Tapi, saya akan mulai mencari keberadaan Luna....nanti"

"Kenapa harus nanti? Kenapa tidak sekarang?." 

"Saya harus mengurus perbatasan selatan. Disana masih ada rogue-rogue nakal yang ingin menerobos perbatasan. Padahal sudah berulang kali ku ancam agar tidak kembali menyerang perbatasan. Ck, menyusahkan saja"

Stevan menghela napas lelah, "Aku hanya ingin tau dimana aku bisa bertemu dengan Mate-ku . Coba saja kalau dia tau betapa susahnya kita mencari dia."

"Sudahlah, Stev. Aku saja yang belum pernah sama sekali menatap Mate-ku. Kita mempunyai nasib sama teman" ucap Jacob sambil merangkul bahu Stevan.

"Cepatlah carikan Mate-ku! Aku masih punya banyak pekerjaan di Pack yang belum tuntas"

"Baiklah Alpha Stevan..."ucap Jacob malas.

"Bagus. Cepat carikan sebelum Alpha lain merebut Mate-ku"

Jacob berdehem, "Semoga Alpha lain sudah menemukan Mate-mu. Aku kasihan kepada Mate mu nanti, entah bagaimana nasibnya jika harus mempunyai Mate seperti mu."

"Tutup mulut mu! Akan ku sobek jika kau masih berbicara!"ketus Stevan.

Reflek Jacob memegangi mulutnya. "Oke. Aku diam"

"Ruangan ini terasa sepi tanpa suara ku. Apa aku boleh bicara?" bisik Jacob pada telinga Stevan.

"STOP ! Pergi cari Luna sekarang"

"Oke.. oke... Calm down. Saya akan memberitahu mu bila Luna sudah diketahui" teriak Jacob sambil berlari meninggalkan ruangan Stevan.

***

Setetes demi setetes air mata Rheina meluncur indah membasahi kedua pipi tirusnya. Sulit bagi jiwanya menerima hal yang sulit dipercaya dalam hidupnya. Bagaimana mungkin selama ini Momy menyimpan rahasia tentang hidupnya. Namun, Momy malah tutup mulut membisu seperti tidak peduli akan hidupnya.

"Maaf momy harus bohong," momy meremat-emat erat kedua jarinya. Matanya tak sanggup melihat mata Rheina. Terbesit rasa bersalah yang sangat besar pada Rheina. Mungkin ini saatnya Rheina tahu.

"Kamu memang bukan anak Momy. Tapi, Momy sayang Rheina. Momy nggak mau kamu sakit menerima keadaan seperti sekarang. Momy juga sedih saat kamu."

Dada Rheina terasa sakit mendengar fakta yang telah disembunyikan rapat oleh  Momy nya. "Kalau emang Momy nggak mau Rheina sedih, seharusnya Momy dari dulu mengatakan semuanya."

"Momy takut kamu malah kabur meninggalkan Momy sendirian. Kamu tahu kenapa Ayah kandung mu menitipkan kamu ke Momy?" dada Momy naik turun terenggah - enggah. "Karena dia ingin menikah dengan Ibu tiri mu itu. Dengan satu syarat, kamu tidak diperbolehkan hidup bersama dengan keluarga kecil mereka. Entah apa yang Ayah mu rencanakan dengan mengambil kembali kamu. Kalau pun dia akan mengores permukaan kulit kamu sedikit saja. Momy akan bawa kasus ini ke meja hijau untuk mendapatkan hak asuh kamu. "

Rheina menatap kedua pupil Momy dalam. Ia mencari sebuah kebohongan dalam mata Momy nya. Namun, yang ada hanyalah kebenaran. Apa yang harus ia lakukan?

***

Maaf telat Update buat yang udah nunggu-nunggu Strangers My Alpha. Dan ini adalah Chapter revisi.

Strangers My Alpha [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang