5

344 43 7
                                    

Selang air yang ditarik penuh emosi ke kanan dan kekiri, menandakan ada sebuah kegiatan dipagi hari yang akan membuat tagihan air bertambah. Bukan hanya menambah tagihan, nampaknya makanan didapur juga akan segera habis. Bagaimana tidak, seorang gadis yang mengumpat sambil menyirami sebuah mobil berwarna hitam itu mengeluarkan segenap tenaganya untuk bangun jam 3 pagi dan sekarang harus mencuci mobil Kakaknya. Jangan tanya mengapa, ini disebabkan oleh kecerobohanya sendiri yang tidak mengambil kembalian ongkos taksi.

Untung saja Nobi hanya menyuruhnya mencuci mobil, karena sebelum ini lebih parah. Pernah, seluruh novel yang Shania kumpulan semenjak SD diancam akan berujung diperapian, alias akan Nobi bakar sampai hangus. Jadi, daripada novel-novel berharganya menjadi abu, Shania lebih memilih mengorbankan waktu tidurnya yang tak kalah berharga untuk mencuci mobil. Tidak tanggung-tanggung, mobil Nobi benar-benar kotor. Nampaknya kakaknya itu sengaja menjadikannya buruh cuci mobil.

"Woy! Udah belum?"

"Sabar! Gue kempesin juga bannya"

"Gue bakar juga novel-novel alay lo itu!"

Shania mengarahkan selang air itu pada Nobi sehingga sekarang kemeja putih dan celana jeans hitam Nobi basah kuyup.

"Wah, lo emang bener-bener minta di sate!"

Shania menendang ban mobil Nobi kemudian melenggang dengan santainya memasuki rumah. Ia menutup telinganya karena suara melengking milik Nobi sangat-sangat mengganggu.

"Kak, mau nebeng gue gak?"

Shania memperhatikan Desy yang tengah mengunyah sereal dengan kaki diangkat ke atas layaknya preman pasar yang sedang sarapan di warteg.

"Biar gue tebak, lo belum mandi?"

"Belum, lah. Masih jam setengah enam. Ngapain mandi cepet-cepet? Bikin gue lulus UN gak?"

Shania mengambil kotak makan yang sudah disiapkan mamanya kemudian memasukannya ke dalam tas. "Kalau lo kaya gini terus, gimana mau masuk GIS?"

Desy mendengus. "Kak Nobi aja sering telat tapi alumni GIS. Gue bisa kok masuk GIS"

Shania tidak menjawab ucapan adiknya yang pemalas itu. Ia lebih memilih berangkat kesekolah karena ia tidak mau mengulang keterlambatannya seperti kemarin. Hari ini ia meminta dijempul oleh Boby. Suara teriakan Nobi dari luar menandakan bahwa Boby sudah datang.

Shania langsung berlari menuju pintu dan mendapati Kakaknya dan Boby sedang berbincang-bincang.

"Lo racunin apaan sahabat gue?"

"Woah.. santai!" Nobi menepuk-nepuk bahu Boby. "Cuma ngajakin nonton bokep. Soalnya selama Boby sahabatan sama lo, gue gak pernah liat dia bawa cewek"

Itu karena Boby suka sama lo!

Shania menarik lengan Boby lalu menggiringnya menuju mobil Boby yang sudah terparkir rapi didepan rumahnya.

"Boby! Inget, jam 3 ke rumah gue! Bokep menunggu!"

Shania menggeleng pada Boby. "Jangan didengerin. Si Nobi emang gila"

Boby hanya mengangguk sambil menahan senyum.

"Masih gugup kalau ketemu Nobi?" Tanya Shania setelah Boby melajukan mobilnya menuju sekolah. Boby tak menjawab dan Shania tahu apa yang dirasakan sahabatnya itu. "Lo kayanya harus nyoba kencan sama cewek"

Adore YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang