3. Kabar Buruk

202 23 2
                                    

3. Kabar Buruk.

Nissa terus berlari ditengah hutan, pelariannya itu sampai menuju lintas. Dia merasa bersyukur namun bingung, karena dia harus meminta tolong pada siapa? Itulah yang ia pikirkan saat ini.

Untunglah kebetulan ada mobil lewat dijalan itu, Nissa tersenyum lebar dan merasa senang. Dia melambaikan tangan dan berteriak “Tolong aku!” semampu mungkin supaya mobil itu bisa berhenti.

Akhirnya mobil itu berhenti juga, dengan cepat Nissa mengetuk-ngetuk pintu mobil dengan penuh rasa panik. “Tuan.. Tuan, tolong bantu aku!” Pintanya melirih.

“Nona Ayse?” Pekiknya bingung.

“Aku mohon bawa aku pergi dari sini!” Pinta Nissa sudah tidak tahan lagi.

Orang itu mengangguk-anggukan kepala. “Baiklah, cepat masuk.” Ujarnya.

Nissa membuka pintu mobil kemudian masuk kedalamnya. “Ayo cepat kita pergi dari sini!” Serunya.

Orang itu menganggukkan kepalanya kemudian ia pergi dengan mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi.

💞💞💞

Dirumah sakit saat ini Rudraksh sedang berada diruangan operasi, para dokter berusaha menyelamatkannya dengan berbagai macam cara yaitu dengan mengeluarkan peluru dari pundaknya.

Sementara Faisal sedang menunggu diluar ruangan itu, dia berusaha menghubungi Nissa. Tapi ponsel wanita itu tidak aktif, hal inilah yang membuat pria itu semakin khawatir. “Astaga, dimana Nissa? Kenapa ponselnya tidak aktif sekarang? Biasanya tidak begitu.” Gumamnya menggurutu.

💞💞💞

“Maksudmu?” Tanya Arif penasaran.

“Aku masih ingat ketika aku keluar dari stasiun itu, karena adikku rengek ingin membeli sesuatu. Aku melihat ada beberapa mobil hitam yang datang ketempat itu, aku juga melihat ada seseorang wanita dan banyak pria-pria mengikuti wanita itu masuk kedalam stasiun.” Gumam Gokce.

“Lalu? Apa yang terjadi?” Tanya Arif lagi.

“Awalnya aku mengabaikannya, meskipun banyak rasa khawatir yang sedang melandai hidupku. Karena aku pikir mereka itu polisi, dan rasa khawatir itu benar-benar terjadi. Status itu meledak dan kebakaran, hal itulah yang membuat kami berdua menjadi yatim piatu. Aku terpaksa menjadi photografer untuk memberi sesuap nasi untuk adikku.” Ujar Gokce yang tak sadar ia menangis.

Arif memegang pundak Gokce dan berusaha menenangkannya. “Kau tidak perlu menangis lagi, sekarang aku disini. Aku aku akan membantumu.” Hiburnya.

“Benarkah?” Tanya Gokce, Arif menganggukkan kepalanya. “Tapi, kau tidak perlu membantuku bekerja.” Ujarnya.

“Lalu?”

“Bantu aku mencari pelakunya.”

💞💞💞

Suasana didalam rumah semakin panas ketika Vishal memberitahu kabar buruk pada Tina dan Jannat bahwa Nissa berhasil kabur dari gudang itu.

“Apa!?” Pekik Tina yang seraya berdiri dari sofa sambil melempar puntung rokok itu ke asbak. “Bagaimana dia bisa kabur? Dasar bodoh kalian! Menjaga seorang wanita itu saja tidak becus!” Emosinya membentak.

“Kami sudah mengikat tangan dan kakinya dengan sangat erat, bahkan kami telah menghajarnya sampai pingsan. Tapi, kami tidak tahu bagaimana dia bisa kabur dengan semudah itu?” Jelas salah satu Bodyguardnya.

“Pokoknya aku tidak peduli! Kalian harus menangkap wanita itu sekarang! Bila perlu, kalian tangkap rekan-rekannya sekarang juga!” Perintah Tina.

“Baik boss,” Turut Bodyguard itu yang seraya pergi meninggalkannya.

Vishal baru sadar atas kenapa Nissa bisa kabur dari gudang itu, dia menarik tangan Jannat untuk keluar rumah.

Sesampai diluar rumah, Vishal menunjukkan amarahnya pada Jannat, dan hal itu membuatnya bingung.

“Ada apa? Kenapa kau menunjukkan epreksi jelekmu itu padaku?” Tanya Jannat Kesal.

“Apa kau sengaja menjatuhkan botol bir itu pada wanita itu?” Tanya Vishal membentak, meskipun dia tahu kejadiannya.

Jannat mengerutkan dahi. “Botol? Botol apa?” Tanyanya yang telah lupa kejadian itu.

“Cobalah kau mengingat kejadian itu!” Bentak Vishal.

—FLASHBACK—

Para bodyguard itu menghajar Nissa habis-habis sekali lagi, sehingga muncul cairan darah disekitar wajah cantiknya itu, mereka menghajarnya sampai kursi yang duduki Nissa jatuh kesamping dan kepalanya terbentur dilantai.

Nissa hanya bisa pasrah dan mengingat masa-masanya bersama Rudraksh. “Maafkan aku..” Lirihnya sambil meneteskan airmata.

Salah satu bodyguard itu memperhatikan Nissa yang pingsan. “Bos, apa dia sudah mati?” Tanyanya.

Jannat menjawab santai. “Aku tidak tahu, dia tidak akan bebas sebelum benda itu ada ditanganku.” Ujarnya sambil melempar botol bir itu dan pecah berkeping-keping tepat diwajah Nissa, kemudian menoleh ke para bodyguard itu. “Kalian mengerti?” Tanyanya, mereka menganggukkan kepalanya. “Sebaiknya kita pergi dari sini, Ayo!” Serunya yang seraya pergi meninggalkan Nissa sendirian dan bodyguard itupun ikut bersamanya.

—FLASHNOW—

“Astaga!” Pekik Jannat sambil menepuk jidat karena dia baru ingat kejadian itu.

“Dasar Bodoh!” Ketus Vishal, sementara Jannat hanya tersenyum menyeringai.

Pesan Author

Tolong Voment ya sebagai bentuk dukungan kalian, makasih. 🙏

Angel Of Night: Yüz Yüze! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang