Luna (?)

335 25 0
                                    

DANGER !!!

- (15+)

- Terdapat adengan yang mengandung kekerasan. Dimohon kebijakan pembaca .

**
Cinta membuat semua orang buta akan takdir. Sering kali mereka memaksakan cinta hanya untuk keinginan mereka sendiri tanpa tahu bagaimana dengan keadaan rohani hatinya.

**
Brak

Dengan napas ngos-ngosan Jacob membuka pintu ruang kamar Stevan tergesa-gesa ,"Mate mu telah ditemukan! Dia berada disebuah desa kecil bagian selatan."

Bagaikan tergigit kalajengking, Stevan melompat menghampiri Jacob yang ngos-ngosan.

"Apa betul dia Mate ku?"

"Saya juga tidak yakin. Tapi, peramal memberitahu ku kalau mate anda mempunyai ciri-ciri khusus seperti gadis yang saya lihat," jelas Jacob.

Stevan mengerutkan kening bingung, "Ciri-ciri khusus? ."

"Ya, peramal mengatakan bahwa dia yang menjadi Mate anda adalah orang yang unik dan cantik. Dan kebetulan saya bertemu gadis yang berciri-ciri khusus seperti itu saat ingin mengecek perbatasan dibagian selatan."

"Kalau begitu bawa gadis itu kemari!,"perintah Stevan.

"Grac, ajak masuk Luna kita bertemu dengan Alpha!," suruh Jacob pada salah satu maid.

Selang beberapa menit , muncul seorang perempuan berambut orange keriting, bermata abu-abu serta bibir berwarna Pink membuat perempuan itu terasa manis.

"Perkenalkan nama saya Aster,
Alpha."

Stevan mendekati Aster secara perlahan . Hatinya tidak yakin kalau wanita yang ada didepannya inilah Mate nya. Tapi, mana mungkin Jacob berbohong pada Alpha.

"Salam kenal gadis manis."

Jacob yang akan mengerti keadaan memerintahkan para maid  keluar dari ruangan Stevan dengan satu isyarat. Kemudian, tinggallah mereka berdua diruangan Stevan.

Stevan membelai wajah Aster lembut menikmati setiap lekuk wajah Aster. Aster memejamkan matanya menikmati setiap detik belaian yang diberikan Stevan padanya.

"Aster? Apa kau benar Mate-ku? " bisik serak Stevan pada telinga Aster. Disaat itu juga Stevan mengigit kecil telinga Aster.

"Aaahh, apa aku terlihat seperti orang asing, hmm. Apa aku perlu buktikan semuanya diranjang? " bisik Aster.

Entah terdapat keberanian darimana , Aster mulai mengalungkan tangannya ke leher Stevan dan mencumbu bibir tebal Stevan dengan lumat-lumatan yang sensual. Stevan yang mulai hanyut dalam suasana mencoba memperdalam cumbuan mereka yang seakan berjalan dan mengalir secara alamiah membangunkan gairah dalam diri Stevan. Aster sedikit membuka mulutnya untuk memberi jalan pada lidah Stevan bermain disana.

"Hmmmmfft.Boleh,Aku ingin mengetahui seberapa hebat Mate-ku tentang ranjang," ucap Stevan sambil mendorong tubuh Aster ke ranjang dengan hati-hati.

"Kalau begitu mari bermain sekarang," Aster menarik kerah baju Stevan hingga Stevan berada diatasnya.

"Kau akan mendapat hukuman karena membuat ku tak bisa berkutik."

'Ini baru permulaan, Stevan. Aku akan membuat mu bertekuk lutut dan mengemis cinta pada ku,' Aster menyeringai disela-sela ciuman.

***

Aku bingung siapa kah aku sebenarnya. Semua orang menganggap ku bagaikan sampah busuk yang harus dilenyapkan . Aku benci saat mereka menatap ku rendah. Rasanya aku ingin mati dan memendam mayatku dalam-dalam ke tanah agar semua berakhir.

"Rhen, buang kantong sampah yang sudah penuh . Lalu bersihkan semua kloset yang ada dirumah!"perintah aunty dengan lagak bossy . Padahal ini rumah ku. Tapi, aku diperlakukan seperti seorang pembantu yang tak punya harga diri. Aku rindu kehidupanku yang dulu.

"RHEN, KAMU DENGAR TANTE NGGAK?" bentak Tante Lexa.

Rheina hanya bisa menunduk dalam. Ia benci harus tunduk pada tantenya. Tapi, keluargannya pun meninggalkannya sendirian.

"Maaf."

Tante Lexa mulai mendekati Rheina dengan langkah besar. "Kamu mau tante hukum lagi?"

'JANGAN! JANGAN! AKU TAK MAU LAGI RAMBUTKU RONTOK' jerit Rheina ketakutan dalam hati.

Namun, tangan Tante Lexa mulai menjambak rambut Rheina. Cengkraman tangan Aunty semakin kasar. Rheina mencoba menenangkan tubuhnya agar tidak membrontak. Tapi, rasa sakit yang dirasakan Rheina lebih sakit dari biasanya.

'Siapa saja tolong aku' jerit batin Rheina.

"Kamu mau bangkang dari tante?"

"Ee....n..ggaaak tant," ucap Rheina tersegal-sengal menahan rasa sakit.

Tangan aunty mulai melongar. Tapi, sebuah sentakan tangan milik aunty membuat wajah Rheina mencium lantai. Sebuah sentakan tangan lagi membuat wajah Rheina menghantam lantai untuk kedua kalinya .

"T-tlong berhenti," ucap Rheina terbata-bata.

Aunty kembali mencengkram kuat rambut Rheina. Sehelai demi sehelai rambut mulai berjatuhan dilantai. Rheina yang melihat rambutnya rontok hanya bisa memejamkan mata menahan rasa sakit.

"Kamu mau bangkang lagi, HAH!"

Setetes demi setetes air mata mulai membanjiri kelopak mata Rheina. Rasa sakit yang ia tahan sudah tak dapat terbendung lagi. Tangan Rheina mengapai kedua tangan Aunty-nya dengan sekali tarik dan mengunci tangan tersebut dengan seuntas tali.

"Kamu berani dengan Saya," ucap Aunty sambil melotot.

"Aku udah capek nurut sama semua perintah Aunty yang tiada hentinya. Aunty pikir Aku ini robot yang harus bekerja setiap saat ! .Sedangkan, Aunty sendiri hanya menyeduh teh sambil melihatku bekerja," dada Rheina naik turun menahan amarahnya yang akan semakin meledak. "Apa Aunty tidak punya hati ?"

"Buat apa Saya harus menghasiani kamu. Kalau pun Saya tidak punya hati. Mungkin kamu sudah berada ditempat para parasit Negara."

Rheina terdiam.

"Jangan pikir Saya baik padamu. Saya  masih butuh kamu sebagai pembantu."

Rheina tersenyum sinis,"Mari kita lihat betapa kuatnya Aunty menjalini semua siksaanku."

Rheina melongos pergi dari tempat itu. Aunty sedikit bernapas lega karena Rheina telah pergi.

Namun, beberapa saat kemudian Rheina kembali dengan sebuah penutup mata warna hitam dan sebuah silèt kecil ditangan kirinya.

"Aku akan memberi beberapa sebuah tato-tato lucu yang akan menghiasi kulit Aunty," Rheina memasang penutup mata tadi pada Aunty.

"Apa Aunty tidak memohon lah padaku sebelum tato buatanku menghiasi kulit?"bisik Rheina ditelingan Auntynya.

"Aa--aunty mohon hentikan sekarang, Rheina."

Rheina tersenyum bahagia, "Akhirnya seekor singa dapat takut kepada sampah."

Strangers My Alpha [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang