Gemerlap lampu ada disetiap sudut ruangan. Hiruk-piuk para tamu mulai berdatangan menyapa sang tuan rumah. Tak sedikit dari mereka malah nyelonong masuk ke dalam untuk menyicipi setiap hidangan yang telah disediakan oleh sang tuan rumah. Berbagai masakan mewah berderet manis dimeja yang telah dirangkai.
"Apa kau suka dengan pesta ini?" Zero berbisik kecil kepada Rheina.
Rheina berdehem kecil sebagai jawaban dari pertanyaan Zero. Tak sedikit para tamu mengakui kalau Mate Zero sangat cantik. Juga tatapan lapar para makhluk negeri yang belum menjumpai mate mereka.
Tangan Zero merengkuh pinggang Rheina possessive sebagai tanda kalau Rheina adalah mate miliknya dan istri dari anaknya kelak.
"Jangan terlalu erat, aku merasa seperti boneka kalau begini," Rheina berbisik kecil ke telinga Zero.
Zero terkekeh kecil mendengar penuturan Rheina. "Aku minta maaf."
"Baik. Mari kita bertemu dengan sang tuan rumah untuk mengucapkan selamat," ajak Rheina.
Zero dan Rheina berjalan melewati hiruk-piuk sesak diantara tamu undangan. Tangan Zero berupaya kuat untuk mencegah tangan nakal yang akan menyentuh mate nya.
'Aku benci tatapan memuja kalian pada Rheina. '
Zero memandang kesal ke setiap sudut mata yang tengah memperhatikan Rheina dari atas sampai bawah. Beberapa dari mereka memberi tatapan lapar dan senyum menyeringai. Ia harus bisa bersabar karena bisa-bisa namanya tercoreng akibat membuat kerusuhan disini.
Zero mengeryit heran, "Bukan kah Stevan itu arrogant. Tapi, kenapa dia seperti seorang yang humoris?"
Rheina menengok ke arah Zero, "Bukan kah bagus bila berubah."
"Tidak. Ada suatu kejangalan disini."
"Terserah, ayo kita bersalaman."
Tangan Zero menjabat tangan Stevan dengan ragu-ragu. Apakah betul ini adalah Stevan yang ia kenal?
Rheina melakukan cipika-cipiki ala perempuan dengan Luna Aster. Ia merasa ada aura jahat yang keluar dari tubuh Luna Aster. Tapi, pikiran itu ia tempis jauh-jauh.
Tatapan mata Rheina tak sengaja bertabrakan dengan mata Stevan. Mereka berpandangan untuk sesaat. Didalam diri Stevan seperti ada yang membrontak saat melihat mata Rheina. Tubuhnya seperti merespon disaat itu. Disaat Rheina mengalihkan pandangan nya, ada perasaan kecewa yang sangat mendalam dilubuk hatinya. Apa ia jatuh cinta? Tapi, dirinya telah mempunyai Aster dan Rheina mate dari sahabatnya sendiri, Zero. Apa ini ulah Moon Goddess mempermainkan takdir?
Rheina berbisik pada Zero akan membawa minuman untuk mereka berdua. Dan izin untuk agak sedikit lama untuk ke toilet.
"Hai Jacob," sapa Luna Aster.
Jacob berdecih pelan, "Hai Luna Aster. Selamat atas gelar baru menjadi Luna RedMoon Pack. Semoga kalian hidup sentosa."
"Terima kasih. Semoga kami berdua dapat memimpin pack ini dengan bijaksana."
Jacob mengalihkan pandang ke Zero. "Apa kabar, Lord? Ku dengar anda telah bertemu dengan mate anda. Apakah betul?"
"Ya. Berita itu memang benar. Aku sangat berterima kasih pada Moon Goddess karena telah menakdirkan ku dengannya."
"Boleh aku bertemu dengan Lady?"
Zero memindai setiap wajah yang ada dipesta mencari Lady nya. Di arah jam tiga Rheina datang dengan dua buah minuman. Kakinya sedikit berlari kecil membawa minuman yang ia bawa sedikit tumpah ke lantai.
