4

339 43 47
                                    

"Pak, saya udah gak kuat"

"Cemen sekali kamu ini, Nabil. Satu putaran terakhir lagi!"

"Maksud saya, saya udah gak kuat diliatin satu sekolah" Nabil menunjukan sekeliling lapangan yang sudah dipenuhi murid-murid cewek.

"Saya merasa dinodai Pak. Tubuh saya di intip-intip. Kalau saya lari satu putaran lagi, terus pas udahannya langsung digrepe-grepe mereka, gimana?"

Pak Koko langsung menaruh teh manis hangatnya dikursi panjang, kemudian berjalan kearah Nabil. "Yasudah, hukumannya selesai. Tapi, kalau besok telat lagi saya hukum kamu lari dilapangan pake sarung!"

Nabil hanya menyeringai, ia malah merasa tertantang jika berlari memgelilingi lapangan hanya dengan menggunakan sarung. Shirtless aja bikin cewek teriak-teriak, bagaimana kalau tidak pakai celana?

"Pakai seragam kamu, lalu kembali ke kelas! Jangan bikin masalah lagi!"

"Iya, Pitt. Bawel banget kayak orok"

Pak Koko siap menjewer Nabil, tetapi dengan kerennya Nabil berhasil menghindar dan langsung berlari menuju kelasnya dilantai dua. Ia mengancingkan seragamnya, tetapi tidak merapikannya. Sebelum masuk ke dalam kelas, ia mengontrol wajahnya menjadi anak baik-baik, karena hari ini pelajaran Bu Endang, guru satu-satunya yang dihormati Nabil. Bukan karena Bu Endang galak, tetapi karena Ibu guru super baik yang sudah mempunyai tiga anak ini adalah wali kelasnya.

"Nak, telat lagi?"

"Eh, Umi"

Bu Endang hanya menggeleng-gelengkan kepalanya kemudian menyuruh Nabil duduk ditempatnya. Sambil mengucapkan terima kasih dengan tulus, Nabil berjalan santai mengabaikan tatapan-tatapan jengkel dari anak cowok teman kelasnya.

"Sup, man?" Sapa Nabil pada Vernando, teman satu bangkunya. Jika kalian membayangkan Vernando ini seperti Nabil, kalian salah. Karena cowok baik-baik ini, adalah murid paling teladan dikelasnya.

"Sup apa, Bil? Sup ayam?"

Nabil hanya terkekeh mendengar kepolosan temannya. Sebenarnya, Nabil mendekati Vernando karena ia sering telat dan bolos. Vernando dengan segala kerendahan hatinya, selalu ikhlas membuatkan tugas atau menjadi tumbal karena membela Nabil jika dia dihukum oleh guru.

"Ver, ada tugas gak?"

"Kalau ada, gue udah bikinin kan?"

Nabil menepuk bahu Vernando. "Paling the best, dah! Nanti gue ajak ke BP, ya?"

Vernando hanya mengganguk karena ia tau, itu hanya ocehan sesaat Nabil. Mungkin sudah puluhan kali Nabil mengatakan pada Vernando akan mengajaknya ke BP, tetapi tidak pernah terjadi.

"Nanti istirahat ikut gue, ya?"

"Kemana?"

"Gue mau ajarin lo malak lah, Ver. Biar ganteng"

Vernando menaikan sebelah alisnya. "Jangan yang aneh-aneh. Terakhir lo ngajak gue bandel, asma gue kumat"

Nabil tertawa mengingat hal itu. Waktu itu Nabil menyuruh Vernando menghajar junior songong yang menumpahkan minumannya. Tetapi, Vernando langsung asma ditempat karena junior itu malah balik membentaknya.

"Hari ini kita malak. Ada DVD baru, gue gak bisa tidur kalau belum beli"

"Gue beliin"

"Gue mau usaha sendiri dapetin uangnya, demi kekasih gue. DVD Rayman Raving Rabbids"

Vernando memutar kedua bola matanya. "Gue ngeliatin aja, ya?"

"Iya liatin aja deh step by stepnya. Kalau lo udah jago, kita malak ke sekolah tetangga juga bisa"

Adore YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang