Chapter 3
Yunho dan Jaejoong tidak akan menyadari kalau awal pertemuan mereka akan menjadi kunci yang akan membuka banyak kisah rahasia dan kisah-kisah kelam yang menghubungkan mereka berdua. Sejak saat itu, setiap ada waktu senggang, Yunho akan pergi menemui jaejoong, entah itu di perpustakaan ataupun di kedai kopi. Yunho seakan menemukan arti kebahagiaan yang ia cari. Merekapun kian akrab, setiap bertemu banyak cerita tentang diri mereka, mereka seakan saling membuka ruang untuk mengenal lebih dalam satu sama lain, entah mereka sadari atau tidak.
Di minggu-minggu awal, mereka hanya bertukar sapa, bertukar cerita hobi, atau membicarakan hal-hal yang tidak penting, seperti kenapa kau memakai celana merah ketika bajumu berwarna kuning, kenapa memakai kacamata hitam dan topi di dalam ruangan, atau hanya sekedar menjabarkan warna pelangi, intinya mereka akan membicarakan banyak hal sampai hal-hal absurb sekalipun. Entah kenapa mereka merasa cocok satu sama lain.
Dan tidak terasa sebulan pun berlalu, mereka mulai saling menceritakan mengenai kehidupan pribadi mereka. Jaejoong sempat merasa tertipu ketika tahu bahwa ternyata Yunho adalah seorang aktor dan model terkenal, tapi kemudian ia menyadari kalau sebenarnya justru ia lah yang tidak pernah mengikuti perkembangan di luar sana. Namun, hal itu tidak mengubah hubungan pertemanan mereka. Yunho selalu menjadi dirinya sendiri ketika bersama dengan jaejoong. Dan jaejoong pun mulai terbuka mengenai kehidupan pribadinya, ia pun tidak segan menjawab pertanyaan yunho mengenai Hyunjoong, meskipun ia masih belum menceritakan detail hubungannya dengan Hyunjoong dan tentunya jaejoong tidak akan menceritakan mengenai satu rahasia lainnya tentang dirinya, ia tidak ingin Yunho akan berubah ketika ia mengetahuinya kelak.
"Apa kau akan pergi lagi menemui jaejoong?" tanya Yoochun. Yunho baru saja menyelesaikan pekerjaannya sebagai model MV seorang penyanyi pendatang baru.
"Iya, bukankah aku tidak ada jadwal lagi hari ini kan?" tanya Yunho
"Tidak. Kau bebas sampai lusa. Nyonya memintaku untuk mengurangi aktivitasmu, katanya akhir-akhir ini kau jarang menghubunginya" ucap Yoochun
"Umma selalu menelponku setiap hari bila kau tidak lupa" balas Yunho
"Kau tidak pernah menelponnya lebih dulu" ucap Yoochun mengingatkan
"Umma akan menelponku di pagi-pagi buta, dan terkadang ia akan menelponku hanya sekedar memastikan aku sudah tidur di malam hari. Demi Tuhan, aku bukan lagi seorang anak kecil" keluh Yunho
"Setidaknya kau akan selalu menjadi anak kecil di mata Nyonya Jung" balas Yoochun
"Terkadang aku berharap, bisa bertukar nasib denganmu" ucap Yunho
"Aku tidak yakin Nyonya Jung mau memiliki anak sepertiku" balas Yoochun
"Ya, kau benar, bagaimanapun aku jauh lebih tampan darimu. Hahahaha... Aku pergi dulu Chun" ucap Yunho dengan wajah berseri
'Siapapun itu yang bernama Kim Jaejoong, kurasa aku harus berterima kasih padanya, setidaknya ia sudah menyadarkan Yunho kalau ia juga bisa tertawa lepas seperti yang lain dan banyak hal di dunia ini yang bisa ia rasakan jika ia mau membuka diri. Melihat sikapnya yang berubah dengan cepat, aku jadi ingin tahu siapa Kim Jaejoong itu' batin Yoochun
Yunho mengunjungi jaejoong di kedai kopi miliknya. Ia mulai memasuki kedai itu dan langkahnya terhenti ketika ia melihat ada kekacauan di dalam sana.
"Aku memintamu untuk menghindarinya bukan membunuhnya" teriak seorang Ahjumma
"Kau memintaku untuk tidak menemuinya dan aku menuruti kemauanmu Ahjumma, lalu kenapa sekarang kau meyalahkanku lagi" isak Jaejoong
"Karena kau, kaulah alasan anakku berusaha untuk bunuh diri, apa kau tidak tahu? Harusnya kalian tidak pernah bertemu" Lanjut Ahjumma
YOU ARE READING
Heartbeat Away
Fanfiction"Yang paling mengerikan dari sebuah kenyataan adalah ketika kau menyadari bahwa kau telah hidup dalam kenyataan itu sendiri. Dan ketika takdir mempermainkanmu dalam sebuah lingkaran pekat yang selalu menyeretmu kembali, kau hanya perlu menyadari, la...