Wonwoo melempar sebuah kotak yang terbuat dari kayu yang cukup tebal, ia keluar dari ruangan untuk mencari pasokan udara yang tiba-tiba saja menipis, otaknya memikirkan dalang dari semua kejadian yang ia alami namun hasilnya nihil.
Ponsel Wonwoo bergetar membuat ia yang tengah menenangkan diri di balkon kantornya membuka pesan yang masuk. Ia mengunggah video yang dikirim oleh nomor tak dikenal, setelah melihatnya Wonwoo terkejut kedua mata rubahnya melebar dan ia melempar ponsel itu takut, tubuhnya bergetar, keringat membasahi keningnya yang tertutupi poni.
Video tersebut berisikan adegan pembunuhan, ia tidak mengenal siapa mereka tapi hal itu sukses membuatnya ketakutan dan tubuhnya diam tak bergerak.
Wonwoo tak berani mengambil ponselnya saat hp bergambar apel termakan itu kembali bergetar. Tapi getarnya tak kunjung berhenti, dengan sisa keberanian yang ada ia bergerak pelan mengambil kembali ponselnya.
Kali ini dia menerima pesan suara, Wonwoo dengan ragu-ragu mendengarkannya.
'Rekam baik baik di ingatan mu, kau akan mati persis sama dengan apa yang aku kirim'
Suara yang tak Wonwoo kenal. Ia memejamkan mata lalu memasukkan kembali ponsel itu kedalam saku celananya. Dia akan pulang sekarang juga tanpa menunggu Mingyu.
Setelah sampai di depan pintu apartement Wonwoo kembali mendapati sebuah kotak kayu, ia melirik kiri dan kanan namun tak ada siapapun. Dengan cepat Wonwoo menekan beberapa digit kode apartement nya lalu masuk terburu buru dengan kotak yang ia pegang.
Wonwoo membuka kotak itu dan mendapatkan surat ancaman lagi, sekarang surat itu bergambar manusia dengan bahu kanan dan kirinya diberi tanda X, dibawah gambar ada tulisan 'bahu kanan atau kiri?' Wonwoo tak mengerti dan segera dimasukannya kembali surat itu kedalam kotak.
Saat ini dirinya hanya diterangi lampu belajar yang ada dimeja kamarnya, Wonwoo mengumpulkan semua surat dan kartu ancaman itu satu persatu, tak ada yang aneh sampai akhirnya ia mengarahkan surat-surat itu pada cahaya lampu, ada silau aneh yang terdapat dipermukaan surat itu. Wonwoo memeriksa semua surat dan kartu lain yang didapatnya secara teliti, dimulai dari surat ancaman pertama. Ia mencoba membuka lapisan dari surat itu dan sekarang terdapat sebuah plastik seperti pelapis layar ponsel dibelakang suratnya
Wonwoo melihat dengan seksama namun dia tak mendapat apapun, lalu ia mengambil senter kecil yang berada di lacinya, ia menyinari permukaan plastik tipis itu dengan senter, ada sesuatu yang muncul- lalu Wonwoo mematikan senter dan tulisan dipermukaan surat itu menghilang, lalu ia kembali menghidupkan senternya, ia melihat apa yang ada disana hanya sebuah tanda kurung '[' tak ada yang lain, lalu ia melihat surat yang lain membalik surat tersebut dan membuka lapisan kecil itu dan terdapat tulisan seperti sebuah kode lalu ia membuka surat lainnya dan hal yang sama ia temukan.
Wonwoo beralih pada surat ancaman ketiga namun saat hendak membuka lapisan permukaannya tiba tiba saja lampu kamarnya mati, dan ia melihat dicela ventilasi tak ada cahaya, apa mati lampu? Pikirnya- namun insting manusianya berpikir cepat bahwa ada yang tidak beres.
Dengan cepat Wonwoo memasukkan kembali semua surat kedalam laci, mencoba tenang dan bersembunyi di lemari sampai akhirnya kamar Wonwoo dimasuki seseorang, ia menahan nafas saat mendengar derap langkah yang melangkah pelan, sepertinya tidak hanya satu orang yang memasuki kamarnya tapi ada beberapa.
Wonwoo masih sembunyi di dalam lemari, tangannya bergetar karena takut jantungnya bergemuruh cepat.
Langkah kaki itu menjauh membuat ia bisa bernafas lega. Setelah dirasa aman Wonwoo keluar dari lemari bajunya namun ia justru dikepung, Wonwoo mundur ketakutan melihat beberapa orang didepannya mengenakan topeng yang sama seperti di video pembunuhan yang ia terima.
KAMU SEDANG MEMBACA
HEALING
Misteri / Thriller"Jika orang lain, aku meminta bayaran dengan uang dan terkadang dengan nyawa. Tapi tidak denganmu. Bayar aku dengan tubuh mu" "Sepakat!"