"Maaf tangan mu jadi lengket . Aku takut kau meninggalkan ku ditengah hiruk-piuk pesta," Rheina menyerahkan segelas minuman pada Zero.
Zero mengelus puncak dahi Rheina lembut, "Aku tak akan meninggalkan mu. Seharusnya aku yang takut kau pergi, mengingat kau pernah ingin pergi dari kerajaan ku."
Kedua pipi Rheina memerah tomat. Ia jadi malu jika mengigat lagi insiden kabur yang menurutnya sangatlah konyol.
Zero menyadari kalau Jacob masih menunggu dirinya untuk mengenal Lady nya. "Maaf dia selalu bertingkah lucu dan manis. Aku selalu lupa dunia kalau melihatnya."
Rheina yang mendengar penuturan Zero barusan menundukkan kepala menyembunyikan semburat merah yang semakin pekat.
"Hei kenapa kau menunduk?"tangan Zero mengadahkan muka Rheina ke atas. "Aku tak suka kalau Lady ku menunduk."
"Jacob perkenalkan ini Rheina, Lady of Demon. Cantik bukan?"
Jacob menatap Rheina dengan sorot mata terkejut. 'Bagaimana bisa dia ada disini.'
Rheina tersenyum ramah kepada Jacob tersenyum kaku membalas senyuman Rheina. "Perkenalkan aku Beta RedMoon Pack, Jacob. Senang bertemu dengan anda, lady."
Alunan musik klasik mengalun indah ditengah pesta. Tak sedikit dari mereka berdansa mengikuti irama musik yang ada. Tangan Zero menarik Rheina menuju ke tengah pesta dansa. Rheina berjalan kikuk mengimbangi langkah besar Zero.
"Ayo kita berdansa," ajak Zero dengan penuh semangat.
"Aku tak bisa berdansa. Aku juga tidak pernah sama sekali mengikuti sebuah pesta seperti ini," ucap Rheina malu-malu.
Zero terkejut,"Apa?! Apa yang membuat mu belum pernah mengikuti sebuah pesta sama sekali ?Ku dengar manusia malah sudah lebih unggul dari kami. Mereka kalau tidak salah menamakannya dance!"
"Aku tidak ada waktu untuk urusan begitu, apalagi urusan salon.Aku harus bersih-bersih rumah. Lagipula aunty tidak akan memperbolehkan ku untuk menghadiri sebuah pesta sekali pun dia tak akan memperbolehkannya."
Rasa panas dari dalam Zero tak terima lady yang harusnya bahagia. Malah membuat lady nya tersiksa. 'Aku akan membuat aunty Rheina serasa hidup dineraka.'
"Mari aku ajari."
**
"Aku tak mengerti kenapa kau membiarkannya bersama musuh?"
"Dia? Sekarang dia bukan siapa-siapa ku lagi. Dan jangan sekali-kali menyebut nama nya."
Jacob meminum wiski dengan satu tegukan. Ia tak sudi lagi menganggap Aster sebagai mate. Lagipula Aster telah berbuat semaunya sendiri. Untuk apa dia harus ikutin alur baru milik Aster. sedangkan, ia sudah menyusun alur cerita yang matang. Gerhana bulan biru akan muncul sebentar lagi. Buang waktu saja, tiada waktu lagi untuk mengikuti alur baru.
"Owh, rencana masih lanjut?"
Jacob menatap tajam Xavier, "Tidak ada waktu untuk menunda lagi. Jalankan rencana sesuai alur."
Xavier berdehem, "Aku akan perintahkan Alfredo untuk memulai."
'Alfredo, mulai rencana.' Xavier memindlink Alfredo sekilas.
**
KAMU SEDANG MEMBACA
Strangers My Alpha [HIATUS]
Werewolf(Versi Baru) Mereka, keluarga ku hanya menganggap ku sampah. Tapi, apalah dayaku . Aku hanya perempuan lemah yang menunggu seorang pangeran berkuda putih membebaskan ku dari mereka. 'My prince, aku menunggumu membebaskan ku' ** Akan kah pangeran b...