Undangan

299 28 0
                                    

Pertemuan biasanya merupakan awal dari perpisahan.

**

"Hai Jacob," sapa Stevan.
Tak biasanya bagi Stevan untuk menyapa orang. Karena, dia memiliki sikap arrogant yang tinggi. Sulit bagi seseorang untuk menghilangkan sikap arrogant dalam diri mereka. Apalagi dalam sehari. Tapi, berbalik dengan wajah Stevan yang telah segar. Dan tak lupa senyuman yang selalu ia pajang. Bahkan, senyuman Stevan tidak pantas disebut senyuman. Mungkin yang lebih tepat cengengesan tanpa sebab.

"Hai, Stev. Apa ada masalah?"

Stevan merangkul bahu kokoh Jacob. Tangannya menepuk-nepuk bahu Jacob. "Aku baik-baik saja. Tak usah khawatir. "

Jacob bergidik ngeri melihat perubahan Stevan yang 180 derajat berubah dalam sekejap menjadi orang yang humoris.

"Kau jangan melihat ku begitu. Aku hanya senang karena aku sudah dapat menandai leher Luna kita."

Jacob merasakan tubuhnya kaku. 'Bagaimana bisa Aster mengambil keputusan yang berat ini tanpa merundingkan terlebih dahulu dengan ku? Ck, masalah semakin runyam kalau terus begini.'

Stevan memukul bahu Jacob dengan keras sehingga tubuh Jacob agak terhuyung ke depan. Beruntung Jacob tak terjatuh dilantai. Itu tak mencerminkan sosok seorang Beta yang gagah.

"Ha?"

"Kau sekarang makin congek ya? Sudahlah, siapkan pesta besar untuk merayakan kehadiran Luna ku. Aku ingin semua makhluk apapun kecuali Vampire kau undang. Aku ingin memperlihatkan kepada mereka betapa cantiknya Mate ku."

"Ooo, baik Alpha. Saya akan menyiapkan sebuah pesta yang tak akan dilupakan oleh siapapun. "

Jacob memulai langkahnya memerintahkan Maid bertugas untuk menyiapkan pesta. Sedangkan, para warior yang akan bertugas menyebarkan undangan ke seluruh negeri.

Langkah kaki Jacob terhenti saat Mate nya berada didepan wajahnya. Saat itu pula wajahnya semakin datar menatap manik indah Mate nya.

"Aku tau kau pasti sudah tau. Tapi, ini untuk memperkecil dugaan Alpha tentang adanya sebuah rencana besar yang sudah kau siapkan sekian lama. Aku hanya ingin membantu sedikit pekerjaan mu. "

Jacob masih menatap kedua mata Mate nya. Dimata Mate nya terlihat hanyalah ketulusan.

'Apa dia memang tulus karena ingin meringankan pekerjaan ku?'

Gerald mengeram,'Apa kau masih percaya dengan kata-kata busuk yang dikeluarkan wanita ini?'

'DIAM! Dia Mate kita.'

'Kau menganggap dia sebagai Mate. Sedangkan, aku menganggap dirinya ular berbisa yang tak kenal siapa mangsa yang akan ia lahap.'

'Jangan menjelek-jelekan Mate ku lagi.'

'Akhirnya, kau mengakui kalau dia Mate mu. Berarti dia bukan Mate ku.'

'Terserah.'

'Hmm, aku tak menyangka kalau Mate mu rela menerima gigitan musuh kita. Aku turut kasihan terhadap nasib mu yang diberdaya oleh penyihir tingkat rendah.'

'Terserah. Aku muak harus berdebat dengan mu.'

'Ku peringatkan untuk hati-hati kepada ular berbisa. Aku tahu kalau kita sering berdebat. Tapi, sepertinya kau sudah termakan dengan mantra cinta yang telah diberikan olehnya. Ok, aku akan putus mindlink ini.'

Hati dan batin Jacob bertengkar memikirkan apa yang harus ia perbuat. Tapi, apa yang dibicarakan Gerald tadi apakah benar? Kalaupun dia disihir bukan kah sihir itu tak bekerja. Karena dia seorang Vampire setengah Werewolf.

Jacob berdehem keras, "Aku tak tahu apa yang kau katakan benar atau tidaknya. Tapi, aku sedikit percaya pada mu."

"Sedikit?"tanya Mate nya. "Apa karena aku telah ditandai oleh Alpha Stevan?"cerca mate nya.

"Ya, Aster. Aku semakin demi sedikit meragukan perasaan cinta mu,"Jacob menatap mata Aster tajam. "Bagaimana perasaan seorang Mate saat ia tahu Mate yang ia cintai sudah ditandai orang lain? Coba kau pikirkan!"kaki Jacob meninggalkan Aster yang termenung.

'Apa mungkin sihir cinta yang ku berikan padanya mulai tak bekerja?'

**

Seorang warior menunduk hormat didepan singgasana Zero. "Saya warior dari RedMoon Pack memgantarkan surat undangan pesta Pack untuk anda dari Alpha Stevan," warior menyerahkan undangan kepada Zero.

"Pesta apa yang diselenggarakan,Stevan?"

"Mohon maaf, Saya tidak tahu-menau tentang acara apa ini. Tapi, Alpha Stevan menginginkan Lord untuk hadir di pesta tersebut."

Zero menghembuskan napas pasrah, "Baiklah, aku akan pergi bersama Mate ku."

"SANTANA!"seorang perempuan Maid menghampiri Zero dengan langkah lungang-langang.

Santana menunduk hormat pada Zero, "Ada apa,Lord?"

"Aku ingin kau siapkan Lady ku untuk nanti malam. Rias dia yang cantik. Aku ingin dia terlihat mempesona."

"Maaf bila menyela. Tapi, makin banyak mata yang akan terpesona maka Lady pasti terlihat menonjol dipesta. Dan banyak tatapan lapar menuju ke Lady."

"Baik aku mengerti. Tapi, tetap rias lah wajah Lady ku agar tampak cantik."

"Baik, Lord."

**

Xavier menatap undangan yang ada ditangannya dengan seksama. Diundangan bertuliskan Alpha Stevan & Luna Aster. Bukan kah Aster adalah Mate Jacob?

"Ada yang aneh, Al."

Alfredo melirik Xavier lalu mengalihkan pandangannya lagi ke buku yang ia pangku.

"Ini terasa janggal semua. Ini tak sesuai apa yang direncanakan! "

Alfredo menutup buku yang ia baca lalu menaruhnya kembali ke rak. "Memang apa yang janggal?"

"Lihat undangan itu," Xavier melempar undangan tadi pada Alfredo.

"Pesta?"

"Bukan. Tapi, lihat siapa tuan rumahnya."

Alfredo memindai setiap kata yang tercantum. Dibagian pertengahan paragraf. Ada sesuatu yang ia bingung kan.

"Alpha Stevan dan Luna Aster? Bukankah-"

"Ya, Aster adalah Mate Jacob," sela cepat Xavier.

"Lalu kenapa mereka melakukan ini?"

"Entah, aku harus selidiki ini. Alfredo, kirim beberapa penyusup sebagai mata-mata. Kirim mereka melalui kereta gandum."

"Baik ,Alpha Xavier. "

Strangers My Alpha [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang