Edwan Pov
Kita udah sampe di rumahnya Rizky. Sedangkan Risha masih terlelap. Gue pengen bangunin dia, tapi gue nggak tega. Tiba-tiba dia terbangun.
"Hoam... Udah sampe, ya?" tanya Risha sambil mengusap mata.
"Eh, udah sampe kok," jawab gue kaget.
"Kok lo nggak bangunin gue?"
"Gue nggak tega Ris. Lo kan abis disekap sama cowo brengsek itu, makanya gue nggak berani bangunin lo," jawab gue.
"Oh... Turun yuk," ajaknya.
Gue mengangguk dan kembali menggendongnya. Sebenarnya dia meronta-ronta ingin turun, tapi gue paksa gendong karena dia kecapekan. Akhirnya dia nurut juga.
Ternyata Rizky sedang bengong di teras. Wah... Kebetulan nih.
"Rizky?" panggil gue sambil menurunkan Risha.
Rizky menengok ke arah gue. Dia terkejut karena gue dateng bareng Risha. Dia segera berlari memeluk Risha.
"Lo kemana aja, Ris? Gue takut lo kenapa-napa. Ya ampun, lo pucet banget," ucap Rizky cemas.
"Gue gapapa, Ky. Untung Edwan dateng nolongin gue," jawab Risha.
"Ternyata orang yang lo maksud nyekap Risha itu adalah Rivano sendiri. Dan kemungkinan, yang neror gue itu juga dia," ucap gue.
"Rivano? Dasar cowo ba***at! Bisa-bisanya dia nyekap Risha. Cari mati tuh bocah," geram Rizky sambil mengepalkan tangan.
"Udah, kita tenang aja. Kita liat aja reaksinya besok," ucap Risha menenangkan.
"Oke, kalo itu mau lo. Gue mau panggil Bang Alif dulu," ucap Rizky lalu beranjak pergi.
"Hm... Makasih ya, Wan. Untung lo dateng nolongin gue. Coba kalo nggak, gue pasti udah mati ketakutan," ucap Risha tulus.
"Udah tugas gue sebagai cowo untuk melindungi cewe. Sejak awal ketemu Rivano, firasat gue udah nggak enak," balas gue.
"Kenapa? Lo cemburu ya? Gara-gara dia dateng tiba-tiba terus meluk gue?" ejek Risha.
What! Dia tau kalo gue cemburu waktu itu? Nggak mungkin. Gue harus menghindar dari pernyataan itu. Ini belum waktunya.
"Kata siapa? Ngapain gue cemburu," bohong gue.
"Oh...." jawabnya singkat.
Kami berdua pun terdiam. Keheningan tersebut tiba-tiba pecah saat terdengar Bang Alif memanggil Risha.
"Risha! Akhirnya lo balik juga, Dek. Gue khawatir banget sama lo," ucap Bang Alif sambil memeluk Risha.
"Iya, Bang. Maafin Risha udah bikin Bang Alif khawatir. Ini semua karena Edwan udah nolongin gue, Bang," jelasnya.
"Edwan yang nolongin lo? Aduh... Thanks banget, Wan. Kalo gue bokapnya, lo udah gue jadiin mantu mungkin," ucap Bang Alif sambil bercanda.
Risha yang mendengar itu langsung menyikut lengan Bang Alif.
"Apaan sih, Bang? Mendingan kita pulang. Gue lemes banget nih, belum makan apa-apa dari kemarin," ucap Risha.
"Ya udah, kalian pulang aja. Istirahat di rumah, gue juga udah mau balik. Nanti gue kabarin Rifa sama Dika kalo lo udah balik," ucap gue.
"Eh, nggak usah. Biar besok jadi kejutan. Gue pengen tau reaksinya Rivano," cegah Rizky.
"Oke. Hati-hati di jalan ya, Wan. Ini jaketnya," ucap Risha sambil memberikan jaket gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketua Osis [TAMAT]
Teen FictionKenalin nama gue Muhammad Edwan. Kalian bisa panggil gue Edwan. Gue di sini menjabat sebagai ketua OSIS. Oh ya, dari lahir sampe sekarang gue nggak pernah tahu apa itu pacaran. Boro-boro pacaran, suka sama cewe aja jarang. Bukan berarti gue jeruk ma...