"If a writer falls in love with you, you can never die" - Anonymous
****
Ethan James Anderson
Wow, what a party tonight.
Aku menemukan diriku tertidur di sofanya chad, dengan gelas bir ditangan kananku dan brook yang berada di sampingku.
Aku membuka hpku dan aku melihat aku mempunyai beberapa voice mail dari taylor. Aku membukanya dan...
"Ethan dimana kau? Cepat pulang! Ayah & ibu akan sampai dirumah 3 jam lagi"
"Ethan please answer me. Where the hell are you?!"
"Ethan you're so dead."
"Ethan damn anderson get your ass over here right now or you'll die"
"Whatever ok"
"Ethan!"
Oh crap, i'm so dead.
Aku lalu buru-buru keluar dari rumah chad dan mengarah kerumahku, untungnya rumahku dan chad hanya berjarak 2 blok. Aku hanya memiliki waktu 10 menit lg sampai orang tuaku pulang.
Yatuhan, mereka seharusnya pulang besok!
Ketika aku sedang terburu-buru tiba-tiba lena menghadangku.
"We're over. Bye. Jangan menangisiku. Ok?" tatap lena dengan sinisnya
Mengapa dia berfikir bahwa aku sebenarnya mencintainya? For god sake. Aku lebih memilih mencintai seekor ular daripada mencintainya.
"Baiklah. Terserah" Aku meninggalkannya dalam kegelapan malam. Aku tidak peduli dengannya.
Yatuhan! Orang tuaku akan sampai 5 menit lagi.
4 menit lagi.....
And finally
"I'm home!" Kataku dengan puas dan tenang.
Thank god mereka belum sampai disini, aku melihat taylor sedang asik menonton pretty little liars. Ugh, girl.
Aku yang sangat amat lelah telah berlarian sepanjang 2 blok pergi kedapur untuk mengambil beberapa minum.
"Aku mencarimu semalaman. Biar kutebak, party huh?" suara taylor meledek
"none of your damn business sis" jawabku dengan santai
Tay yang masih kelihatan kesal padaku hanya mendiamkan ku sejak tadi. Kapan tay akan bersikap dewasa, huh c'mon she's 16!.
Tiba-tiba sebuah mobil memasuki garasiku, oh great. There they are. Orang tuaku yang gila kerja.
Mereka membuka pintu, seperti biasa ibuku jika sampai rumah selalu mencium kening kami dan memeluk kami dengan erat, terkadang aku merasa aku sudah terlalu besar untuk mendapatkan itu. Tapi setiap aku bicara bahwa aku tidak membutuhkannya lagi, ibuku mulai mengatakan hal-hal aneh soal aku adalah anak yang nakal, tidak patuh dan semacamnya
She's too overacting.
Kemudian ayahku datang, seperti biasa. Ayahku hanya menyapa kami. Dia bahkan tidak melihat kearah kami, honestly. Ayahku menyebalkan, dia bertingkah seolah-olah kami tidak ada disini. Aku benci padanya
"Ini hanya perasaanku saja atau kau berbau alkohol?" kata ibuku yang menatapku dengan curiga
holy shit, what should i say
"A..apa? T..tidak" oops
"Baiklah" ibuku beranjak pergi dr ruang tamu dan pergi kekamarnya
"You almost dead jackass" ledek tay dengan memakan popcornnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Summer (Indonesia)
Teen FictionEthan Anderson dan Rachel Adams selalu mempunyai cerita dalam musim panasnya, musim panas memang seharusnya mempunyai cerita kan? Sampai suatu saat ketika rachel mengetahui semuanya, semua kebusukan ethan. Pertanyaannya adalah, apakah rachel aka...