T U J U H

67 17 0
                                    

Aku tidak pernah bermaksud lari dari kenyataan. Hanya saja untuk saat ini aku butuh ketenangan untuk menerima kenyataan bahwa kau jodohnya bukan jodohku.


Pagi ini Azkila bangun seperti biasa. Setelah sholat Shubuh, dia bergegas untuk pergi mandi. Hari ini dia akan pergi ke Jember bertemu Eyang dari Abinya itu.

Ia bergegas karena takut ketinggalan kereta. Hari ini dia pergi sendiri ke Jember. Dia menolak saat Azka menawarkan diri untuk menemaninya.

"Azkila.. " Teriak Azka dari bawah.

"Ahh elah abang, gak bisa nunggu bentaran aja napa?" Gumam Azkila saat sedang memakai hijabnya yang panjang itu.

Ya.. semenjak Azkila pulang dari rumah sakit, ia memutuskan untuk hijrah. Jika dulu dia hanya memakai kerudung yang hanya memutup rambutnya, sekarang dia memilih untuk memakai hijab yang lebih menutupi lekukan tubuhnya dan mulai meninggalkan jeans-jeans nya dan baju-baju nya yang sedikit terlihat seperti kekurangan bahan itu.

"Azki.. lama banget sih kamu." Teriak Azka lagi.

Azkila bergegas membawa koper dan tas selendang kecilnya.
"Iyh bang.. ini udah." Ucap Azkila setelah sampai di hadapan abangnya.

"Heuhhh lama banget sih." Ucap Azka.

"Iyh maaf." Ucap Azkila.

"Udah abang, adiknya jangan di omelin terus dong." Ucap Umi pada Azka.

"Iyh nih abang.. kalo nanti kangen aja baru tau rasa wle." Ledek Azkila pada abangnya itu.

"Idih pede banget kamu, siapa juga yang bakal kangenin kamu." Jawab Azka sewot.

"Aah serah abang lah." Ucap Azkila ketus.

"Udah cepet nanti Azkila ketinggalan kereta lagi." Ucap Abinya.

"Iyh iyh." Jawab Azkila.

"Kamu jaga diri di sana ya sayang. Jangan repotin eyangmu lohh. Jangan telat makan, nanti magh kamu kambuh."  Ucap uminya.

"Siap bidadari ku.." Jawab Azkila sambil memeluk uminya.

"Yaudah sana berangkat." Ucam Umi sambil melerai pelukan Azkila.

"Ya udah Azkila pamit ya mi, bi Assalamualaikum." Ucap Azkila sambil perlahan pergi menuju mobil.

Azka mengantarkan Azkila pergi ke Statsiun dengan menggunakan mobil miliknya.

***

Tak lama merekapun sampai di Statsiun Kiara Condong Bandung.

Azka membantu Azkila membawakan koper sampai ke dalam gerbong.
Tempat duduk Azkila kebetulan tidak jauh dari pintu gerbong.

Di sana sudah ada satu laki-laki yang bersampingan dengan tempat duduknya.
"Itu kursi kamu kan dek?" Tanya Azka.

"Hmm iyh bang, tapi kursi sebelah jendelanya udah ada yang tempatin." Ucap Azkila lesu.

"Udahlah dek, yang penting duduk kan." Ucap Azka padanya.

Azkila hanya diam.
Dia duduk di samping laki-laki yang sedang memegang  Al-Quran di tangannya.

Takdir CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang