Pertempuran

325 26 0
                                    

Perkelahian awal dari kesengsaraan.

***
Di tengah pertempuran dahsyat antara kaum werewolf  dan vampire. Berdiri salah seorang Alpha dari salah satu klan werewolf yang memimpin jalannya pertempuran ini . Pertempuran yang sudah diramalkan sejak dahulu kala terjadi nyata . Pertumpahan darah antara kaum werewolf dan kaum vampire tak dapat terhindarkan. Banyak yang gugur dalam pertempuran termasuk kaum Vampire. Kaum mereka kalah jumlah dengan kaum werewolf. Itu yang menyebabkan kaum Vampire kalah.

James yang tahu kalau ia sudah kalah kelak menyuruh semua warior untuk mundur. Tapi sebelum itu James sempat mengutuk Stevan.

"Ingat kata-kata ku. Aku akan kembali dengan wujud yang berbeda untuk pembalasan dendam. Tapi, Ingat lah kata-kataku ini 'Disaat Bulan Purnama Biru. Aku akan kembali' ."

Panah perak melesat maju menuju tepat ke arah jantung James . Panah itu menembus tubuh James . Darah mulai keluar deras tak ada heni - hentinya sampai James menutup mata.

"Kita menang," seru Jacob dibelakang Stevan.

Lolongan kemenangan ala kaum werewolf muncul menghiasi langit perbatasan. Semua warior dan Jacob melolong bersama. Sedangkan Stevan memikirkan kutukan yang menimpa nya.

'Mark ap-apa yang dikatakan James itu akan terjadi.'

'Kau tak usah takut Stevan. Dia itu hanya mengancam-mu. Mungkin itu adalah bualan yang dia keluarkan sebelum kematian menjemputnya. Lagipula bagaimana bisa Alpha takut dengan sebuah bualan?"

'Tapi, aku tak menganggap itu sebagai bualan . Tapi, sebagai kutukan. Apa kau tau bila Moon Goodnes sudah berkehendak bukankah kutukan itu akan terjadi nyata?"

Mark terdiam.

'Apa aku harus berhati-hati?'

'Aku tak tahu jawaban dari pertanyaan mu. Tapi tenanglah semua akan baik-baik saja. Jangan terkecoh dengan mulut busuk si haus darah.'

Stevan diam. Didalam pikirannya memikirkan apa yang dikatakan James. 'Bualan atau kutukan'.

Stevan melihat ke belakang. Semua warior beserta jacob merundingkan acara pesta kemenangan. Beda dengan Stevan yang tak minat untuk ikut. Ia sangat benci pesta. Apalagi keramaian.

"Aku ke pack duluan." Stevan berubah menjadi Mark agar tak memerlukan banyak waktu kembali ke Pack.

'Aku tahu kau masih memikirkan itu. Tapi, cobalah untuk bertingkah baik-baik saja.'

***

Sesampainya di Pack. Ia langsung menuju peramal istana. Ia ingin menanyakan apa kah di masa depan kutukan itu akan masih berlaku atau itu bualan saja.

Chlek. ..

Stevan membuka pintu perlahan. Terlihat Mozy tengah berkutat dengan bola kristal miliknya.

"Aku tau kau mencari kebenaran dari kutukan James."

Stevan melangkah mendekati Mozy. "Ya, aku mencari kebenaran itu."

"Aku menemukan fakta di masa depan kalau Mate-mu lah yang akan membalaskan dendam James pada mu. Aku tau kau tak akan percaya."

"Mengapa harus Mate ku?"

"Karena setiap werewolf menganggap Mate mereka adalah belahan jiwa mereka. Mereka juga tahu kalau hidup tak ber-Mate di ibaratkan sebagai hidup tanpa warna."

"Tidak dengan ku."

"Ini tetap lah ramalan. Ramalan akan berubah sewaktu-waktu.  Jadi jangan tertipu dengan wajah Cantik Mate mu."

"Hm," Steven melangkah pergi lalu menutup kembali pintu ruangan Mozy.

Sedangkan Mozy tadi mencoba tidak gugup di depan Stevan. Ia melakukan kesalahan fatal selama ia hidup . Ia membohongi Stevan tentang ramalan tadi.

"Aku sudah melakukan apa yang kau suruh . Sekarang mana uang nya."

Seketika sosok pria berpakaian serba hitam keluar dari tempat persembunyian nya dan melempar segepok uang .

Mozy mengambil segepok uang tadi dengan pandangan binar-binar. Tanpa tahu apa yang akan  dilakukan  pria tadi pada nya.

Cresh~

Samurai memotong kepala Mozy menjadi dua bagian. Pria itu mengayunkan samurai dari belakang tubuh Mozy agar Mozy tidak dapat melihat jelas siapa pembunuh nya .

"Dasar wanita mata duitan."

**

"Mozy telah dilenyapkan. Siapa lagi korban selanjutnya?"

Xavier menghampiri pria berpakaian serba hitam dan meraih Samurai laki-laki tersebut dengan gesit.

"Beristirahatlah, aku tau kau sudah lama tak disentuh oleh wanita. Disini kau bebas melakukan seks dengan siapapun kecuali Mate ku. Sampai kau menyentuhnya. Ku pastikan rencana ini akan berantakan."

"Tenang. Aku tak akan menyentuhnya. Aku hanya ingin mendapatkan selir mu yang paling seksi untuk menari erotis didepan ku. "

"Terserah. Kau bisa masuki semua lubang selir ku. Tapi, tidak dengan Mate-ku. "

Laki-laki itu pun meninggalkan Xavier tanpa kata-kata. Dipikirannya sekarang memikirkan betapa seksi para gadis yang akan dia lubangi.

"Semua kekuasaan akan merangkap menjadi keganasan pada diri sendiri," dengan gesit Xavier mengarahkan Samurai tadi ke arah tembok dekat laki-laki tersebut.

"Dan aku tau kau haus kekuasaan, Jacob."

Strangers My Alpha [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang