D U A B E L A S

63 9 0
                                    

Masalah yang sudah berlalu, tak pernah meminta untuk di sesali, hanya meminta kita untuk memahami jika ada satu hikmah di dalamnya.

"Assalamualaikum." Ucap Azkila saat sudah sampai di rumahnya.

"Waalaikumsalam." Jawab Eyang.

Ternyata semua ada di sini dari mulai Eyang, Umi, Umi Sarah, Kak Ledi, Bude, dan satu lagi aku tak tahu sepertinya Azkila baru melihatnya.

"Azki, kamu dari mana aja sayang? Uminya mau dateng kok malah pergi." Ucap Uminya Azkila

"Maaf Umi, Azki ada urusan tadi." Ucap Azkila sambil nyengir kuda.

Saat Azkila sedang memberi penjelasan pada Uminya, tiba-tiba Wildan datang dari belakang.

"Assalamualaikum." Ucap Wildan.

Azkila heran, kenapa Wildan ada di sini?bukannya tadi Wildan bilang mau langsung pulang? Ngapain sih dia kesini? Tanyanya dalam hati.

"Kaka ngapain kesini?" Bisik Azkila pada Wildan, tapi tidak di tanggapinya.

"Eh Wildan, ya Allah Umi kangen sama kamu nak." Ucap Umi, dan Wildan pun menyalami semuanya saru per satu.

'Umi kok kenal Kak Wildan?' Tanya Azkila dalam hati.

"Iyah Mi, Wildan juga kangen." Ucap Kak Wildan.

'Kok malah kangen-kangenan sih? Kenapa aku gak tau kalo Umi kenal ama Kak Wildan?'

"Lohh, Azkila udah kenal Wildan?" Tanya perempuan yang tak Azkila ketahui itu.

Azkila mengangguk pelan, sedangkan Umi dan semua yang ada di situ hanya tersenyum, membuat Azkila heran.

"

Kak Azka mana Mi?" Tanya Azkila pada Uminya.

"Azka lagi di taman belakang sama Azmi dan Ryan." Tiba-tiba hatinya merasa nyeri saat mendengar nama itu.

"Oohh" Azkila hanya menjawabnya dengan membulatkan bibirnya membetuk O.

"Oh ya Wildan, kamu tunggu Bunda kamunya di taman belakang aja sama Azka. Biar Azki yang anter." Ucap Umi Azkila pada Wildan yang sontak membuat Azkila mengernyitkan dahinya.

"Tapi Mi-"

"Udah cepet anterin." Sebelum mendengar penolakan Azkila, Uminya sudah terlebih dahulu memotong omongan Azkila.

Mau tidak mau Azkila menurut.
Walaupun dengan wajah yang di tekuk. Bagaimana tidak? Azmi dan Ryan ada di sana juga. Belum lagi dia harus nganterin Kakak kelas So nya ini.

"Ahh Umi, padahal laki-laki So ini kan bisa ke taman sendiri." Gerutunya.

"Kamu kenapa sih, kayak gak ikhlas gitu,dasar bunglon."
Ucap Wildan pada Azkila.

"Apa?" Ucap Azkila sambil menatap Wildan tajam.

"Bunglon!" Ucap Wildan dengan keras.

"Maksudnya?" Tanya Azkila.

"Makannya yang pinter, masa gak tau bunglon." Ucap Wildan.

"Tau kok binatang yang bisa berubah-rubah warna itu kan?" Tanya Azkila dengan polosnya.

"Nah, itu tau." Ucap Wildan.

"Maksud aku, apa maksud kaka manggil aku Bunglon?" Tanya Azkila kesal.

Takdir CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang