Wonwoo hanya menghela nafas panjang saat menghadapi ratusan buruh yang ada dihadapan nya, kali ini ia sedang meninjau langsung lokasi pembangunan pusat perbelanjaan yang bekerja sama dengan walikota.
"Kapan kita akan berangkat?" tanya Wonwoo pada Mingyu yang ada berdiri dibelakangnya.
"Ke pernikahan temanku?" tanya Mingyu balik. Wonwoo mengangguk.
"Tiga atau empat hari lagi"
"Cari tahu siapa yang membocorkan soal penggusuran lahan disini" titah Wonwoo, Mingyu mengerti lalu meninggalkan Wonwoo sendiri ditengah massa yang mengamuk.
"Aku akan mengganti rugi sesuai kesepakatan" teriak Wonwoo dengan toa yang ia pegang, para buruh menatap Wonwoo kesal dan langsung melemparinya dengan barang dagangan mereka sepeti buah-buahan sayuran dan ikan segar.
Wonwoo memang berniat menggusur lahan pasar tradisional tapi tidak serta merta ia meninggalkan para pedagang yang sudah berdagang di lahan itu sejak lama. Jeon Corp akan menggantinya dengan harga yang pantas dan memberi lahan baru untuk mereka berdagang.
Tapi tetap saja, massa yang berjumlah ratusan orang itu susah sekali diatur dan diajak bicara baik-baik.
"Kau brengsek! Ini sumber pencarian kami" teriak salah satu dari mereka, jas yang dikenakan Wonwoo pun sudah dipenuhi tomat dan telur, bau telur busuk tercium sendiri di tubuhnya.
"Sudah kubilang akan ada uang ganti rugi dan tempat baru untuk berdagang yang lebih layak!" teriaknya.
Namun bukannya mendengar perkataan Wonwoo, ia semakin dilempari bahkan ada beberapa batu kecil yang mengenai kepalanya hingga sedikit mengeluarkan darah.
Saat Wonwoo hendak berteriak lagi sekumpulan orang yang memakai masker dan topi hitam berlari kearah Wonwoo, mereka membawa pemukul untuk menghancurkan dagangan yang ada disana dan memukuli para pedagang.
Wonwoo yang melihat keadaan semakin memburuk hanya mampu terdiam, ia cukup terkejut dengan keadaan ini, ia bertanya dalam hati siapa mereka? Kenapa mereka memukuli para pedagang?
Namun kesadaranya segera terkumpul dan ia langsung menghubungi Baekho.
"Siapa yang memerintah penggusuran secepat ini!" teriak Wonwoo marah ditelepon, sementara Baekho bilang tidak tahu karena tidak ada yang memberitahunya hal itu.
Wonwoo mematikan teleponnya kesal. Ia melihat suasana semakin ricuh, para pedagang yang kebanyakan sudah berusia lanjut itu dipukuli orang-orang berbaju hitam yang tidak ia kenal.
"HENTIKAN!" teriak Wonwoo namun diabaikan, Wonwoo menarik tangan salah satu perusuh itu.
"Siapa yang menyuruhmu?" marahnya, namun tubuh Wonwoo disentak dengan kasar membuat dirinya terjatuh.
Wonwoo berdiri dan mencengkram kerah baju pria yang ada dihadapannya.
"SIAPA YANG MENYURUHMU KESINI?!" teriak Wonwoo marah.
Wonwoo hendak memberikan pukulan tapi pria itu justru memberi pukulan lebih dulu membuat Wonwoo tersungkur.
"Siapa yang kau sentuh!"
Mingyu mencengkram leher pria itu hingga pria itu hampir kehabisan nafas.
"Siapa yang mengutusmu kemari?" tanyanya dengan mata menyalang yang akhirnya dijawab oleh pria yang sedang diambang kematiannya.
"Seung- Seungwoo Choi" ucapnya terbata karena napas yang sulit ia keluarkan.
Mingyu mendorong pria yang menyakiti Wonwoo, dan mengeluarkan mini revolver dari balik jasnya- ia menembak pria itu tepat mengenai jantungnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
HEALING
Gizem / Gerilim"Jika orang lain, aku meminta bayaran dengan uang dan terkadang dengan nyawa. Tapi tidak denganmu. Bayar aku dengan tubuh mu" "Sepakat!"