2. Casting Yang Gagal

45.5K 6.7K 392
                                    


***

"Mati ...! Rumah gue rame amat, Anjir!" Gilang berseru heboh sebegitu tiba di depan rumahnya sendiri. "Gila! Kenapa ada mobil patroli polisi segala sih?!" ia menatap ngeri ke depan. Pagar rumahnya yang setinggi dua meter terbuka lebar. Lalu menampilkan dua buah mobil asing di halaman rumahnya yang cukup luas. Dan salah satu dari mobil itu adalah mobil milik kepolisian.

Tissa bersiul tenang di sebelah Gilang. Tatapannya mengerling jenaka. Sama sekali tak tampak prihatin dengan wajah nelangsa sekaligus frustrasi seperti yang saat ini tengah diperlihatkan Gilang di balik kemudi. Ya, Gilang yang mengemudi, enak saja kalau Tissa yang menyetir sementara pria itu duduk santai saja di sebelahnya.

"Mungkin, syuting Anak Langit diganti sama syuting 86. Udah sana lo turun." Celetuk Tissa sadis, tanpa mau repot-repot merasakan kebingungan Gilang. "Sana!" usirnya pada Gilang. "Sewaktu lo dirampok tadi, mungkin aja perampoknya beneran datang ke kantor polisi, terus ngaku abis memperkosa lo."

"Mulut lo, Tissa, Anjir!" komentar Gilang sembari memutar bola mata. "Besok-besok gue bakal merkosa mulut lo. Tenang aja, pemerkosaan ala gue bakal berlangsung nikmat dan gue menjamin lo bakal mencapai nirwana dengan teriakan penuh kepuasan."

Memukul keras bahu Gilang, Tissa memperlihatkan tatapan garangnya pada pria itu. "Dasar, setan lo!" umpat Tissa kesal. "Udah sana, enyah lo dari mobil gue." Tissa langsung membuka pintu mobilnya, dan melompat turun untuk berpindah ke kursi kemudi.

Dengan terpaksa, Gilang mengikuti apa yang Tissa lakukan. Ia menghela napas panjang dan langsung membuka pintu. Tetapi ketika ia menurunkan kakinya ke tanah, bukan hanya Tissa yang menyambutnya, tetapi seorang pria berwajah garang lengkap dengan seragam kepolisian yang ternyata juga telah berhasil membuat Tissa membisu.

Shit! Masalah apa lagi sih ini?

Tuhan ... ini 'kan Omnya Mira?!!

Kenapa ada di sini?!

Ah, Gilang tahu bahwa masalahnya dengan Mira yang seharusnya sudah berakhir empat bulan lalu tidak akan benar-benar berakhir.

"Gilang, kamu udah ditunggu di dalam," ujar pria berseragam polisi itu dengan tenang.

"Om Restu, Gilang nggak salah, Om. Gilang nggak tahu beneran ke mana Mira." Gilang tahu akan percuma saja kalau ia membela dirinya sekarang. Namun ia sudah terlalu bingung harus bagaimana meyakinkan orang-orang bahwa ia tidak bersalah. "Gilang sama Mira udah putus empat bulan yang lalu, Om. Dan putusnya kita juga secara baik-baik, Om."

"Tapi dari pihak kantor, mereka bilang terakhir lihat Mira di jemput sama laki-laki di lobi kantor, Lang. Dan selama ini mereka juga tahunya Mira pacaran sama kamu."

Ya, Tuhan ... Gilang harus apa sekarang?

Sudahlah berpenampilan semengenaskan ini, kenapa pula dia bisa dituduh semengerikan itu pula. Memang susah ya, dipercayai bila kita sudah terkenal menjadi brandal yang suka membuat keonaran.

Tapi dalam kasus ini, Gilang bukanlah brandal biasa.

Di tengah rasa frustrasinya, Gilang meringis tak enak pada keberadaan Tissa yang sepertinya akan terbawa dalam kasus ini. "Oke deh, Om, ayo kita bicarain di dalam aja. Semoga ada titik terang soal keberadaan Mira."

Baiklah, ngotot mengatakan bahwa ia tak bersalah sepertinya bukan ide yang bijak. Gilang tahu, sudah saatnya menghadapi kenyataan yang menunggunya di dalam rumah. Selain kedua orangtua dan juga adiknya, Gilang yakin orangtua Mira yang selalu bertingkah histeris akan menyambut kedatangannya dengan dramatis.

Ck, sial!

Tissa yang sudah sedari tadi bertampang kecut, langsung melengos ketika Gilang menatapnya. Lalu dengan bibir mengerucut sebal, Tissa berniat melangkah menuju mobil. Sudah cukup ia dikagetkan dengan sambutan pria berseragam polisi ketika turun dari mobilnya tadi. Jadi rasanya, ia harus segera pulang sebelumnya otaknya semakin sinting dan memaki polisi itu. Lalu ia akan berakhir di penjara dengan dijerat pasal berlapis.

Knock My SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang