part 8

9 1 0
                                    

     9.58 am. Pagi ini di sebuah kelas sedikit ribut, di karenakan dosen yang mengajar pagi itu sudah keluar dari kelas tersebut. Dan penghuni di ruangan itu pagi ini, berhamburan keluar untuk meninggalkan kelas yang menurut mereka memecahkan otak mereka.

   Saat pamel sampai di kontrakannya,ia di kejutkan dengan seseorang yang berpakain serba hitam. Seseorang itu berdiri tepat di depan pintu kontrakannya. Pamel pun merasa was was, karena saat ini lagi marak dengan perampokan, menodong orang, pemerkosaan, dan masih banyak lagi.

"Permisi nona". Orang tersebut mendekati pamel yang masih berdiri di dapan pintu gerbang pamel.

"I.....ya". Suara pamel sedikit pelan dan sedikit ragu saat mau menjawab omongan seseorang tadi.

"Apakah anda nona pamel?".

Dan hanya di jawab oleh pamel dengan anggukan kepala nya saat  pelan sebagai membenarkan pertanyaan orang tersebut.

"Apakah nona bisa ikut dengan saya sebentar? Karena tuan saya ingin menemui anda nona". Lelaki itu kembali membuka suaranya, saat ia tau siapa yang ia cari.

"Tidak. Hmmmmm maksud aku itu. Aku tidak kenal dengan anda maupun dengan tuan anda sebutkan tadi. Jadi, maaf aku tidak bisa pergi dengan orang yang tidak aku kenal". Pamel berucap pelan, karena ia tidak ingin salah berbicara dengan orang yang tidak dikenalnya itu.

   Lalu pamel cepat cepat masuk ke dalam kontrakannya itu. Tapi baru sampai di depan pintu kontrakannya, pergerakan pamel tiba tiba berhenti. Dan saat pamel melihat siapa yang menahannya itu, ia sedikit menahan napasnya dikarenakan seseorang yang  memengang pergelangan tangannya cukup erat.

 

   Seseorang yang pamel ingin lupakan, karena orang tersebut telah membuatnya bingung siapa sebenarnya orang itu. Seseorang itu yang sedikit pamel kenal karena seseorang itu membuat pikirannya beberapa hari tidak menentu di buatnya.

"Kamu". Wajah pamel sedikit bingung dengan kehadiran seseorang itu kembali di hadapannya.

"Iya babyku". Lelaki menjawabnya sembil tersenyum.

"...".

Karena beberapa menit tidak mendapatkan respon juga dari pamel, akhirnya lelaki tersebut nenarik pergelangan tangan pamel yang masih ia ngengang
Untuk menghentikan langkah pamel yang hendak masuk ke dalam kontrakannya tadi ke dalam pelukannya.

"Ini aku brian.babyku". Lelaki itu menyebutkan namanya pada pamel.
"Aku kembali untuk menepati  janji aku pada kamu. Babyku". Ucap brian yang masih memeluk erat pamel sebagai melepas rindunya yang berjauhan selama hampi sebulan dengan pamel, wanita yang menolongnya dulu.

"Brian?". Pamel berusaha melepaskan pelukan dari brian yang menurutnya sangat nyaman itu.
"Kamu. Eh maksud aku brian. Kenapa kamu bisa disini lagi?". Akhirnya pamel bersuara juga, walaupun suaranya sedikit gugup.

"Aku kembali untuk menepati janji aku, babyku". Ucap brian saat ia melepaskan pelukannya dengan pamel.

"Janji?".pamel mengangkat sebelah alisnya yang bertanda ia bingung maksud dari ucapan brian itu.

"Iya. Janji aku. Dulu kan sebelum aku pergi dari kontrakan kamu pagi itu, aku sempat mengucapkan bahwa aku akan kembali lagi kepada kamu. Jangan jangan kamu sudah lupa nya dengan apa yang aku ucapkan waktu itu?". Prian menjelaskan kepada pamel sambil memengang kedua bahu pamel.

"Ooooh. Ngak kok, aku masih ingat ucapan kamu waktu itu. Aku kira ucapan kamu waktu itu cuman basa basi aja ke aku".

"Aku tidak pernah tidak menepati janji aku pada siapa pun. Aku selalu menepatinya. Karena aku benci orang yang ingkar janji". Ucap brian sedikit tegas.

Sedangkan pamel hanya terdiam mendengar ucapan yang di ucapkan oleh brian.

"Jadi,kenapa tadi ngak mau ikut sama orang yang mengajak kamu pergi?".

"Ya. Tidak mungkin juga aku pergi sama orang yang ngak aku kenal. Kamu sendirikan, sekarang ini banyak tindakan kejahatan. Dan juga aku kan ngak tau kalau orang itu orang suruhan kamu". Wajah pamel sedikit merengut pada brian.

"Maaf. Kalau aku tadi sedikit menakuti kamu". Brian menunjukkan wajah bersalahnya yang telah menyuruh seseorang yang tidak di kenal oleh wanita yang menolongnya ini untuk pergi dengan lelaki yang tidak dikenalnya.

"Iya. Aku maafin kok. Trus sekarang kamu mau ngapain?".

"Aku ingin kamu menjadi pemandu jalan jalan aku saat di kota jambi ini. Kamu mau kan?".

   Sebenarnya brian tidak butuh seorang pemandu. Nyatanya ia bisa sendiri kalau memang ia ingin jalan jalan di kota itu. Itu hanya lah salah satu cara brian untuk mendekati pamel.

"Tapi, aku tidak terlalu tau jalan jalan yang ada di kota jambi ini".

"Tidak apa apa. Yang penting kamu mau menemani aku saat aku masih di jambi ". Brian kembali menyakinkan pamel supaya pamel jadi menemaninya saat ia di jambi.

"Hmmmmm. Baik lah kalau gitu😃".

"Jadi, kamu mau menemani aku saat aku di kota jambi ini?".

"Iya".

"Thank. Babyku. Jadi, kalau gitu. Ayo kita pergi sekarang". Ucap Brian sambil menarik tangan pamel

"Tunggu.tunggu dulu. Maksud kamu, kita pergi sekarang?". Pamel menghentikan langkahnya yang tadi di tarik oleh brian.

"Iya. Sekarang".

"Tapi biarkan aku meletakkan tas aku dulu dan juga pintu kontrakan aku belom aku kunci". Saat pamel melihat ke arah pintu kontrakannya.

"Hmmm. Baiklah. Kalau gitu aku tunggu kamu di sini". Ucap brian dengan semangatnya.

"Tunggu sebentar ya".

  Pamel pun. Sedikit berlari masuk kedalam rumahnya. Untuk melatakkan tasnya yang berat karena buku dan laptop yang ia bawa saat ke kampus tadi.  Dan saat pamel keluar,brian sudah menunggu nya di depan pintu dengan senyuman di wajahnya.

"Sudah?". Tanya brian saat pamel keluar dari dalam kontrakannya.

"Sudah".

  Setelah mengunci pintu kontrakan nya. Tangan pamel di genggam oleh brian sangat erat. Seakan akan brian tidak akan pernah melepaskannya. Brian dan pamel jalan beriringan menuju mobil yang sudah di buka pintunya oleh orang yang menyapa pamel tadi.

  Sebenarnya, pamel sedikit risih dengan perlakukan yang di lakukan oleh brian. Seperti saat pintu mobil yang dibukakan tadi. Pamel merasa ia seakan akan di perlakukan istimewa. Pamel merasa hal tersebut tidak perlu di lakukan. Menurutnya ia masih mempunyai tangan. Jadi, ia masih bisa melakukannya sendiri tanpa bantuan orang lain.

"Jadi kita mau kemana dulu?". Pamel menanyakan tujuan mereka saat ini.

"Menurut aku berhubung ini sudah jam makan siang. Sebaiknya kita mencari tempat makan saja. Jadi, babyku apakah kamu mempunyai saran mau makan dimana?". Ujar brian sambil melihat jam  di pergelangan tangannya.

"Aku tidak tau di mana tempat makan enak di sini. Jadi aku nurut saja mau makan dimana".

"Baik lah kalau seperti itu. Haris kita cari tempat makan yang ada di sekitar sini".

"Baik. Tuan".

--**--

Terima kasih karena telah membaca cerita aku😀😃😄

Why Me???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang