E N A M

66 17 0
                                    

Diam-diam aku mencintaimu, pun diam-diam aku mengikhlaskanmu.

Hari demi hari di lewati Azkila, perubahan yang terjadi pada Azkila di rasakan oleh orang-orang sekitarnya. Azka merasa sedih melihat adiknya jatuh seperti ini. Diam-diam adiknya itu mencintai sahabatnya, dan diam-diam juga dia harus mengikhlaskannya.

Setiap hari Azkila sangat sulit jika di suruh makan. Nafsu makannya menurun. Umi dan Abinya heran melihat putri kesayangannya jadi seperti ini. Dia lebih sering melamun, jarang keluar rumah, bahkan tidak pernah kumpul remaja mesjid lagi walaupun Azka sering membujuknya. Perubahan benar-benar terjadi padanya.

"Azkila ayoo makan nak, bukannya hari ini kamu ujian?" Umi memanggil Azkila dari bawah.

Tapi Azkila tidak menyahutnya, setelah beberapa kali di panggil Azkila tetap tidak menyahut. Akhirnya Uminya memilih untuk mendatangi Azkila di kamarnya.

Saat membuka pintu, Umi melihat Azkila sedang berbaring di kasur dengan selimut yang menutupi hampir seluruh bagian badannya.

"Azki? Kamu belum siap-siap? Ini udah siang nak. Nanti kamu kesiangan." Seru uminya sambil menghampiri Azkila.

Azkila tidak kunjung menjawabnya. Saat Uminya menghampirinya, suhu badan Azkila sangat tinggi, dan Azkila pingsan. Uminya begitu khawatir pada putrinya itu.

"Azka.. Abi.." Uminya berteriak memanggil Azka dan Abinya.

Tak lama abi datang.
"Ada apa mi? Pagi-pagi teriak." Tanya Abi saat memasuki kamar Azkila.

"Abi Azki badannya panas bi. Azki pingsan." Jawab Umi dengan nada khawatir.

Abi segera menghampiri putrinya itu dan memegang dahinya.

"Astaghfirullah.. ayo kita bawa ke rumah sakit." Ucap Abi langsung menggendong putrinya itu.

"Ada apa mi?" Tanya Azka yang baru datang.
"Astaghfirullah Azki? Dia kenapa bi?" Tanya Azka khawatir saat melihat Azki yang sedang di gendong Abinya.

"Abi juga gak tau, badannya panas. Udah sekarang kamu siapin mobil kita bawa Azki ke rumah sakit.

Azka langsung berlari ke garasi untuk mengeluarkan mobil.

"Azka yang nyetir ya bi." Ucap Azka.

Abinya hanya mengangguk dan langsung menyimpan Azkila di kursi belakang bersama Umi.

Azka langsung melajukan kendaraannya. Wajah khawatir menghiasi wajah ketiganya.

"Azki sayang bangun nak." Ucap Umi lirih. Beliau adalah satu-satunya orang yang sedari tadi menangis melihat Azkila tak sadarkan diri.

"Tenang mi, Azki gak akan kenapa-kenapa." Ucap Azka menenangkan uminya,sambil terus fokus menyetir.

***

Tak lama akhirnya mereka sampai di rumah sakit. Tak butuh waktu lama memang untuk sampai ke rumah sakit ini.

Azkila langsung di bawa ke UGD sedangkan abinya sibuk mendaftarkan Azkila di bagian Administrasi.

Tak lama, dokter yang memeriksa Azkila keluar. Dia menyuruh Abi dan Uminya untuk ikut ke ruangannya. Sedangkan Azka menunggu Azkila di luar ruang UGD.

Takdir CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang