"Gue gak tahu lagi, gimana caranya peringatin kalian. Bukan kalian, tapi cuma lo, Bil" Keenan, sang ketua osis tengah menyidang seorang murid yang selalu membuat onar dan satu orang murid yang sebenarnya hanya orang yang sering terseret masalah, alias kambing hitam.
"Kok gue doang? Idih, Gak adil"
"Bil, lo udah kelas sebelas. Berhenti dikit badungnya" ucap sang ketos.
"Jangan ada senioritas dong, disini. Mentang-mentang lo ketos, seenaknya aja nyuruh-nyuruh, gitu? Helah. Si Brad Pitt aja udah kalem kalau gue telat" Nabil, si cowok pembuat onar berkata dengan santainya.
"Gue tahu lo gak bisa diatur, tapi GIS punya peraturan, Nabil"
"Peraturan itu dibikin buat dilanggar"
Keenan mencoba tak terpancing emosi. Ia lebih memilih menyidang seseorang yang duduk disebelah Nabil. "Shania, kalau Nabil masih gangguin lo, gak usah diladenin. Tolong ya, tapi perlakuan kalian bener-bener disorot guru. Kalian tau dampaknya, kan?"
Shania memasang wajah melas pada sang ketos. "Gue bener-bener gak ada sangkut pautnya sama dia, Kak. Tapi, dia selalu ganggu gue. Kaca mading gue dipecahin dia lagi, Kak. Berarti sekarang udah ke-14 kalinya"
"Nju, bukannya lo seneng digangguin gue?"
Shania menatap cowok tengil yang sok jadi badboy ini dengan kesal. "Diem lo!" Bentaknya galak.
"Ah, gue udah paling seneng kalau lo udah marah. Sini-sini, marah lagi. Agak deketan ya bentaknya, biar gue ngerasain nafas lo yang wangi strawberry itu" dengan songong, Nabil mendekatkan wajahnya pada Shania.
Shania langsung mendorong kursinya menjauh.
"Bil, jangan main-main" tegur Keenan.
Nabil duduk kembali dengan tenang, tetapi wajah tengilnya benar-benar menjengkelkan.
"Gue udah ditegor kepsek. Katanya, kalau kalian masih aja berantem, kalian bakal dapet skors" jelas Keenan panjang lebar.
"Yes!" Nabil berteriak girang, sedangkan Shania langsung panik. "Gue salah apa, Kak? Gue gak mau di skors. Guru-guru pasti ngecap gue jelek"
"Nju, skors itu sama dengan liburan"
"Diem lo, idiot! And, stop call me Nju!"
"So sweet.." Nabil mengedipkan matanya beberapa kali pada Shania kemudian tersenyum dengan sangat manis mendekati bodoh. "Jadi, panggilan sayang lo ke gue itu, idiot? Oke, itu perfect. I like it"
Shania memutar kedua bola matanya dengan kesal, tetapi sedetik kemudian ia kembali menatap Keenan. "Gue gak mau di skors, Kak. Kalau tuh cowok idiot sih, bodo amat"
"Ini baru peringatan kepsek aja, Shan. Kalau lo sama Nabil berhenti berantem, ya kalian gak akan di skors"
"Gue mau-mau aja di skors. Itu artinya gue bisa nonton film kartu seharian kan?"
"DIEM!" Shania langsung melirik Nabil dengan tatapan galak.
Tanpa rasa bersalah sedikitpun, Nabil malah terkekeh pelan. "Gue baru pasang parabola dan channel kartunnya banyak. Mau nonton bareng gak?"
"Nonton bareng sana sama Pak Koko!" jawab Shania dengan ketus.
"Bener!" Nabil berteriak. "Gue bakal ngajak si Brad Pitt. Yes! Makasih pencerahannya"
"Nabil, Shania. Jangan bercandain peringatan dari guru. Inget, kalau kalian berantem dan buat keributan sekali lagi, dengan berat hati gue skors kalian karena Pak Koko udah males. Terutama sama lo, Nabil"
Nabil mengangkat bahunya tak acuh. "Udah ngocehnya? Gue mau beli pelet ikan, nih. Cupang gue belum buka puasa. Soalnya, lagi gue ajarin puasa setengah hari biar gak manja. Gue udah boleh pergi belum?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Adore You
FanfictionKetika Shania berusaha menjadi murid yang baik dan berprestasi agar di ingat oleh para guru, seorang cowok badboy belagu yang Shania masukan ke dalam daftar 'orang-orang yang wajib dihindari' selalu menganggu dan memancing emosinya. Nabil, cowok ten...