Bab - 2

79 18 11
                                    

Tidak ada perubahan dengan hari yang dijalani Aenor. Ia berusaha menutupi topeng kesedihannya dengan menyendiri di perpustakaan. Dalam waktu sekejap, dia menjadi seorang kutu buku.

🕵

Tengah semester pun tiba. Saatnya para murid menerima hasil kerja keras mereka selama 6 bulan itu. Muncul perasaan takut dalam hati Aenor. Aenor berharap masuk peringkat 10 besar. Tetapi Tuhan belum mengizinkannya kepada Aenor.

" Nor, kamu masuk 10 besar kan ? " tanya Zeus penasaran.
" Belum tau atuh, kan hasilnya aja belum datang. " jawab Aenor.

🕵🕵

Ibunya Aenor sudah lebih dahulu keluar dari dalam kelas. Ibunya keluar pertama karena berdasarkan urutan abjad. Aenor meminta hasil kerjanya kepada ibunya dengan rasa memohon. Rita pun memberikannya kepada Aenor. Rita -- ibu dari Aenor.

Perlahan map itu mulai membuka dan seluruhnya sudah terlihat oleh sepasang mata yang melihatnya.
' Buruk sekali hasilku ini. ' batinnya sedih. Matematika terburuk. Seketika wajah Aenor berubah menjadi seorang yang murung. Dan, Zeus pun datang menghampiri Aenor.
" Nilai bagus pasti dipandangin terus tuh. " ucap Zeus meledek.
" Nilai bagus dari 'Hongkong' ye. Ia bagus dari urutan paling bawah. Bener kan ? " jawab Aenor cemberut sembari menutup raportnya.
" Ya udah, yang penting dapet raport aja udah seneng. " jawab Zeus.

🕵🕵

Biasanya, Aenor tidak langsung pulang. Ia
Penasaran dengan hasil kerja teman - temannya. Aenor menjadikan teman - temannya sebagai pemicu dalam belajarnya.

Aenor bertemu dengan banyak temannya. Sampai yang terakhir, ia bertemu lagi dengan Zeus.
' Mungkin kesempatan yang bagus untuk mengambil sebuah gambar dengan Zeus ya. ' batin Aenor bergumam.
Terambilah sebuah foto diantara mereka berdua. Untuk dikenang :) .

Segeralah Aenor pergi menemui ibu dan adiknya. Terlebih dahulu ia mengirim pesan untuk menanyakam keberadaan mereka berdua.

🕵🕵

Saat di rumah, Aenor memiliki niat yang sangat kuat untuk meningkatkan nilainya yang menurun itu. Aenor juga sudah menyiapkan jadwal selama liburannya.

Liburan Aenor hanya diisi dengan belajar, makan, tidur, nonton TV dan semua kegiatan yang tidak penting itu. Tetapi ia lebih banyak menghabiskan waktu untuk belajar.

🕵

' Besok udah mau sekolah aja :). ' batin Aenor bergumam. Ia harus bisa belajar untuk tidak bersama sahabatnya itu. Ia harus menunjukkan kepada mereka, tentang perjuangannya itu.

Pembuktiannya akan ditunjukkan oleh Aenor saat itu juga. Dengan adanya ulangan harian secara bergantian,  membuatnya dirinya menjadi seorang yang sangat tekun dalam belajar.

🕵

Beberapa hari kemudian..

' Mungkin hari ini, ulangan akan dibagikan, pasti itu ! ' batinnya bergumam.

Memang benar, ulangan dibagikan, tetapi nama Aenor tak kunjung dipanggil. Hal itulah yang membuat Aenor menjadi khawatir. Karena biasanya, anak yang dipanggil terakhir itu, anak yang remedial. Benar saja, tersisa satu lembar kertas di tangan gurunya itu. Gurunya langsung menatap mata Aenor, yang membuat Aenor bingung seketika.
" Aenor, maju ke depan ya. Ibu mau kasih ulanganmu. " kata gurunya itu.
" Baik bu. " jawab Aenor sopan.

Aenor pun maju dan mendapatkan kertasnya itu. Saat ingin kembali, ia ditahan oleh gurunya.
" Sebentar Aenor, ibu ingin mengumumkan nilai terbaik saat ini. " kata guru kepada Aenor.
" Nilai terbaik kali ini...diraih oleh teman kalian bernama......Aenorrr! Selamat yaa! " gurunya mengucapkan selamat.

🕵🕵

Terlukislah sebuah senym dan tatapan haru dari Aenor kepada teman - temannya dan gurunya juga. Ia merasa sangat bahagia bisa  mendapatkan nilai yang tidak dia duga selama ini.

Mungkin, Tuhan telah mengizinkan kepada Aenor untuk dapat membuktikan kepada teman - temannya itu.  Bahwasanya, yang menurut dirinya adalah yang terbaik, belum tentu menjadi yang terbaik bukan ? Karena, di dunia ini tidak ada yang mustahil.

' Terima kasih Tuhan, engkau telah mengabulkan doa Aenor. ' batinnya mengucap syukur.

🕵🕵

Cukup TauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang