T I G A

77 18 2
                                    

Tak lama setelah memesan makanan, makanan itupun sampai. Azkila mengantarkannya ke kamar Azka.

"Assalamualaikum abang ini makanannya." Ucap Azkila sambil mengetuk pintu kamar Azka.

Tak lama seseorang membuka pintu kamar itu. Ternyata yang membuka pintu itu adalah Azmi. Azkila mulai gugup. Dia cepat-cepat memberikan makanan itu pada Azmi.

"Maaf ini kak makanannya." Ucap Azkila sambil menyodorkan bungkusan makanan yang sudah ia pesan tadi.

"Ia makasih.. kamu gak ikut makan juga?" Tanya Azmi.

"Emm gak usah kak aku baru aja makan." Jawab Azkila.

"Ya udah gak papa makan lagi."

"Emm gak usah makasih." Ucap Azkila lalu pergi meninggalkan Azmi.

Azmi hanya tersenyum melihat sikap Azkila yang selalu lucu baginya.

Setelah sampai di kamarnya, Azkila langsung merebahkan badannya. Ia menutup seluruh badannya dengan selimut yang ia gunakan. Dan menutup mulutnya dengan tangannya. Dia benar-benar berteriak girang. Betapa membahagiakannya hari ini untuk Azkila. Hari ini dia benar-benar di beri waktu untuk terus mengucapkan tasbih saat ia melihat makhluk ciptaan Allah yang begitu sempurna itu.

Kringkringkring.

Tak terasa alarm yang setiap hari membangunkannya itu telah berbunyi menandakan waktu Sholat Tahajud tiba.

Dia melangkahkan kakinya untuk berwudhu. Setelah berwudhu Azkila langsung menunaikan shalat sunnah wajibnya itu.

Setelah Sholat dia menengadahkan tangannya meminta kemudahan atas segala urusannya pada Sang Pencipta Alam.

".... Ya Rabb Tuhan yang maha pengasih lagi maha penyayang. Tiada aku meminta kemudahan atas segala urusanku selain padaMu. Betapa aku memohon untuk Kau jauhkan segala fitnah dunia ini, hamba mohon jagalah ia yang selalu ku cinta, jagalah ia yang selama ini jadi salah satu alasan aku menjadi insan yang lebih baik. Luruskanlah niatku hanya karena-Mu ya Rabb. Aku tidak ingin membuatmu cemburu lalu memberiku rasa kecewa atas fitrah darimu. Buatlah hatiku selalu menjadikan-Mu landasan atas setiap rasa dan langkah yang ku jalani. Sungguh tiada skenario yang lebih indah dari pada skenario-Mu itu. Buatlah hamba berlapang dada jika suatu saat nanti engkau tidak menakdirkanku bersama dengan dia yang selalu jadi topik utama dalam diskusiku bersama-Mu ...."
Itulah cuplikan doa yang selalu Azkila sampaikan pada Rabb nya.

Setelah sholat tahajud dan membaca quran, Azkila pergi ke bawah untuk mengambil cemilan di kulkas. Dia tahu ini masih dini hari tapi perutnya benar-benar tidak bisa melihat suasana dan keadaan.

Setelah mengambil makanan, Azkila pergi ke kamar untuk menonton tv sambil menunggu waktu shubuh tiba.

Pada saat ia akan memasuki kamarnya, ia kaget melihat seorang laki-laki sedang berdiri di samping pintu kamarnya. Azkila berteriak sampai terjatuh pada saat ia terburu-buru akan masuk kedalam kamarnya.

"Umi.." Teriak Azkila.

Brugh
"Aww" Azkila meringis kesakitan saat dia terjatuh.

Azmi yang mendengar Azkila menjerit langsung menghampirinya dan melihat Azkila yang sudah jatuh di depan kamarnya.

"Kila kamu kenapa?" Tanya Azmi pada Azkila.

"Kakak? Ternyata kakak.. ya ampun aku kaget kirain aku maling." Ucap Azkila dengan wajah yang kesakitan.

"Maaf maaf saya tidak bermaksud membuat kamu terkejut." Ucap Azmi dengan mimik penyesalannya.

"Iyh gak papa." Ucap Azkila sambil terus memegangi lututnya yang kesakitan.

Takdir CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang