Chapter 22

6.2K 273 14
                                    

Edwan Pov

Tepat hari ini, gue harus bikin Risha bahagia. Khusus hari ini.

📨Gue
Riz, nanti jangan lupa jam 10. Hari ini guru ada rapat, pulangnya agak cepet. Jangan lupa rencana kita.

📨Rizky
Yoi, bro.

Oke, sekarang waktunya beraksi. Tiba di sekolah, seperti biasa gue pergi ke kantin dulu untuk mengisi kekosongan hati ini *eh, kekosongan perut maksudnya 😂

"Bu, nasi gorengnya satu, ya," pesan gue.

"Iya, silahkan duduk dulu," jawab ibu kantin.

Hm... Kira-kira, rencana kita nanti berhasil nggak, ya? Gue takut kalo rencananya gagal.

"Dek, ini nasi gorengnya. Kok malah bengong?" kejut ibu kantin.

"Eh, iya. Hehe... Sejak kapan ibu di sini?" tanya gue.

"Dari tadi sih, ibu panggilin malah diem aja. Mikirin apa sih? Tugas ketos, ya?" jawabnya.

"Mikirin nanti pulang cepet. Hehe... Edwan makan dulu ya, Bu," canda gue.

"Iya, ibu mau lanjut kerja dulu," pamitnya lalu pergi.

Tanpa basa-basi lagi, gue melahap nasi goreng yang ada dihadapan gue. Kurang lebih 5 menit, makanan itu pindah ke perut gue. Tiba-tiba, Rifa datang.

"Ternyata lo di sini," ucap Rifa yang ternyata bikin gue tersedak.

"Uhukk... Uhukk... Kamvret lo! Dateng tiba-tiba, bikin gue kaget," ucap gue lalu minum.

"Hehe... Sorry, gue nggak maksud ngagetin lo. Oh ya, nanti gimana?"

"Nanti gimana?" tanya gue bingung.

"Ketos kok telmi," ketus Rifa.

"Oh... Bentar, gue baru paham. Yang nyuekin Risha hari ini kan?" tanya gue mulai paham.

"Iya. Lo harus bener-bener cuek sama dia. Seakan-akan lo lagi marah sama dia tanpa sebab,"

"Tapi, gue nggak tega Rif. Kemarin waktu gue tinggalin, dia kayak sedih gitu," ucap gue ragu.

"Aelah... Cuma hari ini doang kok dan cuma beberapa jam aja. Katanya lo pengen rencana ini berhasil."

"Hm... Iya deh, gue lakuin demi rencana kita," ucap gue.

"Buruan ke kelas, Risha udah di sana. Inget! Harus cuek," ucap Rifa.

"Iya, iyaa... Dasar mak rempong," balas gue lalu menuju ke kelas.

Tiba di kelas, gue berpapasan dengan Risha. Tak sengaja kami bertatap muka cukup lama. Gue langsung inget sama rencana gue. Gue pun membuang muka dan duduk di kursi gue.

"Lo kenapa?" tanya Risha menghampiri gue.

Gue cuma diem. Sebenernya gue nggak tega lakuin ini. Tapi, mau gimana lagi.

"Kok diem sih. Lo marah ya? Maafin gue deh," ucapnya.

Lagi-lagi, gue diem dan pura-pura fokus ke buku bacaan gue.

Ketua Osis [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang