Chapter 48

5K 239 3
                                    

Risha Pov

Tiba di ruangan gue, gue digendong Edwan menuju kasur. Edwan pun segera mengambil kotak makan.

"Nih, makan," ucapnya sambil memberikan kotak itu.

"Suapin...." manja gue sambil menampilkan wajah memelas.

"Ih... Dasar manja," jawab Edwan sambil terkekeh kecil dan mencubit hidung gue pelan.

"Kan lagi sakit. Biarin, wlee...." balas gue mengejek.

"Ya udah, nih... Aaa..." ucap Edwan sambil menyuapkan satu sendok.

"Btw, yang lain kemana, ya?" tanya gue bingung.

"Pergi ke rumahnya Kak Nanda, ngurusin lo," jawabnya.

"Gue udah kurus kering kayak gini mau dikurusin lagi?? Aelahh... Jangan dong, ntar gue kayak triplek jalan."

"Ngurusin pengobatan lo bego... Bukan ngurusin badan lo," jawabnya gemas.

"Oh... Kirain. Kok lo tahu?"

"Tadi ada surat di bawah kotak makan ini. Gue baca deh,"

"Kok nggak lo kasih ke gue?"

"Biar lo selesai makan dulu, biar nggak ngomel-ngomel kayak gini,"

"Dih... Ngomel-ngomel gimana?"

"Ya gini, gue jawabnya biasa, lo jawabnya luar biasa,"

"Rese lo!"

"Ciee... Ngambek. Masa lusa balik ke Indonesia ngambek sih? Kan lucu,"

Gue yang mendengar itu langsung tersedak. Gue? Pulang ke Indonesia?

"Nih, minum dulu," ucap Edwan sambil memberikan air minum.

"Ini beneran? Lo nggak ngibulin gue kan?"

"Nggak lah, ngapain gue bohong ke lo,"

"Tahu dari mana?"

"Risha Putri temen gue yang paling gue sayangi, yang paling cantik, paling pinter, suka menolong, dan tidak sombong... Ya dari surat itu lah, itu sebabnya mereka-mereka ngurusin lo di rumahnya Kak Nanda," jelasnya panjang lebar.

"Oh,"

"Dijelasin panjang lebar, jawabnya cuma oh. Aku mah apa atuh neng, bukan siapa-siapa kamu. Nggak ada hak buat marah neng...."

"Uuu... Lebay! Kode apa kode," ejek gue.

"Kode? Kode apaan?" tanya Edwan bingung.

Deg... Kenapa sekarang gue jadi deg-degan gini sih? Tadi kenapa gue bisa bilang kode apa kode ya? Aduhh....

"Ciee... Salting. Jangan-jangan lo yang ngode gue," ejek Edwan.

"Ngode lo? Helloww... Harga diri gue mau ditaroh mana?" balas gue.

"Ya biasa aja kali. Nggak usah ngotot gitu, urat kepalanya sampe keliatan tuh,"

"Bodo amatlah, gue udah kenyang,"

"Iya lah kenyang, udah abis gini gimana nggak kenyang, Risha??"

"Lah? Cepet banget gue makannya," ucap gue heran.

"Lo nya ngomel mulu sih,"

"Bodo amat lah. Gue mau tidur," ucap gue lalu membelakanginya.

"Ya udah. Good night princess!" ucapnya sambil mengusap rambut gue.

Dia pun pergi meninggalkan ruangan, yang sebelumnya mendaratkan ciumannya di kening gue.

Sumpah deh, pipi gue rasanya panas banget abis dia cium. Ya Lord! Ini gue kenapa? Kenapa detak jantung gue abnormal gini?

Ketua Osis [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang