CHAP : 8

14.9K 1K 198
                                    

"Engh ~"

"Kau sudah bangun anak muda?"

Pria tua itu menaruh cangkir teh nya dan membantu Wonwoo untuk duduk. Cukup lama ia pingsan, 24 jam.

"Aku dimana?" tanya nya lemah.

Ingin rasanya Wonwoo meneliti ruangan berbau kayu yang terbakar dari perapian itu. Tapi percuma, matanya tidak bisa melihat.

"Kau dirumahku, kau mau secangkir teh? Ada melati didalamnya-  harumnya bisa menenangkanmu"

"Harusnya biarkan saja aku mati"

"Anak muda, hidupmu masih panjang"

"Tidak. Aku sudah tidak punya kehidupan"

"Apa kau menjalani kehidupan yang begitu sulit sampai memilih mati?"

Wonwoo terdiam.

"Sesulit apapun kehidupan yang kau jalani, masih banyak orang yang menjalani hidup mereka jauh lebih sulit daripada hidupmu"

Cklek.

"Kakek! Appa cantik sudah bangun??"

Tanya 2 orang anak kecil yang berusia sekitar 6 dan 8 tahun. Mereka dan mendekati Wonwoo dan memegang tangan Wonwoo.

"Anyeong, aku Lee Chan dan ini kakaku Lee Seungkwan. Appa sudah bangun?? Appa sudah sehat aniya? Apa kita bisa main bola sekarang?"

"App- Appa?" tanya Wonwoo bingung.

"Hum, kakek bilang kau Appa kami. Iya kan hyung?"

Bocah gempal itu mengangguk lucu.

"Aku buk--"

"Iya dia appa kalian, berikan kecupan selamat pagi padanya" jelas orang tua itu dan Wonwoo rasa tangannya ditarik di dua sisi dengan kecupan pada kedua pipinya.

"Appa Akhirnya pulang" kata mereka, Wonwoo hendak menjelaskan namun suara orang tua itu mengintrupsinya.

"Chan Kwanie sebaiknya kalian mandi, kalian harus sekolah kan?"

"Uhm! Chan kajja kita mandi nanti kita terlambat!"

"Ne hyung ~ appa kami pergi sekolah dulu. Chan sayang appa" kata si magnae dan selanjutnya hanya terdengar langkah yang berlarian keluar.

"Mereka Lee Chan dan Seungkwan, mereka cucu Kandungku, Ayah dan ibu mereka sudah meninggal sejak Chan berumur 2 tahun. Dan aku Lee Seon Jae. Kau bisa memanggilku Appa" jelasnya pada Wonwoo.

Wonwoo terdiam.

"Appa" suaranya pelan.

Ia rasakan tangan besar yang mengelus pucuk kepalanya dengan sayang.

"Iya, karena mereka sudah memanggilmu appa itu artinya kau anak ku sekarang, jadi jangan berpikir untuk mengakhiri hidupmu, kau bisa melanjutkan kehidupan mu disini, kehidupan baru bersama aku sebagai ayahmu dan jika kau tidak keberatan Chan dan Seungkwan sebagai anakmu"

Wonwoo bisa merasakan perasaan tulus meski ia tidak bisa melihat tapi intuisinya begitu tajam sekarang. Ia bisa menilai mana yang tulus dan mana yang tidak. Mungkin benar kata orang, jika satu panca indera mu mati maka indera yang lain akan mengambil alih tugasnya.

"Terima kasih, appa"

"Tidak masalah. Kka kau istirahatlah lagi, aku akan mengurus bocah-bocah nakal itu. Mereka jika tidak diawasi, bisa menghancurkan kamar mandi"

Wonwoo terkekeh.

Seon Jae keluar meninggalkan Wonwoo sendiri. Mungkin tinggal disini bisa membuat hidupnya tenang dan satu hal yang Wonwoo harapkan saat ini.

HEALINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang